Bukan apa-apa, melipir ke Klaten dari Jogja sebab ngincer UMBUL nya doang hahaha. Mana cuma sehari lagi! Abistu besoknya langsung cus ke Sidoarjo. Yaa begitulah punya suami mermaidman, bonding sama air. Eh saya juga sama sih.....si anak juga. Semuanya sekeluarga wuhuuu.
LOKASI
Morangan, Karanganom, Kec. Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah 57438. Letaknya di dalam gang-gang perkampungan, tapi insyaAllah gampang ditemukan ngikutin google maps. Aksesnya udah bagus, aspalan (yaaa adalah satu dua mah jeglongan ga fatal).
Hanya 8 menit dari stasiun Klaten, 7 menit ke Masjid Raya Klaten (dan pusat kota serta alun-alunnya). Keluar gang penginapan ada banyak warung makan dan mini market. Cukup strategis, kemana-mana deket.
WAKTU
Check in jam 14.00, checkout jam 12.00
FASILITAS PENGINAPAN
Parkir mobil di pekarangan depan gapura (tidak di dalam kompleks bangunan, parkir motor masuk ngelewatin kafenya, taman, gazebo.
FASILITAS KAMAR
TV, water heater, AC, (pada saat itu kami dapat) 2x single bed, nakas pendek. No fridge, no tea maker, no save deposit-box.
AMENITIES
Sabun dan sampo.
COMPLIMENTS
Air mineral.
WIFI & TV
TV not really okay, but the wifi so fine! Tidak lemot dan putus-putus. I love it.
HOSPITALITY
Kami dilayani dengan sangat baik sejak kedatangan hingga kepulangan, alhamdulillah. Karena bentukannya macem homestay, ga terlalu banyak ketemu staff sih. Sekali doang sama pak tukang kebun, yang ramah jawabin pertanyaan dari saya haha.
EXPERIENCE
Kami datang agak sorean, setelah sebelumnya dari stasiun harus ke tempat rental motor dulu. Alhamdulillah jaraknya dekat-dekat ga sampe 10 menitan. Begitu sampai kami langsung untuk check in. Kapten sih yang check in, saya ngiter hehe.
Abis check in, kami diarahkan untuk parkir motor di dalam, tepatnya di balik belakang bangunan lobi. Agak bingung, sebab ngelewatin kursi-meja cafe. Waktu itu sih ga ada orang, santai aja. Yang kikuk malemnya, pas mau masukin motor dan kudu ngelewatin cafe lagi, ada pengunjungnya. Disingkirin dulu lah kekursiannya supaya kami bisa lewat.
Emang agak pe er sih untuk parkiran ini. Mobil parkir di lahan kosong depan gerbang penginanapan, motor di dalam tapi lewatnya sempit.
Dah tuh, kami angkatin barang dan menuju kamar.
Waaaaah saya terpana. Kemarenan udah 2 kali nginep di tempat ala 'traditional oldie' di Bandung, tapi itu ga ada apa-apanya sama interior di sini. Bentukannya kaya rumah orang kaya jaman dulu yang dalemnya luas dan banyak kamar.
Yang mengejutkan adalah, di ruang tengah yang luas itu banyaaaaak (saya katakan, penuh) oleh berbagai macam hiasan dinding dan lantai yang UNIK dan NYENTRIK. Mulai dari lukisan, piring-piring hias di dinding, patung berbagai rupa dan ukuran di lantai, koleksi gelas antik di lemari, teko-tekoan, guci-gucian, lampu gantung, cermin, sofa, dan masih banyak lagi.
Ada yang dari kayu, kaca, marmer, keramik, tanah liat, waah seabrek-abrek lah.

I suspected one of them was urn🥲
Jujur-jujuran, saya khawatir sedikit karena begitu banyaknya patung di sini. Yaa sebab dalam Islam kan patung tuh menghalangi malaikat masuk. Dan beberapa tuh patung hewan yang realistis gitu. Saliha sampe ga berani jalan sendiri, minta digendong terus.
Pas siang-siang saya masih oke eksplor ruang tengah, mengamati masing-masing koleksi yang terpampang. Pas maleman, saya langsung ngacir ke kamar. Mana kamar saya paling belakang wkwkwk.
Diluar itu, saya kagum sih. Pasti butuh maintenance yang ekstra untuk setiap barang. Dan kalo diperhatikan, ini mah pasti mahal-mahal hahaha.

Okeee, lesgo ke kamar. Dibilangin sama petugas, handuk belum siap, nanti diantar ke kamar. Kami ga masalah.
Kuncinya masih pake anak kunci biasa. Pas masuk, wow. Pertama kalinya kami dapat yang macam ini. Jadi tuh kasurnya berdipan kayu ukuran single......ada dua.....tapi posisinya ga horizontal melainkan vertikal, memanjang. Lucu juga yah. Kami pisah ranjang deh :(
Tuh liat deh, kasurnya memanjang. Ada nakas pendek, dan meja kerja plus kursi di bawah TV.
Tentu saya sama Saliha, Kapten di kasur satunya. Dimaafkan, karena kasur dan bantalnya nyaman empukk.
AC bekerja dengan baik, dan wifi nya ga bikin ngamok. TV, ga bagus. Minusnya, area lantai sempit banget.
Kamar mandi, cukup lega. Area shower dan WC terpisah tembok seperti ruangan sendiri. Wastafel ada di dalam kamar mandi. Tersedia sabun dan sampo tempel, which I prefer. Karena lega dan lantainya ga licin, saya bisa senang-senang mandi dengan Saliha.
Abis bebersih dan beberes, kami strolling sebentar di area penginapan. Kebetulan ketemu pak tukang kebun yang lagi bertaman-taman (?).
Yang punya orang luar kota, hanya sesekali berkunjung dan punya kamar khusus (sambil nunjuk bangunan kecil yang terpisah dengan bangunan penginapan). Saya melihat ada kapel kecil di pojokan taman yang di kelilingi kolam kecil. Selain itu juga ada beberapa pohon buah yang subur. Sayangnya baru aja masa panennya lewat, huhu.
Halamannya cukup luas, dan masih ada area lagi di belakang. Katanya sih bakal dibangun kolam renang. Semoga lancar!
Pas keesokan harinya mau check out, baru saya bisa perhatikan lebih detail bangunan lobi. Ruangan luas berdinding kayu ukir, indah sekali. Di dalam, area resepsionis nyempil di pojokan. Sebabnya penuh sama peralatan gamelan Jawa. Lengkap banget sih.
Sayang, sebab corona ga ada pertunjukan. Kalo ga, diadakan tiap weekend.
Di depan lobi, ada mini cafe dan bar serta gazebo yang konsepnya anak muda banget. Kami ga sempat nongkrong sebab milih pergi ke alun-alun Klaten hehe.
Overall, it was such a special stay with the owner's distinctive collections.
RATE/NIGHT
Around IDR 150K. Harga bisa berbeda tiap waktu di website, bisa cek google maps untuk tahu perbandingannya.
The price was okay compared to the facilities and location.