Pondok Nyoman Bedugul adalah penginapan kelima yang kami singgahi. Semakin menjauh dari pusat keramaian Bali di daerah Kuta-Denpasar bawah sana. Kami maish ingin menjelajah salah satu dataran tinggi di Bali yang memiliki bentang alam indah.
LOKASI
Hotel ini berlokasi di Kabupaten Tabanan, Kecamatan Baturiti. Jarak dari bandara Ngurah Rai di Kuta ke sini, dibandingkan jarak dari penginapan sebelumnya di The Cave Hotel Kintamani, lebih dekat dari bandara. Padahal kalau dilihat dari maps, kelihatan lebih dekat dari Kintamani.
Soalnya muter guys. Dari Kintamani ke Baturiti ngelewatin daerah yang ga rame, naik turun, dan berkelok-kelok. Jadilah menghabiskan waktu sekitar 1 jam 40 menit di jalan. Tapiiii MaasyaaAllaah dapat cuaca cerah, sepanjang mata melihat hijau pepohonan dan biru langit terang banget!
Agak tricky untuk sampai di Pondok Nyoman ini. Titiknya sudah bener, cuma agak jauh dari jalan raya dan kudu ngelewatin pematang kecil yang hanya cukup sepeda motor 1. Tapi tetang aja, parkir mobil disiapin kok dekat jalan raya. Abistu jalan kaki bentar deh kepenginapan.
Beberapa tempat wisata yang dekat dengan penginapan adalah; Pura Ulun Danu Beratan, Danau Beratan, Air Terjun Banyumala, Kebun Bunga Gemitir (Marigold).
WAKTU
Waktu check in jam 14.00, check out jam 12.00
FASILITAS HOTEL
Restoran, kafe, kolam renang, gym, Balinese spa.
FASILITAS KAMAR
First thing first, ga ada tea maker. Nakas ukuran sedang untuk simpan barang, meja besar 1 meja kecil 1, kursi, semuanya terbuat dari kayu. Kasur ukuran queen lengkap dengan bantal dan selimut. Karpet dan gantungan jemuran di depan kamar, terbuat dari rotan.
Wastafel dan kamar mandi jadi satu area, ga ada pemisah antara dry dan wet area. Disediakan handuk.
AMENITIES
Sabun cair dan sampo.
COMPLIMENTS
Air mineral.
WIFI&TV
Wifi so so,yang penting ga putus-putus. TV okelah.....sejujurnya agak lupa karena lebih banyak waktu dipake ke luar.
HOSPITALITY
Saat check in kami dilayani oleh......kalau tidak anaknya ya keponakan, saya lupa, Pak Nyoman yang merupakan pemilik penginapan ini. Prosesnya manual ditulis di buku besar. Kami diantar ke kamar, bahkan sampai diberi pilihan mau kamar yang mana.
Sangat ramah!
EXPERIENCE
Alhamdulillah sampai di daerah Baturiti sekitar jam 2, ga bakal nunggu lama buat check in nanti. Nyocokin dengan gmaps, udah deket tuh....eh kelewatan gangnya. Cek lagi, ternyata ada papan kecil petunjuk arah ke Pondok Nyoman. Awalnya ragu mau nerusin masuk apa ngga, soalnya ngelewati pematang kebun yang lumayan tinggi ilalangnya.
Tapi ga lama, sekitar 2 menitan juga udah nyampe di depan gerbang Pondok Nyoman Bedugul. Dari depan kayak rumah biasa, parkiran motornya pun ga terlalu luas. Daripada masuk ke sebuah penginapan, lebih kayak sedang berkunjung ke rumah paman jauh.
Area kafe dan restoran, sekaligus rooftop.
Kami disambut ramah dan senyum oleh seorang bapak-bapak dengan baju santai, kelihatannya habis beresin taman. Bertanya apakah benar ini Pondok Nyoman, diiyakan, dan kami mengenalkan diri untuk proses check in. Ternyata beliau adalah Pak Nyoman, sang pemilik penginapan. Ngobrol sedikit tentang awal mula Pondok Nyoman, lalu kami di antar ke bagian penginapan yang disewakan.
Jadi guys.....bagian depan adalah area rumah pribadi Pak Nyoman, baru deh jalan agak ke dalam adalah area penginapan untuk tamu.
Semua fasilitas untuk tamu open space. Foto atas kiri ke kanan: Ruangan untuk spa. 'Koridor' penginapan, rimbun oleh tanaman. Foto bawah: Ruangan gym mini, ada; dumbbell, barbell, tikar (?), dan lain sebagainya.
Kata pertama yang pas untuk mendeskripsikan penginapan ini adalah: compact. Fasilitas-fasilitas yang ada letaknya berdekatan sebab area keseluruhan tidak terlalu luas. Seperti gym, kafe, dan resto, ada di 1 area bersebelahan.
Foto kiri atas bawah: 'Koridor' penginapan, dipenuhi berbagai macam tanaman di pot bawah dan gantung. Foto kanan atas bawah: Rooftop pada saat siang dan malam hari.
Turun tangga, kami melewati berbagai macam tanaman pot bawah dan pot gantung yang ditata sedemikian rupa. Rimbun, asri, dan padat. Ini bagaikan situasi rumah idaman saya ketika nanti punya rumah, penuh tanaman! Bahkan ada kolam kecil di sebelah sana dan situ. Seimbang banget yin dan yang nya.
Karena sedang sepi tamu, kami diberi kesempatan untuk memilih kamar yang akan ditempati. Yang turun ke bawah, pool view. Yang agak naik ke atas, mountain and rice field view.
Beberapa kamar dengan lokasi dan pemandangan berbeda.
Saya bilang, pilih yang atas aja. Selain karena view, juga biar ga capek gotong-gotong barang bawaan. Kapten setuju.
Sambil beres-beres barang, saya mengamati kamar yang akan kami tempati ini selama semalam. Lumayan luas, dengan furnitur kayu dan interior yang serba cokelat. Adem, tapi cenderung gelap. Masuk ke kamar mandi, wah.......ini kamar mandi terluas sih. Panjangnya selebar kamar.
Seperti interior kamar tidur, kamar mandi pun bernuansa cokelat.
Pertama masuk ada kaca dan wastafel, kemudian ke kiri ada toilet dan area shower. Saya memutuskan untuk cuci baju. Sebenarnya waktu di MaxOneHotel Ubud, udah pernah laundry, tapi kan baju terus dipake bergiliran....jadi ada lagi deh baju kotornya. Supaya ada stok baju bersih, karena ga bawa baju banyak juga. Daan.....di depan kamar ada jemuran baju, pas lah.
Setelah cuci baju, saya ada jadwal ngajar daring sampai maghrib.
Malamnya Kapten beli makan di luar, ayam penyet/pecel ayam. Sambalnya ada 2 macam, sambal tomat-cabe dan matah. Enaaakkk banget yang sambal matah huhu. Sayang waktu besok siang mau beli lagi, belum buka :(
Interior kamar tidur, udah diberantakin hehe. Tepat di seberang kasur itu ada jendela kaca besar (ga bisa dibuka), lalu atasnya ada TV.
Makan sudah, bersih diri sudah, saatnya tidur. Ga ada AC ga ada kipas, tapi ya ga perlu juga sih soalnya udah sejuk banget. Ini tempat tidurnya bukan kayak ala hotel yang putih-putih semua, menyesuaikan dengan tema penginapan: rasakan pengalaman seperti masyarakat Bali asli.
Keesokan paginya.....
I am amazed. Ketika buka pintu kamar, langsung tersaji pemandangan pegunungan yang jelas berdiri gagah, bagai memagari luasnya sawah. Kemarin siang kami datang kabut sudah turun, sehingga hanya bisa kelihatan sawah. Baru pagi ini saya lihat yang 'sesungguhnya'.
MaasyaaAllaah indah sekali.....
Dibalik kabut tebal kemarin siang, ada tiga gunung yang berdiri tegas menantang langit.
Suara ayam, burung, bersahut-sahutan ramai. Sepoi angin pagi yang segar dan sejuk saya hirup dalam-dalam. Melihat beberapa petani sudah turun ke ladang, saya saksikan dari balkon kamar. Tak lama keponakan Pak Nyoman yang kemarin melayani check up menyirami tanaman di pot gantung dekat kamar kami. It's a perfect morning!
Bisa banget saya lama-lama menikmati suasana ini. Tapii kami harus segera hit the road menuju suatu destinasi.
Long stroy short kembali ke penginapan tepat jam 12, kami bergegas beberes untuk check out. Kami dilayani dengan ramah dan baik saat pulang, didoakan pula yang baik-baik semoga selamat dan sehat sampai tujuan. Alhamdulillah.
Overall, Pondok Nyoman Bedugul adalah tempat yang tepat kalau mau ngerasain jadi orang lokal Bali semalam. Ga kayak lagi di penginapan, tapi numpang tidur di rumah paman jauh. Kata Pak Nyoman, sebelum Covid, ramai tamu yang datang sebagian besar adalah bule yang ingin healing. Sayangnya sekarang jadi sepi......
Semoga Bali segera pulih dan Covid berubah menjadi se 'jinak' influenza, aamiin.
Siang hari, kabut sudah turun dan menutupi pemandangan pegunungan. Siapa sangka ternyata dibaliknya ada tiga gundukan gunung?
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete