Kalau mau cari penginapan murah atau hotel budget, ke mana lagi kalo nggak cek lewat OYO. Bukan placement post nih, tapi emang beneran gitu. Dan setelah scroll atas bawah, akhirnya Kapten nemu penginapan OYO yang menurut saya, setelah lihat langsung, oke banget.
Namanya Cempoko Mulyo Homestay Syariah. Dari stasiun Yogyakarta cuma butuh waktu sekitar 6 menit berkendara motor. Pun di Gmaps sangat jelas titiknya, sehingga insya Allah, nggak bakal nyasar.
Penginapan ini lokasinya ada di tengah pemukiman warga, tapi sekeliling nya masih banyak sawah gitu. Pertama kali datang, disambut rumah Joglo kayu yang open space, yang merupakan lobi resepsionis.
Alhamdulillah proses check in nggak ribet. Setelah dapat kunci kami diantar ke kamar. Dari lobi menuju kamar, melewati jalan paving yang asri. Semakin ke dalam saya semakin kagum dengan desain kompleks penginapan ini.
Ada jajaran pohon mangga dan banyak sekali pot tanaman yang tertata Indah di seluruh penginapan. Tak hanya itu, kami juga disambut oleh kicauan burung, ternyata di sini banyak jenis burung yang dipelihara. Bahkan di salah satu rumah Joglo, di bawahnya ada kolam ikan yang cukup besar dengan banyak ikan koi juga kura kura.
Karena lelah dengan perjalanan, kami segera menuju ke kamar yang kamu pesan. Namanya Mawar. Jadi di penginapan ini bentuknya paviliun. Kebetulan bangunan paviliun kami ada dua kamar yang bersebelahan yaitu Mawar dan Kenanga.
Foto atas kiri ke kanan: Di atap ada ukiran tahun berdiri penginapan. Tiap kamar/paviliun ada namanya. Foto bawah kiri ke kanan: Ukiran unik di pinggiran atap. Jalan di samping bangunan lobi.
Dari luar, kita bisa lihat dindingnya menggunakan batu bata ekspos dengan rangka atap kayu berukir dan genteng tanah liat. Sangat sesuai dengan tema yang diusung, tradisional Jawa. Masuk ke dalam melalui pintu kayu dua daun, saya senang sekali dengan tata ruang dalam kamar.
Foto kiri ke kanan: Tampak depan paviliun kami, ada dua kamar yang dibatasi pagar ukir kayu pendek. Di teras tersedia dua kursi dan satu meja kayu.
Feel at home.
Lemari kayu besar di sebelah kanan dekat pintu, meja dan cermin di sebelah kiri. Yang unik, bagian kakinya menggunakan rangka mesin jahit jaman dulu. Di bagian tengah ada kasur ukuran queen berdipan pendek. Pas banget buat saya yang bawa anak kecil, nggak takut jatuh.
Ukuran kamar cukup lega, bersih, dan rapi.
Di seberang kasur ada meja panjang dan di atasnya menempel tv dinding. Sayangnya saluran TV nggak terlalu bagus, alias burek bangett. Ke sebelah kiri terdapat meja (lagi) yang nggak terlalu lebar, di atasnya ada compliment berupa air mineral teh gula kopi gelas dan tea maker. Uniknya gelas yang di sediakan adalah mug enamel jadul.
Sebelum masuk pintu kamar mandi, ada wastafel kecil di sebelah kanan. Nah kamar mandi ini, saya suka banget konsepnya. Bukan seperti standar hotel tapi ala rumahan banget banget. Ada WC duduk, hand shower, dan yang paling bikin mirip rumah sendiri: ada bak air. Amenities nya lengkap. Lucunya, nggak pake shampo hotel biasanya gitu tapi shampo sachet.
Lucu bangettt, baru pertama kali nih nemu penginapan yang samponya sachetan kaya gini.
Malamnya kami keluar cari makan di sekitar penginapan. Nggak perlu jauh-jauh, belok ke kiri lurussss udah ketemu jalan raya besar dengan jajaran kedai makanan. Nggak cuma makanan berat kaya sate nasi goreng tapi juga ada Chatime, Fore, dan lain-lain.
Alhamdulillah malam itu kami bisa tidur dengan nyenyak karena AC nya dingin.
Keesokan paginya waktu subuh saya bangun dan sholat seperti biasa. Buka pintu, agak kaget sih. Terbiasa dengan cuaca Lembang yang dingin, subuh di Jogja kerasa anget hehe.
Meski gitu menyenangkan sekali bisa dengar kicauan burung bersahut-sahutan yang merdu menemani pagi. Saya perhatikan memang ada beberapa jenis burung, pantas kicaunya berbeda-beda. Ada kakak tua, nuri, dan beberapa yang saya tidak tahu jenisnya.
Hmmm sejujur-jujurnya dari lubuk hati yang paling dalam, saya kasihan lihat burung-burung tersebut. Terkungkung dalam kamdang sempit, padahal alaminya mereka terbang bebas kesana-kemari.
Saya sempat jalan kaki sendirian di sekitar penginapan. Seperti yang saya bilang sebelumnya, penginapan ini lokasinya ada di tengah kota, tapi khususon di sekitar OYO Cempoko malah banyak sawah di kanan kirinya.
Makan pagi? Nggak perlu risau karena kalau belok ke sebelah kanan itu banyak banget warung warung makan, jajanan, kedai-kedai kecil yang udah buka. Pilihan saya jatuh pada soto ayam, alasannya supaya bisa nyuapin anak pakai makanan yang hangat dan berkuah.
Kiri ke kanan: Jajanan pasar, harga standar. Soto seporsi 8000 rupiah.
Udah tuh saya pesan satu porsi tambah tempe dan telur puyuh. Ketika bayar, kaget dong karena semangkok sotu ayam cuma 8000 rupiah. Padahal menurut saya porsinya dan suwiran ayamnya banyak.
Karena rencananya pagi ini juga menuju Magelang, maka setelah makan pagi kami langsung berbenah, bebersih, dan istirahat sebentar. Sambil menunggu Kapten mengambil beberapa footages, Saliha tidur, saya punya waktu untuk lihat lihat dalam penginapan.
Jadi penginapan ini dikelola oleh satu keluarga, baru dioperasikan tahun kemarin. Masih tergolong baru lah.
Dengan harga sekian rupiah, fasilitas yang didapat, lokasi, dan hospitality, kiranya penginapan ini sangat saya sarankan bagi teman-teman yang akan atau punya rencana mengunjungi Jogja. Terutama bersama keluarga besar sih, karena bakal puas dan lega bawa anak kecil. Plus ada banyak binatang peliharaan.