
"Sabtu minggu depan kita ke Dufan ya, aku ada acara blogger."
"Iyaaa aku mau! Emang gimana ntar acaranya?"
"Ya seru-seruan bareng banyak blogger gitu sih, tapi ntar kaya ada briefing sedikit karena kan sekalian pembukaan area wahana baru."
"Siapa aja yang ikut?"
"Ada sih, ini di grup." Raut senang di wajah saya berangsur hilang berganti tegukan ludah. Ada beberapa nama yang saya tahu merupakan teman dekat Rumput, aduh mati aku!
"Kamu kenapa?"
"Ngga papa, takut aja. Eh Rumput, apa kita pura-pura ga kenal aja ya?"
"Apaan sih? Suka aneh bocah." Kata Rumput sambil menggandeng saya menuju loket untuk mendapatkan tiket gelang.
Tapi seriusan deh, saya takut. Saya takut bertemu dengan orang-orang yang merupakan kenalan Rumput. Apalagi sebagai istrinya. Saya tidak ada masalah berhadapan dengan orang baru. Selama ini saya merasa bebas memilih untuk bersikap cuek (tidak banyak bicara) atau ramah (basa-basi mengobrol). Yeah I have that kind of personality. Akhirnya, banyak teman yang mengatakan bahwa sikapku sangat berbeda saat berkomunikasi di media sosial dan bertemu langsung.
'Ternyata lebih berisik aslinya ya!' atau 'Kamu ga secerewet di DM deh, lebih kalem waktu ketemu langsung.' Yaa tergantung siapa yang ditemui sih.
Oke kembali ke rasa takut tadi. Dulu kan membawa diri sendiri, tapi ini berbeda karena mau tidak mau PASTI terbesit, 'oh jadi ini istrinya.....' Dan saya khawatir kalau malah salah sikap. Saya tahu, harusnya bersikap biasa saja, ramah memperkenalkan diri layaknya (anggap saja) bertemu teman baru. But on that day my introvert side took over, I felt so nervous.
"Mana aja yang Rumput kenal?"
"Itu si A, itu si B, si C sebelahnya, trus itu D." Deg-degan, saya ngintil Rumput mendekati seorang temannya.
"Wee apa kabar Leon? Berdua aja nih?"
"Baik baik. Iya nih, berdua aja. Eh trus ini gimana?"
"Ntar lu ke tenda sana aja, tanda tangan dulu."
"Oke sip sip, kesana dulu ya."
"Yaudah, gue duluan ya. Ntar kalo udah gabung aja tuh sama anak-anak." Kata teman Rumput sambil menunjuk sekelompok orang yang sedang berteduh di bawah pohon. Saya? Cuma bisa meringis nunduk dalem banget. Rasanya pingin terbang balik ke Bogor, rebahan.
"Rumput aku maluuu, aku nunggu di sana aja ya."
"Kamu kenapa sih? Yaudah nanti aku nyusul." Sambil tetep nunduk-nunduk, saya berdiri di bawah pohon jauh dari keramaian. Iya, biasanya saya cuek aja sama lingkungan sekitar. Bukan lagi 'males' sama orang, hanya............ã…¡throw another excuseã…¡ phew. Tapi saya maafkan diri saya sendiri, gapapa merasa gugup bertemu orang baru dan tidak banyak bicara, bukan berarti saya buruk, toh tidak ada yang dirugikan.
"Iyaaa aku mau! Emang gimana ntar acaranya?"
"Ya seru-seruan bareng banyak blogger gitu sih, tapi ntar kaya ada briefing sedikit karena kan sekalian pembukaan area wahana baru."
"Siapa aja yang ikut?"
"Ada sih, ini di grup." Raut senang di wajah saya berangsur hilang berganti tegukan ludah. Ada beberapa nama yang saya tahu merupakan teman dekat Rumput, aduh mati aku!
........
Hari Sabtu akhirnya datang. Dari stasiun Bogor, turun di Jakarta Kota kemudian naik ojol sampai pintu masuk sebelah selatan. Begitu turun dari ojol, mata saya awas memperhatikan sekeliling."Kamu kenapa?"
"Ngga papa, takut aja. Eh Rumput, apa kita pura-pura ga kenal aja ya?"
"Apaan sih? Suka aneh bocah." Kata Rumput sambil menggandeng saya menuju loket untuk mendapatkan tiket gelang.
Tapi seriusan deh, saya takut. Saya takut bertemu dengan orang-orang yang merupakan kenalan Rumput. Apalagi sebagai istrinya. Saya tidak ada masalah berhadapan dengan orang baru. Selama ini saya merasa bebas memilih untuk bersikap cuek (tidak banyak bicara) atau ramah (basa-basi mengobrol). Yeah I have that kind of personality. Akhirnya, banyak teman yang mengatakan bahwa sikapku sangat berbeda saat berkomunikasi di media sosial dan bertemu langsung.
'Ternyata lebih berisik aslinya ya!' atau 'Kamu ga secerewet di DM deh, lebih kalem waktu ketemu langsung.' Yaa tergantung siapa yang ditemui sih.
Oke kembali ke rasa takut tadi. Dulu kan membawa diri sendiri, tapi ini berbeda karena mau tidak mau PASTI terbesit, 'oh jadi ini istrinya.....' Dan saya khawatir kalau malah salah sikap. Saya tahu, harusnya bersikap biasa saja, ramah memperkenalkan diri layaknya (anggap saja) bertemu teman baru. But on that day my introvert side took over, I felt so nervous.
"Mana aja yang Rumput kenal?"
"Itu si A, itu si B, si C sebelahnya, trus itu D." Deg-degan, saya ngintil Rumput mendekati seorang temannya.
"Wee apa kabar Leon? Berdua aja nih?"
"Baik baik. Iya nih, berdua aja. Eh trus ini gimana?"
"Ntar lu ke tenda sana aja, tanda tangan dulu."
"Oke sip sip, kesana dulu ya."
"Yaudah, gue duluan ya. Ntar kalo udah gabung aja tuh sama anak-anak." Kata teman Rumput sambil menunjuk sekelompok orang yang sedang berteduh di bawah pohon. Saya? Cuma bisa meringis nunduk dalem banget. Rasanya pingin terbang balik ke Bogor, rebahan.
"Rumput aku maluuu, aku nunggu di sana aja ya."
"Kamu kenapa sih? Yaudah nanti aku nyusul." Sambil tetep nunduk-nunduk, saya berdiri di bawah pohon jauh dari keramaian. Iya, biasanya saya cuek aja sama lingkungan sekitar. Bukan lagi 'males' sama orang, hanya............ã…¡throw another excuseã…¡ phew. Tapi saya maafkan diri saya sendiri, gapapa merasa gugup bertemu orang baru dan tidak banyak bicara, bukan berarti saya buruk, toh tidak ada yang dirugikan.

Proses registrasi selesai, selanjutnya para peserta menunggu arahan panitia. Beberapa kali Rumput menyapa dan disapa. Saya? Bersembunyi di belakang punggungnya sambil tetap nunduk, refleks. Atau mungkin karena ini pertama kali kami go public? Eww.
Sekitar jam 11, panitia mengarahkan para peserta berbaris masuk ke area wahana. Dari yang kulihat di daftar, ada sekitar 70 blogger yang berpartisipasi, belum lagi pendamping (kerabat atau teman) yang diajak. Bisa kebayang gak gimana antriannya? Apalagi matahari Jakarta Utara seakan bermitosis, beuh. Saya tuh kasihan sama yang bawa anak kecil, keringatnya sampai basahin baju.
Alhamdulillah, setengah jam kemudian kami sudah berada di dalam Dufan. Panitia mengarahkan kami untuk berkeliling di area Dunia Kartun. Area yang baru dibuka ini merupakan inovasi Dufan untuk memfasilitasi anak-anak dan keluarga yang ingin menikmati serunya wahana adrenalin.

//turbo drop//paralayang//
Saat berkeliling, para blogger termasuk Rumput mulai sibuk potret sana-sini untuk mengumpulkan konten. Saya sebagai 'pendamping' cukup santai menikmati kegiatan jalan-jalan ngiterin area Dunia Kartun sambil sesekali membantu Rumput ambil foto.
Dunia Kartun Dufan menurut saya lumayan eye-catching dengan pemilihan warna-warni cerah mencolok dan arsitektur bangunan yang cukup unik. Wahana-wahana yang tersedia juga cukup seru untuk anak-anak yang suka dilempar-lempar ke udara, hehe.
Selanjutnya kami masuk ke rumah Hello Kitty. Di sini para blogger akan diberi short briefing dan sekilas info. Sebenarnya yang wajib mengikuti kegiatan ini adalah blogger yang terdaftar, pendampingnya mah ga wajib. Tapi ya saya sendirian main di luar kan ga asyik. Jadilah saya ikut mendampingi.
Acara berakhir tepat ketika waktu zuhur tiba. Saya dan Rumput menuju musala untuk menunaikan salat, sekalian zuhur dan asar. Kemudian kami beranjak ke kedai makanan dan minuman, mengisi tenaga sebelum berjuang antre di berbagai wahana. Alhamdulillah dapat kupon konsumsi 200.000.

//baling-baling//karavel//musholla//
Sekalian berada di Dunia Kartun, kami mencoba beberapa wahana di sini. Tidak semuanya, karena ada yang dikhususkan untuk anak kecil.
Saya itu sukaaaa sekali dengan wahana yang memicu adrenalin. Apalagi dengan kecepatan tinggi, ada sensasi dilempar ke udara, diputer-puter, seketika di atas seketika di bawah, pokoknya semacam itu deh. Meski rasanya jantung mau copot, tapi after effect nya pasti ketawa bahagia. Untungnya Rumput juga suka wahana yang seperti ini, jadi kami bisa berbagi momen bersama.
Momen paling lucu adalah; Rumput berteriak keras saat badan kami dilempar dan diputar-putar sedang saya tertawa sampai sakit perut. Begini teriaknya; aaAAAaaaaaAaaaAa. Yagitu.

//roller coaster//meet my online friend//ontang-anting, a big no ride//
Di antara berbagai macam wahana, saya paling ga bisa naik yang muter-muter doang (seperti gambar di atas sebelah kanan). Pasti ujung-ujungnya mual dan redanya pasti lama. Tapi karena dipaksa Rumput, yaudahlah. Bukan karena takut, tapi gerakannya yang stagnan bikin penglihatan jadi pusing. Alhasil, setelah naik wahana itu saya harus duduk istirahat dulu hampir 20 menit.
Pada saat kami hendak melanjutkan jalan-jalan ke wahana yang lain, tiba-tiba nama saya dipanggil oleh seseorang dari kejauhan. Awalnya gak ngeh, eh ternyata kak Nidy! Beliau adalah seorang travel blogger yang kukenal beberapa tahun laluã…¡tentunya lewat blog juga. Selama ini kami hanya berkomunikasi lewat media sosial, tidak menyangka hari ini bisa bertemu langsung. Kak Nidy orangnya baik dan ramah, kami pun foto bersama ehe.
Setelah ngobrol singkat, saya dan Rumput pamit.
Kemana? Tentu saja roller coaster!
Roller coaster adalah wahana yang wajib banget dicoba kalau main ke taman bermain seperti ini. Dari kejauhan aku bisa melihat kereta roller coaster yang meliuk-liuk cepat di relnya. Daan bisa ditebak dong antreannya, mengular sampai ke luar jalur yang disediakan. Tapi demi merasakan sensasi super menyenangkan, kami rela antre. Antre yang tertib, karena kita banga beradab, betul?
To be honest, sempat mau tumbang saat antre karena lamaaa banget. Berdiri-geser-nunggu-geser-nunggu-geser-jongkok karena cape-berdiri-geser-jongkok-berdiri-geser. Begitu terus hingga sejam lebih!
Antre dari jam 3, akhirnya sekitar jam 4 giliran kami naik. Posisi yang paling saya suka kalau tidak di paling depan ya paling belakang. Tapi karena sudah ada penumpangnya, jadilah kami duduk di tengah. It's okay, it's gonna be fun anyway!
Awalnya kereta berjalan pelan, kemudian berbelok dan menanjak. Berbelok lagi dan meluncur ke bawah dengan kecepatan tinggi. Rumput berteriak keras, saya terkikik geli. Kereta terus melanju kencang hingga terbalik mengikuti rel yang berbentuk lingkaran. Wah rasanya bahagia sekali diterpa angin kencang. Tapi semua itu harus berakhir kurang dari semenit, atau semenit pas? Gila sih, antre sejam naiknya cuma semenit.
Tapi puasss!
Kemana? Tentu saja roller coaster!
Roller coaster adalah wahana yang wajib banget dicoba kalau main ke taman bermain seperti ini. Dari kejauhan aku bisa melihat kereta roller coaster yang meliuk-liuk cepat di relnya. Daan bisa ditebak dong antreannya, mengular sampai ke luar jalur yang disediakan. Tapi demi merasakan sensasi super menyenangkan, kami rela antre. Antre yang tertib, karena kita banga beradab, betul?
To be honest, sempat mau tumbang saat antre karena lamaaa banget. Berdiri-geser-nunggu-geser-nunggu-geser-jongkok karena cape-berdiri-geser-jongkok-berdiri-geser. Begitu terus hingga sejam lebih!

Antre dari jam 3, akhirnya sekitar jam 4 giliran kami naik. Posisi yang paling saya suka kalau tidak di paling depan ya paling belakang. Tapi karena sudah ada penumpangnya, jadilah kami duduk di tengah. It's okay, it's gonna be fun anyway!
Awalnya kereta berjalan pelan, kemudian berbelok dan menanjak. Berbelok lagi dan meluncur ke bawah dengan kecepatan tinggi. Rumput berteriak keras, saya terkikik geli. Kereta terus melanju kencang hingga terbalik mengikuti rel yang berbentuk lingkaran. Wah rasanya bahagia sekali diterpa angin kencang. Tapi semua itu harus berakhir kurang dari semenit, atau semenit pas? Gila sih, antre sejam naiknya cuma semenit.
Tapi puasss!

//bianglala-kincir raksasa-ferris wheel//
Mendinginkan euforia naik roller coaster, kami berjalan-jalan menikmati danau Dufan. Tadi siang panasnya ampun-ampunan, menjelang sore ternyata lumayan sejuk dan sedikit berangin.

//ontang-anting at night//hysteria//ferris wheel at night//
Wahana asyik terakhir yang kami coba adalah hysteria. Karena sudah cukup sore alhamdulillah kami tidak antre lama. Sayangnya tidak diperbolehkan membawa kamera jenis apapun, padahal pemandangan sebagian Jakarta Utara saat naik ke atas terlihat indah sekali, termasuk pantai Marina Ancol di ujung sana. Saya sangat menikmati angin menerpa jilbab sebelum kami dihempaskan kembali ke bawah.
Again, Rumput's scream was the one made me laugh.
Dan sebagai penutup, kami antre naik bianglala saat langit mulai menggelap. Antrenya? Sejam juga ga kalah dengan roller coaster, ehe. Saat giliran kami tiba, saya sudah tidak sabar melihat pemandangan di atas nanti. Dan benar saja, kelap-kelip cahaya lampu di seluruh penjuru Dufan tersajikan indah di bawah sana. Tidak ada jeritan atau tawa, saya dan Rumput terdiam menikmati momen. Lelah iya, tapi bahagia!

Memanfaatkan sisa kupon konsumsi, sayangnya tidak ada lagi kedai makanan berat yang buka, akhirnya kami membeli Thai tea dan sosis jumbo untuk pengganjal perut sebelum pergi ke penginapan.
Kami ke luar dari area Dufan sekitar jam 8 malam, berdua menyusuri jalan mencari Hotel Oyo yang telah dipesan sebelumnya. Berbekal tanya pak satpam, saya dan Rumput akhirnya menemukan Hotel OYO 1422 My Home. Ternyata lokasinya sedikit berbeda dengan yang tertera di google maps, lokasi yang benar yaitu di area kompleks Apartemen Mediterania Marina.

Hotel Oyo 1422 My Home terbilang cukup strategis. Hanya berjarak sekitar 15 menit jalan kaki dari taman bermain Dufan, dan satu area dengan beberapa convenience stores. Jadi kalau menginap di sini tidak perlu khawatir akan keperluan dasar seperti makanan ringan dan alat mandi tambahan. Selain itu bangunannya masih baru, lingkungan bersih, aman, tenang juga dekat dengan jalan raya.
Alhamdulillah saat memesan dapat promo sehingga hanya perlu membayar seratus ribu saja. Kami mendapat kamar dengan fasilitas berupa kasur empuk, TV, air mineral, wifi, dan toiletries. Kamarnya tidak terlalu luas, tapi untuk kami berdua sudah sangat cukup. Yang membahagiakan adalah wifi kencang dan sinyal TV bagus, AC dingin, toilet bersih, serta pemanas air bekerja dengan baik. Tidak lupa terimakasih kepada mamas resepsionis yang ramah dan santai, hehe.
Malam itu kami beristirahat dengan nyaman dan nyenyak setelah membersihkan diri.
..........
Omong-omong soal akomodasi, Hotel Oyo Indonesia selalu menjadi andalan kami saat sedang bepergian kemana saja atau sekadar staycation. Selain karena hotelnya sudah banyak tersebar di Indonesia, promo di aplikasi Oyo juga ga ada habisnya. Saya sudah buktikan sendiri ketika main ke Surabaya, Sukabumi, Jakarta, dan Bogor. Ngga pernah ngga dapet promo.
Bahkan kami pernah mendapat promo bayar cuma SERIBU di Hotel Oyo 164 Ang's Residence Surabaya dengan fasilitas oke plus wifi.
Saya sih kalau dapat voucher 70% dari Hotel Oyo Indonesia jujur saja cuma punya satu keinginan; beristirahat dengan nyaman, tenang, nyenyak, dan tentunya ga menguras kantong alias murah. Apalagi saya dan Rumput lumayan sering bolak-balik menghadiri acara di Jakarta sementara domisili kami di Bogor. Setelah mengikuti acara yang lumayan padat seharian, ampun-ampunan deh mengingat suasana KRL Jakarta-Bogor di sore hari. Baru dipikirkan saja rasanya mau angkat tangan saja, huhu.
Contohnya kemarin, kebetulan saya dan Rumput menghadiri acara yang sama pada hari Jumat dan Sabtu. Daripada bolak-balik Bogor-Jakarta, kami lebih memilih untuk cari hotel murah di Jakarta saja. Pilihannya? Ya OYO. Dengan harga ekonomis, kami bisa mendapatkan hotel dengan fasilitas yang nyaman dan memadai.
Bahkan kami pernah mendapat promo bayar cuma SERIBU di Hotel Oyo 164 Ang's Residence Surabaya dengan fasilitas oke plus wifi.
Saya sih kalau dapat voucher 70% dari Hotel Oyo Indonesia jujur saja cuma punya satu keinginan; beristirahat dengan nyaman, tenang, nyenyak, dan tentunya ga menguras kantong alias murah. Apalagi saya dan Rumput lumayan sering bolak-balik menghadiri acara di Jakarta sementara domisili kami di Bogor. Setelah mengikuti acara yang lumayan padat seharian, ampun-ampunan deh mengingat suasana KRL Jakarta-Bogor di sore hari. Baru dipikirkan saja rasanya mau angkat tangan saja, huhu.
Contohnya kemarin, kebetulan saya dan Rumput menghadiri acara yang sama pada hari Jumat dan Sabtu. Daripada bolak-balik Bogor-Jakarta, kami lebih memilih untuk cari hotel murah di Jakarta saja. Pilihannya? Ya OYO. Dengan harga ekonomis, kami bisa mendapatkan hotel dengan fasilitas yang nyaman dan memadai.
Gw banget ini mbak. Kalo lagi duafa gak jauh-jauh dari OYO, Airy, RedDoorzs. Kalo lagi berduit baru pilih hotel rada bagusan dikit (dikit doang), wkwkwk.
ReplyDeleteSelqma masih ada mushola. Disitulah kami menginap. Inget jaman sekolah dulu. Main kemana aja nginepnya mushola :D
DeleteKalo dulu bareng oom tante, masih kecil kek botol nginepnya ya di pom bensin xD
DeleteBagusan mah kalo dapet voucher wkwkwkw.
Deletepas masih umur belasan main ke DUFAN seneng banget semua wahana pengin dicobain
ReplyDeleteBegitu udah 20 something main apa dikit rasanya jantung loncat sampe kaki
keknya nambah umur nyali makin ciut :(
Dulu malah ada saat ketika aku terlalu pendek, sehingga diminta minggir oleh petugas tepat pas mau naik padahal udah antre lama :"
DeleteSejak saat itu bertekad kuat pada diri sendiri: aku harus tinggi supaya bisa naik beginian! Alhamdulillah now I'm all in xD
Belum pernah ada yang ngajakin ke Dufan nih huhu. Btw saya pernah ketemu Mbak Nidy juga sekali waktu di Jogja. Orangnya lucu juga wkwk
ReplyDeleteLucu dan asik, jadi ngga kagok hehe.
DeleteShout out ka Nidy!
Tahun depan kalau ada blogger day ke Dufan lagi semoga bisa ngikut/diajak hehe.
wah seru juga ya ke dufan, saya belum pernah ke tempat wahana yang cukup terkenal ini, kapan2 lah pengen kesana juga.
ReplyDeleteDufan memang seterkenal itu. Bahkan sedari kecil, ketika tinggal di Jawa Timur.
DeleteYa gimana, kadang iklannya seliweran di TV (jaman masih punya TV hehe).
Dulu pernah sekali ke Dufan. Rasanya seharian tegang, takut. Hehehe. Kayaknya nggak bakal kepengn ke sana lagi walaupun gratisan. Iya, cemen banget wkwk
ReplyDeleteSaya juga rasanya mau nyerah aja waktu siang-siang, ngga tahan panasanya >_<
DeletePas sore tuh, semangat 45 hehe.
Not cemen, just not your cake.
Jadi inget keseruan tahun lalu ke dufan dua kali barneg keluarga dan kemudian bareng temen-temen
ReplyDeleteMasih dengan status single
#Penting
Kalau tahun depan ke dufan lagi, statusnya udah unavailable kan p'?
Delete#siap!
daripada pulang jauh2 ya mba, nginep dulu pake oyo abis main di wahana dufan. hehe
ReplyDeleteIya beneeeur. Sebenernya saya ga masalah sih langsung pulang. Tapi udah kemaleman, jadi yawislah istirahat dulu hehe. Apalagi dapet voucher OYO jadi cuma 100ribu!
DeleteSelalu gemas ketika zahra manggil masnya "rumput". Hihi.
ReplyDeleteKalimat yang ini entah kenapa bikin saya ngakak "Saya? Cuma bisa meringis nunduk dalem banget. Rasanya pingin terbang balik ke Bogor, rebahan."
Ya Allah kaum rebahan terpanggil, untuk ikut rebahan. Hahhaha.
Eh iya, aku juga kayak kamu. Suka banget sama wahana yang memacu adrenalin, tapi big no no untuk wahana yang muter2 karena langsung pusing.
Aku terakhir ke dufan blm ada dunia kartun, dan roller coasternya masih rusaaak. Huaaa. Ingin kesana lagi.
(Sebelum balik ke Malang).
DeleteSatu-satunya panggilan 'sayang' yang ga cringe ya Rumput. Duh tolong maafkan saya mas :"
DeleteKuy lah rebahan bareng kak hehe. Gatau nih, aku ada sedikit sifat takut orang.
We tos lah! Kalo udah main yang muter-muter, main wahana lainnya jadi ga fit, kan sayang huhu.
YUUUUUUUUUUKK ke Dufan lagi! Tapi aku maunya pas siang mendung sih biar ga panas ya Allah :(
Hi Zahra, ahh jadi ingat aku dulu juga pernah main2 kesini dan kamu masih bocah haha
ReplyDeleteeh sekarang udah sama rumput.. kok rumput sih :D, selamat ya atas pernikahannya!
duhh ke Dufan pas tahun 80an, setelah itu udah ga pernah lagi ha ha ha! jadi pingin pulang kampung!
Hahaha, saya juga masih terus mencari alasan yang tepat dibalik panggilan Rumput. Terimakasih kak ^^
DeleteAlhamdulillah sekarang sudah besar, bisa cobain semua wahana XD
Waduh tahun 80 an bahkan saya belum direncanakan untuk dihadirkan ke bumi ^^"
udah lama euy ngga ke dufan. keliatannya makin bagus dan makin asik ya
ReplyDeleteYeap, ada beberapa inovasi wahana baru yang wajib dicoba! :D
Delete