
Di Indonesia, perempuan berjilbab bukan hal yang aneh. Tidak akan mengundang pandangan ingin tahu karena sudah menjadi hal lumrah, banyak ditemukan di mana-mana. Tapi.....bagaimana dengan negara lain? Sayangnya pada beberapa wilayahㅡnon muslim khususnyaㅡdi era modern ini, jilbab masih diartikan sebagai oppression (penindasan) Islam kepada kaum perempuan.
Apakah benar begitu?
_________________________
Saya main blog sejak SMP, berawal dari tugas guru TIK. Tulisannya campur aduk antara huruf kecil, kapital, dan angka. Kalau kehilangan ide, copas saja dari blog lain tanpa mencantumkan sumber. Iya, aku dulu se bar-bar itu.
Hingga kemudian tahun 2014 aku memulai kehidupan baru; bangku kuliah. Jadwal kuliah yang fleksibel dan ketidakberminatan menjadi aktifis kampus membuatku punya banyak waktu luang. Eh tapi nggak aktif di kampus bukan berarti aku cupu dan apatis. Aku ikut organisasi kok, tapi bukan yang biasanya demo sih melainkan bagian galang dana, huehehe.
Lagian, sebagai mahasiswa, menjadi agent of change ga harus selalu lewat organisasi formal kan?
Akhirnya, ada banyak kegiatan yang aku pilih untuk mengisi kekosongan, antara lain; jualan online dan offline, ngajar ngaji, ngelesin kecil-kecilan, dan ngeblog. Terutama ngeblog, bagiku adalah sebuah wadah yang pas untuk berbagi dan berkreasi. Aku bisa meruahkan isi kepala, menyajikan visual yang menarik, dan berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai wilayah. Jadilah aku mahasiswa kupula-kupula, kuliah-pulang-laptopan. Apalagi ditunjang wifi kontrakan yang kenceng hehe.
Sejak saat itu aku mulai memperbaiki tampilan blog, mengubah domain menjadi TLD, belajar SEO, blogwalking untuk kenalan, dan bergabung banyak komunitas blogger. Salah satunya adalah Indonesian Hijab Blogger dengan logonya pinknya. Aku mengisi formulir dan menyematkan logo pada widget, berharap bisa mendapatkan lingkaran pertemanan yang satu visi-misi.
Sayangnya bila IHB mengadakan acara, aku tidak bisa ikut karena nun jauh di sana sedangkan aku di sini. Huhu sedih, hanya dapat melihat keseruannya dari media sosial. Sampai kemudian aku tak lagi mendengar bagaimana kabar komunitas ini......

Tahun-tahun berlalu, tanggal 19 Maret 2019 aku menerima sebuah surel berisi "Gabung Jadi Member IHB Yuk!". Waaa hati senang berseri, komunitas ini bangkit kembali! Aku mengisi formulir dan kembali menyematkan logo baru pada widget (yang sebelumnya aku hapus karena kupikir komunitas ini sudah hilang). Aku yang pada saat itu sedang entup-entup an ngeblog jadi tersengat kembali semangatnya.
Apalagiiii, 28 September lalu IHB mengadakan acara Muslimah Berkarya: Lillah, Ma'allah, Ilallah, sekaligus sebagai perayaan milad IHB yang kelima tahun.
Qadarullah tahun ini aku pindah domisili ke Bogor. Jadi ketika tahu acara ini diadakan di Hotel Ibis Styles Jakarta Simatupang, aku langsung mendaftar. Meski lumayan jauh, alhamdulillah tertempuh. Jujur saja, sebenarnya aku tidak punya ekspektasi apa-apa mengenai materi acara dan para pembicaranya (hehe). Hanya sebatas penasaran, emang gimana sih rasanya kumpul bersama orang-orang yang punya kesamaan berpakaian (hijaber) dan aktifitas (ngeblog)?
BAGAIMANA RASANYA MENIKAH?
Berangkat dari Bogor jam 7.30, alhamdulillah sampai dengan selamat di Hotel Ibis tepat jam 9.30. Diantarkan oleh seorang pegawai hotel menuju lantai M, tempat diselenggarakannya acara. Setelah registrasi aku duduk manis di atas bantal oranye, siap mengikuti acara. Tak lupa, senyum dan berkenalan tipis-tipis dengan beberapa orang.
Berangkat dari Bogor jam 7.30, alhamdulillah sampai dengan selamat di Hotel Ibis tepat jam 9.30. Diantarkan oleh seorang pegawai hotel menuju lantai M, tempat diselenggarakannya acara. Setelah registrasi aku duduk manis di atas bantal oranye, siap mengikuti acara. Tak lupa, senyum dan berkenalan tipis-tipis dengan beberapa orang.

Jam 10 lewat sedikit, acara dimulai. Mini talkshow "How To Promote Your Content on Social Media" dibawakan oleh Andiyani Achmad (blogger, content creator, dan social media enthusiast) dan Dian Ayu (freelance MUA, content creator, dan beauty enthusiast). Kak Andiyani menjelaskan secara detail hal-hal teknis mengenai algoritma beberapa media sosial seperti Instagram dan Facebook.
Sebagai orang awam hal beginian, penjabaran kak Andiyani mantul sekali karena disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti plus contoh sederhana. Apa itu impressions, reach, engagement? Bagaimana cara mengiklankan postingan di Facebook atau Instagram? Apa pengaruh likes, comments, followers, visit profile, Instagram story pada akun? Bagaimana cara mempromosikan konten yang baik secara organik?
Wah, new insight banget nih buat aku. Apalagi kak Andiyani sudah bertahun-tahun menggeluti dunia promosi digital. Ditambah dengan pengalaman kak Dian sebagai content creator yang followers nya sudah banyak. Bagaimana membuat konten yang baik? Mengapa harus konsisten? Apa tips dan trik sehingga banyak diikuti orang? Mending ngikutin yang sedang viral atau idealis?

Menjelang siang, para peserta diajak tur keliling hotel Ibis Styles, asik! Kami dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing terdiri dari 12 orang dipandu oleh rekan dari hotel Ibis Styles. Kami turun ke lantai G tempat lobi dan resepsionis. Alih-alih dinding bata biasa, hotel Ibis Styles menggunakan jendela kaca besar serta atap yang tinggi sehingga cahaya leluasa masuk sehingga mengesankan ruangan yang luas dan lega.
Kaktus dan padang pasir dimana-mana!

Selanjutnya kami dipandu ke lantai 6 dan 4 untuk melihat tipe kamar family room, twin bed dan queen bed. Aselik asyik banget kamar-kamarnya. Dibalik tirai biru lebar yang menutupi satu sisi dinding, tersembunyi jendela kaca besar yang menyuguhkan pemandangan menawan kota metropolitan. Nature indeed incredible, but urban is also wonderful.
Tidak banyak pernak-pernik, penataan dan pemilihan furniture nya membuat kamar terasa lapang dan nyaman. Definitely in love with the windows!
Setengah jam kemudian, tur selesai. Kami kembali ke lantai M untuk istirahat, salat, dan makan. Karena sedang tidak salat, aku bisa lebih santai menikmati makanan yang disediakan. Paprika dan mie gorengnya enak hehe. Sambil makan aku mengobrol dengan beberapa teman baru (kenalan saat tur). Saking serunya obrolan kita, ga terasa udah masuk dipenghujung acara, yaitu sharing session bersama Ummu Balqis (writer, fashion designer, Islamic parenting enthusiast) dan kak Fitri Aulia (fashion designer, part of IHB founders).

Kak Fitri berbagi pengalaman jatuh bangun ketika berbisnis. Ada satu kalimat beliau yang paling kuingat; "kalau berbisnis tujuannya profit, duit, pasti ada aja yang kurang. Tapi kalau diniatkan ibadah kepada Allaah, niat membantu orang lain (karyawan), insyaaAllaah jadi lebih tenang dan berkah."
Disitu aku merasa tertohok :" aku udah mulai bisnis kecil-kecilan sejak kuliah. Tapi niatnya ya emang untuk banyakin duit (apalagi?). Aku jadi sadar bahwa dunia ini terlalu kecil bila hanya urusan cari duit untuk hidupku sendiri. Ada hal yang jauh lebih baik; ibadah dan kesejahteraan bersama.
Narasumber sesi berbagi selanjutnya adalah Ummu Balqis. Sejujurnya aku belum pernah mendengar tentang beliau. Wow ternyata apa paparan beliau nancep sekali di hati huhu.
Disitu aku merasa tertohok :" aku udah mulai bisnis kecil-kecilan sejak kuliah. Tapi niatnya ya emang untuk banyakin duit (apalagi?). Aku jadi sadar bahwa dunia ini terlalu kecil bila hanya urusan cari duit untuk hidupku sendiri. Ada hal yang jauh lebih baik; ibadah dan kesejahteraan bersama.
Narasumber sesi berbagi selanjutnya adalah Ummu Balqis. Sejujurnya aku belum pernah mendengar tentang beliau. Wow ternyata apa paparan beliau nancep sekali di hati huhu.
"Karya kita adalah SURGA/NERAKA kita. Kita bertanggung jawab
atas apapun yang diunggah (tulisan, foto, video)."
atas apapun yang diunggah (tulisan, foto, video)."
Aku yang lumayan aktif di berbagai platforms media sosial jadi melirik lagi tulisan-tulisan di blog, feeds Instagram, captions, dan segala hal yang sudah diunggah. Apa yang sebenenya aku cari? Niatnya apa? Substansinya apa? Semudah itu menghasilkan dosa atau pahala, manfaat atau mudharat, lewat jari-jari kecil ini.
Ummu Balqis juga menjawab tentang,
3. Zainab binti Zahsy; crafter.
4. Khansa binti Amr; penyair.
Mereka tidak hanya berkutat urusan dapur dan kasur, tapi juga mengamalkan bakat dan minat yang diberikan Allah dengan cara menjadi bermanfaat dan berkarya. Sehingga potensi kemampuan mereka tidak hanya dirasakan sendiri atau keluarga, tapi juga bagi ummat secara luas.
Eyy tapi pastikan amanahnya sudah tuntas! Yakni tidak melalaikan tugas sebagai anak, istri, ibu, bagian dari umat, dan pekerjaan. Kesimpulannya adalah, menjadi muslimah dan berjilbab bukanlah halangan untuk berkarya dan memberi manfaat, baik kepada diri sendiri maupun orang lain.
Rasanya masih kuat banget mendengarkan Ummu Balqis berbagi kisah dan hikmah sampai esok pagi, hehe. Tapi karena dibatasi waktu, akhirnya sesi berbagi dengan Ummu Balqis harus berakhir. Acara selanjutnya adalah pembagian doorprize, pengumuman pemenang lomba Instagram, dan penutupan.
Satu persatu kategori hadiah dibagikan. Lalu sampailah pada pengumuman lomba Instagram. Jadi ceritanya waktu Rumput aku kasih tahu acara ini diselenggarakan di Hotel Ibis Styles Jakarta Simatupang, dia bilang, "nginep yok di sana." Dari situ aku jadi terpacu untuk melakukan yang terbaik (?). Alhamdulillahi rabbil 'alamin, foto yang diambil last minute sebelum ketinggalan rombongan tur hotel memenangkan lomba dengan hadiah voucher menginap di Hotel Ibis Styles Jakarta Simatupang.
Ummu Balqis juga menjawab tentang,
"Jadi, bolehkan muslimah berkiprah di luar rumah?"
Jawabannya: TENTU SAJA BOLEH, mengapa tidak?
Pada masa shahbiyah ada banyak teladan yang bisa dijadikan panutan, antara lain:
1. Khadijah binti Khuwailid; enterpreneur, leader.
2. Aisyah binti Abu Bakar; pendidik, intelektual muslimah, penyair, ahli pengobatan.3. Zainab binti Zahsy; crafter.
4. Khansa binti Amr; penyair.
Mereka tidak hanya berkutat urusan dapur dan kasur, tapi juga mengamalkan bakat dan minat yang diberikan Allah dengan cara menjadi bermanfaat dan berkarya. Sehingga potensi kemampuan mereka tidak hanya dirasakan sendiri atau keluarga, tapi juga bagi ummat secara luas.
Eyy tapi pastikan amanahnya sudah tuntas! Yakni tidak melalaikan tugas sebagai anak, istri, ibu, bagian dari umat, dan pekerjaan. Kesimpulannya adalah, menjadi muslimah dan berjilbab bukanlah halangan untuk berkarya dan memberi manfaat, baik kepada diri sendiri maupun orang lain.
Rasanya masih kuat banget mendengarkan Ummu Balqis berbagi kisah dan hikmah sampai esok pagi, hehe. Tapi karena dibatasi waktu, akhirnya sesi berbagi dengan Ummu Balqis harus berakhir. Acara selanjutnya adalah pembagian doorprize, pengumuman pemenang lomba Instagram, dan penutupan.

Satu persatu kategori hadiah dibagikan. Lalu sampailah pada pengumuman lomba Instagram. Jadi ceritanya waktu Rumput aku kasih tahu acara ini diselenggarakan di Hotel Ibis Styles Jakarta Simatupang, dia bilang, "nginep yok di sana." Dari situ aku jadi terpacu untuk melakukan yang terbaik (?). Alhamdulillahi rabbil 'alamin, foto yang diambil last minute sebelum ketinggalan rombongan tur hotel memenangkan lomba dengan hadiah voucher menginap di Hotel Ibis Styles Jakarta Simatupang.

Standing ovation untuk Hotel Ibis Styles Jakarta Simatupang yang telah menyajikan konsumsi lezat bergizi, hospitality yang menyenangkan, dan venue yang nyaman. Nggak ketinggalan KUDOS! lah untuk seluruh panitia penyelenggara IHB Lima Tahun, atas seluruh perencanaan rangkaian acara dan pemateri yang keren banget. Sungguh aku menikmati. Daan juga kepada seluruh teman-teman peserta yang belum saya kenal hehe.
Semoga kedepannya IHB tidak lagi mati suri, bisa menyelenggarakan acara yang bermanfaat secara konsisten, menjadi wadah berbagi yang ramah bagi para muslimah bloggers, keep the positivity!
Last but not least, all the sponsors.

