Sinar lampu sorot terang benderang ke arah depan. Hanya sedikit berkasnya mengarah ke kanan, arah aku menatap. Sesemakan kering yang lumayan tinggi terus terlalui. Dalam pikirku, akan ada makhluk buas menggeram dan melompat ke arah mobil.
Cuma mikir begitu.
"Bi kita di mana ini?"
'"Blitar."
"Kok sepi banget yah..."
"Iya gatau juga ini Blitar mana."
"Abi sebenernya tau ga sih jalannya?"
"Engga."
Kebiasaan.
Umik pasrah saja di samping abi, sudah kadung capek. Sama seperti adik-adik yang tertidur di sampingku.
Nirmana Kampung Milik Saya
Tak berapa lama, kami berhenti di sebuah tempat. Gelap gulita, sungguh. Tapi suara deburan ombak yang bertalu-talu menandakan di depan sana terhampar pantai. Berbekal senter kecil, aku menyorot langkah kaki menapaki pasir lembut. Sampai aku diteriaki umik dari kejauhan untuk membantu menurunkan barang.
Sambil menguap-nguap aku menurunkan roti, mentega, beberapa camilan, dan yang terakhir sebuah tikar sintetis biru. Tikar yang dibeli saat adik bungsuku lahir. Sudah sobek di sana-sini, tak patut dilihat sebenarnya.
Kiranya sebelum subuh, abi dan umik membangunkan kami bersiap pindah ke tempat lain entah kemana.
"Kenapa bi?" Tanyaku sambil kedip-kedip menghalau kantuk.
"Pindah, cari tempat yang lebih enak."
"Ini udah enak ga papa pasirnya empuk." Kataku ngawur.
"Itu udah ada beberapa orang warung yang datang. Ntar ngelihat kita tidur di sini kayak gembel."
Aku diam saja, tapi mengigau dalam bantal yang kupeluk, 'konsep kita ini piknik, piknik! Picnic for the win!'
𝐇𝐚𝐢, 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐮𝐧𝐣𝐮𝐧𝐠 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐞𝐧𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐭𝐮𝐥𝐢𝐬𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐲𝐚. 𝐊𝐢𝐫𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐮𝐝𝐢 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐝𝐢 𝐤𝐨𝐥𝐨𝐦 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫, 𝐬𝐮𝐩𝐚𝐲𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐬𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐧𝐚𝐥 :) 𝐌𝐚𝐫𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐞𝐦𝐚𝐧 𝐝𝐢 𝐢𝐧𝐬𝐭𝐚𝐠𝐫𝐚𝐦 @𝐙𝐇𝐀𝐑𝐍𝐃
Cuma mikir begitu.
"Bi kita di mana ini?"
'"Blitar."
"Kok sepi banget yah..."
"Iya gatau juga ini Blitar mana."
"Abi sebenernya tau ga sih jalannya?"
"Engga."
Kebiasaan.
Umik pasrah saja di samping abi, sudah kadung capek. Sama seperti adik-adik yang tertidur di sampingku.
Nirmana Kampung Milik Saya
Tak berapa lama, kami berhenti di sebuah tempat. Gelap gulita, sungguh. Tapi suara deburan ombak yang bertalu-talu menandakan di depan sana terhampar pantai. Berbekal senter kecil, aku menyorot langkah kaki menapaki pasir lembut. Sampai aku diteriaki umik dari kejauhan untuk membantu menurunkan barang.
Sambil menguap-nguap aku menurunkan roti, mentega, beberapa camilan, dan yang terakhir sebuah tikar sintetis biru. Tikar yang dibeli saat adik bungsuku lahir. Sudah sobek di sana-sini, tak patut dilihat sebenarnya.
Beberapa adik yang semula tidur di mobil dibangunkan supaya turun dan berkumpul di atas si tikar biru. Namanya anak kecil, tahu menginjak pasir pantai, bangun tidur bukannya kucek mata tapi beringas lompat-lompat. Sampai umik mengusir sebentar untuk membersihkan karpet. Setelah duduk tenang masing-masing kami dapat selembar roti berselai mentega.
Aku yang mengantuk beringsut cari posisi paling ujung, merapatkan jaket dan jilbab. Baru sadar kalau di sebelah kanan ada Dawn Treaderㅡperahu biru yang sedang parkir. Angin pantai bawaan dari laut sana menggebes kami, membuat nyamuk yang ingin menggigitku kalah manuver. Langit yang indah penuh bintang terlihat meremang di pelupuk mata. Tanpa peduli karpet yang kembali penuh pasir, aku terlelap.
Bikin Story Kece Dong!
Bikin Story Kece Dong!
"Kenapa bi?" Tanyaku sambil kedip-kedip menghalau kantuk.
"Pindah, cari tempat yang lebih enak."
"Ini udah enak ga papa pasirnya empuk." Kataku ngawur.
"Itu udah ada beberapa orang warung yang datang. Ntar ngelihat kita tidur di sini kayak gembel."
Aku diam saja, tapi mengigau dalam bantal yang kupeluk, 'konsep kita ini piknik, piknik! Picnic for the win!'
𝐇𝐚𝐢, 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐮𝐧𝐣𝐮𝐧𝐠 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐞𝐧𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐭𝐮𝐥𝐢𝐬𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐲𝐚. 𝐊𝐢𝐫𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐮𝐝𝐢 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐝𝐢 𝐤𝐨𝐥𝐨𝐦 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫, 𝐬𝐮𝐩𝐚𝐲𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐬𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐧𝐚𝐥 :) 𝐌𝐚𝐫𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐞𝐦𝐚𝐧 𝐝𝐢 𝐢𝐧𝐬𝐭𝐚𝐠𝐫𝐚𝐦 @𝐙𝐇𝐀𝐑𝐍𝐃
hahahahah, mbak mana fotonya lagi. kok cuma satu. seru kayaknya tidur di pasir
ReplyDeleteAdaaa mas ada. Sebentar. Ceritanya biar ga absurd.
DeleteSuper seru kalau sama yang tercinta :)
baca: keluarga.
Hmmmmmm mmmmm mmmmmmmmmmmmmmmmm mmmmmmm.
Jadi inget, dulu banget pernah tahun barunan di pantai.. Baru tidur habis subuh.. Nggak pake tenda, cuman alas tidur aja rame-rame..
ReplyDeleteBegitu bangun, pantainya udah rame banget sama pengunjung.. Kita seakan jadi sekumpulan orang terdampar yang tidak dipedulikan.. haha
Wkwkwkkwkw xD
Deletesebenarnya akhir pekan (seperti hari Minggu) dan hari libur besar lainnya adalah hari enak untuk di rumah. Ga rebutan oksigen sama orang banyak.
Tapi ikr bisa seru banget ngeliatin orang lain seru.
Sayanya kalem aja :) hahahaha.
Coba make up ala Slank XD konser dah.
ini gimana ceritanya bisa tiba-tiba nyasar terus tidur di pasir pantai kayak gini?
ReplyDeletegue kapok tidur di pantai kayak gini, keujanan, dan temen-temen yang lain sudah berlarian menuju tenda yang sempit. sedangkan gue ditinggalkan. sedih kalo d ceritain lanjutannya.
tapi... kok ini masih bisa kepikiran buat foto. keren syekali
Pertanyaan yang bagus sekali.
DeleteTapi sebenarnya sudah agak terjawab sih......
Nyasar! Pak sopirnya aja engga tahu arahnya kemana. Asal aja jalan wkwkkw.
Somehow the sad one is the happiest one in the future, amin.
Ya karena kita percaya bahwa suatu saat ini akan menjadi a moment to remember. Hiya.
Heeeee, itu tidaaa pake tendaaa ya ._. kaaaan, dingiiiiin. Angin pantai itu literally dingin yang which is adem banget gitu kan ya
ReplyDeleteTidaa ji. Karena tida punya kami.
DeletePunyanya terpal. Itu pun ketinggalan ji.
Angin adem dan kencang bukan masalah ji, asal bisa dikeluarkan keesokan harinya.
Oalah, ganti domain toh. Pantes waktu itu main ke yang dot net kok kedaluwarsa. Hahaha.
ReplyDeleteSenangnya masih bisa piknik bareng keluarga. Terakhir kali bisa kayak gitu waktu saya masih SD. Itu pun cuma ke Kebun Binatang Ragunan dan TMII. :')
Jadi kangen tiduran di alam bebas malam-malam. Terakhir kali kayak gitu tiga tahunan lalu.
Hehehe, iyap benar.
DeleteSelain susah dibaca, ongkosnya pun mahal. Ganti deh.
Alhamdulillah, semua anggota keluarga masih diberikan kesehatan :D
Lah bukan cuma dong bang, nah saya ini 'cuma' tidur di pantai.
Baiknya kita lebih bersyukur /apaan dah wkwkwkw.
Bisa jadi wishlist di tahun #2019 hehehehe
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteTerusin aja pak.
Deletesay, blog yang http://www.zharnd.net gak di perpanjang? diaku jd broken link semua hehe
ReplyDeleteIyaaaaudah ga kepake lagi kak :D
DeleteAduh maafkan yah u.u
Kayanya enak banget tidur di pasir pantai gitu, tapi kalo terlalu terbuka gitu ngeri juga ya :(
ReplyDeleteSoalnya kalo tidur hidung jadi sensitif banget, takut pasir kehirup kaya vacum cleaner ._.
Yang penting ada yang jagain (baca: Allah lewat orangtua) wkwkwkkwkw.
DeleteWah bisa jadi inovasi baru tuh! Vacuum cleaner dengan silia lebih efisien hahahaha.
keliatan seru dan natural yah, wah semoga keluarga sehat bahagia selalu y,,,, aamiin, thanks dah mampir
ReplyDeleteNatural tanpa operasi plastik wkwkwkw.
DeleteAamiin, alhamdulillah, terimakasih :D
Lah xD
Mendadak piknik?
ReplyDeleteAih ayah Ibuku mana mauuu
Rewel mereka kalo diajak ginian, hahaha
Btw Zah, iklannya mengganggu
mau ku closed tapi gak bisa, soalnya kenak tombol search itu
Wacana lama yang akhirnya terealisasikan setelah beberapa iklim terlewati heheheh XD
DeleteWah, kalau aku tuh yang malah kadang ogah diajakin keluar.
Mau usel uselan aja di rumah sama umik abi wkwkkw.
Hehehe iya xD aku pakai block ads jadi ga kerasa.
Baru turn on in lagi, ternyata sangat mengganggu ya :(
Thanks kak! Aku perbaiki :D
enak tidur di pantai, tapi anginnya itu lho, gak takut masuk angin?? kalo bisa sih ada api unggunnya hehe
ReplyDeleteTidak, karena kami bersama-sama hahaha. Apalah~
DeleteTak apa tak ada api unggun, asal bawa banyak makanan wkwkwkw.
Wagelas keluargamu kece beud dah Ra. Aku berharap keluarga suka traveling juga kayak aku, eh pas aku ajak ke coban rondo yang notabene deket dari rumah, mamak udah "sambat". Bike! Setelah ini aku g kemana-mana lagi dah sama mamak, kasihan juga kalau kecapean. Tapi bersyukurnya mereka mendukung hobi travelingku, mungkin karena udah pake duit sendiri yak, jadi mah dibebasin, hahahaha..
ReplyDeletePingin nyobain juga, tapi di Pantai Gondo Mayit biar g ramai kayak Tambak Rejo, katanya sunrise di sana bagus.
Alhamdulillah, mereka semua adalah rizki dari Allah.
DeleteDari merekalah aku lahir dan besar sampai sekarang huhu xD
Iyaaaa bener hahaha. Kalau sekadar jalan-jalan (naik mobil sih), umik abi masih oke. Pernah sekali ke tempat lihat matahari terbit di Sikunir, umik abi napasnya udah putus-putus. Padahal anak-anaknya yang kecil riang gembira lari-lari menapai tangga.
Usia memang :'
Makanya senyampang masih muda, tenaga ada, banyakin jalan-jalan (literally jalan) supaya ntar tuanya ga menyesal ya kak xD
Kalo udah uang sendiri emang lebih bebasss. Mau diapain aja oke. Kadang kalo dikasih merekanya juga, 'udah buat kamu aja'. Kan terharu ya xD
Nah itu diaaa. Kan awalnya aku di Tambak Rejo, but because will be so crowded kita pindah ke Gondo Mayit xD