Indonesia semakin panas dan sibuk, tapi juga lucu. Dari ranah politik, pendidikan, hingga bencana alam. Hidup itu memilih, dan berbeda pilihan dengan tetangga adalah wajar. Yang jelas, petuah dari umik, jangan sampai fanatik dan menjelek-jelekkan pihak lain. Berdoa dan minta petunjuk kepada Allah supaya kebaikan atau kelebihan pilihan kita bukan hanya fatamorgana. Ea.
Cascade, adalah bahasa Perancis untuk menyebut air terjun.
Bismillahirrahmanirrahim.
Dari Sidoarjo menuju Malang sebenarnya sudah ada jalan lintas yang mulus dan lurus rus dengan melewati Kabupaten Pasuruan. Tapi kali ini kami sekeluarga memilih untuk belok sedikit ke arah Mojokerto. Alasannya supaya bisa menikmati asrinya pemandangan alam dan tidak berjubel dengan pengendara lain yang juga menuju Malang. Maklum, akhir pekan.
Nah kalau lewat Kabupaten Pasuruan, tidak akan menjumpai pemandangan seperti ini melainkan deretan pabrik.
Sampai di area parkir, saya dan keluarga langsung menuju musala untuk melaksanakan salat. Ada hal menarik, lubang berbentuk segitiga ini. Sepanjang yang saya ingat, kalau berkunjung ke musala tua di Jawa, pasti ada lubang seperti ini di salah satu sisinya yang menghadap ke perkebunan. Siang mah gapapa, nah kalau malam? Kan kaget kalau tiba-tiba ada yang muncul sambil ngikik :)
Selesai salat dan istirahat sejenak, kami melanjutkan langkah menapaki anak tangga menuju air terjun Dlundung. Perlahan suara gemeracak air yang menghempas bebatuan terdengar. Tak lama nampak di depan mata saya air terjun setinggi 14 meter menyambut senang menguarkan kesejukan. Bahkan belum benar-benar sampai di tepian kolam, cipratan halus riak air mengelus wajah kami. Pantas rasanya bila ada yang mengatakan bahwa air terjun Dlundung asalnya adalah pemandian para bidadari. Makanya judulnya: peekaboo=ngintip. Karena kalau datangnya grudukan=bidadarinya ilang. Paansik.
Terletak di lereng gunung Welirang, wanawisata air terjun Dlundung masuk dalam kawasan hutan lindung milik Perhutani KPH Pasuruan yang luasnya mencapai 4,5 ha. Selain air terjun, adapula area berkemah dan selfie spots.
Saya mau cerita sesuatu; mungkin banyak dari kita yang menyadari betapa pesat pertumbuhan wisata di Indonesia. Dan yang saya perhatikan, seperti ada keseragaman kreasi membangun 'selfie spots'. Bukan masalah sebenarnya, bagus kok. Hanya saja tidak berimbang dengan edukasi dan sosialisasi dari pihak pengelola kepada pengunjung untuk wajib berkontribusi menjaga dan merawat alam. Contoh paling kecil, buang sampah di tempatnya. Memang, tiket masuk yang kita bayar sudah termasuk retribusi untuk petugas kebersihan. Tapi bukan berarti bisa seenak jidat buang sampah sembarangan kan?
Pokoknya, buat saya, orang buang sampah sembarangan itu gak keren!
Pokoknya, buat saya, orang buang sampah sembarangan itu gak keren!
Oke selesai marah-marahnya hehehehehehehehehehe ༼ つ ͠° ͟ ͟ʖ ͡° ༽つ
Dari aliran air terjun yang bergumul di kolam bawah, berkubik-kubik air melanjutkan perjalanan menuju dataran yang lebih rendah. Lewat sungai berbatu ini hingga sampai nanti dimanfaatkan warga sekitar atau bertemu di laut. Daripada main air di kolam air terjun yang dinginnya bukan main, saya dan sepupu lebih memilih untuk berjalan-jalan di bantaran sungai.
Dari aliran air terjun yang bergumul di kolam bawah, berkubik-kubik air melanjutkan perjalanan menuju dataran yang lebih rendah. Lewat sungai berbatu ini hingga sampai nanti dimanfaatkan warga sekitar atau bertemu di laut. Daripada main air di kolam air terjun yang dinginnya bukan main, saya dan sepupu lebih memilih untuk berjalan-jalan di bantaran sungai.
Kami bertemu dengan kawan-kawan kecil;
Hämähäkki si laba-laba.

Tak berapa lama langkah kaki kami harus berhenti karena tumbuhan liar di bantaran sungai melebat menjulur masuk ke sungai. Sementara sepupu main air, saya duduk tercenung sambil mencelupkan kaki ke dalam air merasai arus menggelitik sampai mata kaki. Berisiknya para serangga yang sedang menggesek sayap bertalu-talu menyapa pendengaran, membuat saya makin santai dan tenang.
Jadi teringat Nihon Teien, konsep seni pertamanan tradisional Jepang yang menggabungkan unsur-unsur alam seperti batu-batuan, air, tanah, dan tumbuhan. Diatur sedemikian rupa, bersepadu cantik sekali. Orang Jepang memang terkenal baik dalam mengatur keindahan. Sampai dituangkan dalam salah satu novel N.H. Dini ketika beliau mengikuti suaminya yang seorang petugas diplomat Perancis, tinggal di Jepang. Beliau menceritakan, bahkan saat musim dingin ketika pohon-pohon menggundul, orang Jepang menyelimuti pohon-pohon tersebut dengan apik supaya enak dipandang.
Langit menjingga kami bergegas kembali. Kamu Dlundung, air terjun kecil yang akan selalu kuingat. Meski aku tidak bertemu bidadari. Aku akan menjadi bidadari untuk diriku sendiri Σ(ノ°▽°)ノ
Foto-foto dijepret dengan kamera Samsung model lawas keluaran tahun 2010 yang juga digunakan pada tulisan Bromo Lima Tahun yang Lalu. Dan iya, fotonya diedit sedemikian rupa sehingga tampak unreal mode oil panting. Saya lagi senang-senang edit-edit foto sesuka hati yang penting kelihatan bagus di mata dan puas di hati huehehe.𝐇𝐚𝐢, 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐮𝐧𝐣𝐮𝐧𝐠 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐞𝐧𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐭𝐮𝐥𝐢𝐬𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐲𝐚. 𝐊𝐢𝐫𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐮𝐝𝐢 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐝𝐢 𝐤𝐨𝐥𝐨𝐦 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫, 𝐬𝐮𝐩𝐚𝐲𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐬𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐧𝐚𝐥 :) 𝐌𝐚𝐫𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐞𝐦𝐚𝐧 𝐝𝐢 𝐢𝐧𝐬𝐭𝐚𝐠𝐫𝐚𝐦 @𝐙𝐇𝐀𝐑𝐍𝐃
fotonya kok bagus2 amat siiiih
ReplyDeleteHehehehe, alhamdulillah. Terimakasih bu Avy :D
DeleteHmm.. Good opening paragraph... hoho
ReplyDeleteBarusan lihat di Google Maps, ternyata kalau lurus ke arah Malang, jalurnya lewat searah menuju basecamp pendakian Arjuna-Welirang.. Jadi rindu pas ke sana 2016 silam.. T_T..
Langka sih aku kalau ke daerah sono.. hehe
Berharap ada yang tersentil. Dalam artian, let's make a peace even it's fake. Fake it until you make it wkwkwkw. Apaan dah.
DeleteSaya..................tidak tahu malah wkwkw.
Kalau begitu dilaksanakan lagi bang! Bawa pasukan kalau bisa, atau open trip. Saya ikutan.........tapi latihan dulu biar engga tepar nanti wkwkwkw.
Bisa kapan-kapan cobain xD
Hmm.. Kalo Arjuna-Welirang ogah..
DeleteMending main ke Jateng, trs ndaki Gn Prau/Gn Andong dulu...
Sekitar Mei wes, tak kancani.. hoho
Yaudah kalo gitu saya ke Sikunir aja ga papa kan?
DeleteHehehehe.
Atau, saya penasarannya sama pantai-pantai di Gunung Kidul malah.
Pernah baca di salah satu blog, sunsetnya keren sekali.
Boleh kuwi.. Tapi kalau weekend jadi pasar.. serius.. haha
DeleteEmm.. Blog Menggapaiangkasa kah..? ada sunset yang keren juga di sono.. haha
Wkwkwkwkwk I know it right!
DeleteHahahaha bukan bang xD aduh lupa.
Tapi ingetnya instagram kak Pipit tuh, pernah unggah foto di pantai Gunung Kidul. Super awesome!
Fotonya diedit pake Prisma bukan sih?
ReplyDeleteNgomong-ngomong soal sampah yang sedikit disinggung, iya bener banget. Orang-orang Indonesia tingkat kesadarannya akan sampah masih sangat minim. Nggak cuma warga biasa, tapi pejabat-pejabat pun, jadi masih susah banget kalau masalah sampah di Indonesia :(
Dulu booming banget yah pake prisma (dengan model editan begini). Sekarang di PicsArt juga ada. Dan karena selain model-model begini PicsArt juga punya banyak tools, makanya pake PicsArt aja hehe.
DeleteSedih sekali kan? Hal super sederhana tapi nggak bisa diterima pokoknya sama saya wkwkwkw.
Semoga kita bisa istiqomah dan jadi influencer bagi teman-teman, keluarga, ataupun masyarakat di sekitar. Entah dengan mencontohkan atau verbal, aamiin.
Tapi yang jadi foto sampul di blogpost ini, nggak keliatan kalau editan lho, Za...*Nek baru pertama kali liat, sih responnya begini. Tapi habis liat foto-foto selanjutnya. Oh....I see XD
ReplyDeleteKalau si "selfie spot" nggak mengganggu view asli dari pemandangan alam si objek wisata, sih, nggak papa. Tapi kebanyakan, sekarang itu pembangunan spot-spot hits macam ini seperti "asal jadi". Awal-awal ada spot foto kayak gini, jujur, saya dulu juga lumayan excited. Tapi makin kesini, makin banyak yang bikin dan seolah bentuknya itu cuma copy-paste seadanya. *Jadi rindu tempat piknik yang bener-bener --pure murni-- menjual view pemandangan aja :(
Soalnya fokus sama tulisannya wkwkwkw.
DeleteNah ketahuan, begitulah hehehehe.
Awal kemunculannya dulu juga bagus gitu kan, soalnya belum banyak. Jadi di mata tuh kaya, 'wah hal baru'. Tapi makin kesini makin, 'ya bentukan kaya begini mah di mana-mana udah ada banyak'. Jadi kayak liat pohon aja gimana sih? Biasa aja.
Malah yang bikin miris, kalau maintenance nya jelek.
Kalau gitu diedit aja bang wkwkwkkw. Kan bisa tuh, diilangin objeknya.
Hmmmm siapa tuh yang ngikik malem2? Duh salah lagi bacanya hampir tengah malam. Hahaha
ReplyDeleteYa itu lah you name it kak, siapa aja yang engga menjejak tanah wkwkwk.
DeleteGapapa, jadi brain storming xD
wah bagus pemandangannya, Meski sama jatim aku kok kudet belum ke tempat ini.
ReplyDeleteSama juga kak hehehe. Masih banyak tempat di Jawa Timur yang belum terjamah meski sudah sepuluh kali dua tahun tinggal di Jawa Timur xD
Deletewuah, iya juga ya
ReplyDeleteaku gak menandai ciri-ciri musala tua yang selalu ada ventilasi segitiganya
itu sih yang jadi penanda kalau musalanya tua atau didesain oleh orang yang udah sepuh
pakeeboo ini bahassa apa zah? kayaknya bukan basa jawa deh
Sebenarnya kurang tau juga sih kak, maksudnya bener enggaknya. Ini sepanjang pengamatan pribadi aku aja hehehe.
DeletePeek a boo: ngintip, bahasa Inggris tuh hehehe.
Woooo kukira bahasa jawa daerah mana zaaah
DeleteTernyata ulahmu yg nulisnya sengaja gak pake spasi 😂
Hehehehehe. So sorry banyak banyak atuh kak xD
DeleteIndonesia itu luas yah ternyata, hahaha
ReplyDeleteCommon saying bang, hmm.
DeleteWah saya belum pernah kesini nih, keren juga..
ReplyDeleteBolehlah kapan-kapan main ke sini kalau mau ke Malang dari Surabaya hehehe.
DeleteNyobain rute baru gitu xD
Coba sekali-kali bikin tutorial lagi ka cara edit fotonya, kan bagus gitu tuh haha.
ReplyDeleteTapi gak cuma suasananya yang panas tapi emang beneran lagi panas loh cuaca nya di depok tangerang apalagi beuh, yaampun.
Wkwkwkwwkkwkw. Edit ala ala alay ini mah.
DeleteTapi ya gapapa deh kapan-kapan kalau lagi pas segalanya xD
Beuh. Macam angin tuh berhembus dari setrika panas.
Kena wajah so hot omg.
Rata-rata air terjun emang airnya jernih dan dingin ya, sejuk pula suasananya :)
ReplyDeleteTentu ^_^
Deleteindonesia banyak spot bagus yang belom gue kunjungi. di malang aja juga belum semuanya bsa dijelajahi. aplagi di daerah mojekerto ini.
ReplyDeletetapi kayaknya tempatnya sepi pengunjung ya?
kalo tempat ini buka sampe malem, kayaknya baru muncul tuh penampakan dari lubang segitiga itu. kayaknya. semoga enggak ya.
heuheu
Yeap, memang bukan tempat wisata yang jadi jujukan banyak orang sih. Lebih terkenal jadi tempat camping anak-anak pramuka biasanya.
DeleteNah ogah dong. Hal seperti itu nggak bagus untuk kesehatan jantung. Bukan karena gue penakut, bukan. Beneran.