5 Aksi Sangat Sederhana

menjaga bumi

Yo gals cek juga aksi sederhana (tapi keren) dari teman-teman yang lain:
  1. Luluk Khodijah, Jadi Pahlawan Nggak Harus Bisa Terbang!
  2. Rhoshandhayani KT, Cara Super Sederhana untuk Menyelamatkan Bumi.
  3. Ira Puspitasari, 4 Tips Biar Bumi Makin Nyaman, Semuanya Mencengangkan Saking Sederhananya!
Untitled

Kata Zahrah (@zharnd), matikan mesin saat isi bensin.
Dulu kala ketika isi bensin, yaudah mesinnya tetep saya nyalain sampai giliran untuk isi sudah dekat, biasanya kalau tinggal 2 motor lagi tuh. Tapi sejak lima tahunan ini, apalagi ketika kuliah----yang mana ane harus hemat uang untuk beli bensin dan kebutuhan lain----makin lah sadar akan hal ini. Jadi ketika masuk ke area pom bensin dan nyampe di antrean, langsung matikan mesin. Mau semengular apapun antreannya. Lagian kan ada aturan keselamatan kalau mau isi bensin, mesinnya dimatikan. 

Saya mikirnya sih gini, lah ini kan bensin mau habis, yaudah disayang-sayang lah. Lagian juga dorong pelan-pelan aja. Kalau teteup pake mesin, nge gas nya juga dikit-dikit banget. Beda cerita kalo mobil, yha masa didorong-dorong dari belakang kan engga mungkin.

Ini hal super kecil banget. Mematikan mesin saat sampai di antrean pom bensin. Kita bukan lagi bikin daur ulang atau penghijaun, tapi setidaknya mengurangi kuantitas gas CO2 hasil pembakaran bensin yang bikin woldeu ini makin panas. Terus juga menghemat bensin gituloh. Satu lagi, kalau mesin dimatikan otomatis kita dorong-dorong motor kan? Nah itu bisa jadi momentum menggerakkan tubuh setelah sekian menit (atau jam) berkendara biar engga kaku.

Kita emang ga bisa menghindari pemakaian kendaraan bermotor. Tapi setidaknya bisa mengontrol sedikit (super super sedikit dan sederhana) hasil emisi gas buangnya.

Kata Diana (@diananissa), cabut charger setelah selesai digunakan.
Entah sejak kapan kebiasaan ini mengakar dalam kehidupan sehari-hari: mengabaikan charger ponsel/laptop yang menancap di stop kontak meskipun tidak digunakan. Demi menjaga efisiensi waktu alih-alih malas repot, saya hampir tidak pernah mencabut chager yang sudah selesai digunakan kecuali hendak membawanya pergi. Padahal--baru saya tahu belakangan--sebetulnya charger yang menancap di stop kontak itu tetap mengalirkan daya listrik. Sedikit sih, tapi tetap saja mubazir karena mengeluarkan energi untuk sesuatu yang tidak ada lagi di tempatnya, 'kan? Belum lagi, kalau sampai terjadi konsleting yang tidak terduga, tentu saja dampak besarnya bisa menimbulkan kebakaran.

Untitled

Sejak saya tahu hal itu, saya mulai rajin mengingatkan diri sendiri dan orang-orang di sekitar yang ternyata juga punya kebiasaan (buruk) serupa. Dengan kesadaran itu, saya dan--beberapa kali saya lihat--teman-teman lebih peka untuk langsung mencabut charger yang selesai digunakan, tak peduli siapa pun pemiliknya.

Terakhir, saya pun sadar, meskipun hal itu terkesan sepele, tapi nyatanya apabila dilakukan tetap menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Jadi, apa ruginya dibiasakan? :)

Kata mas Dana, ganti pola konsumsi.
Ada 2 kegiatan yg sebenarnya memberikan dampak buruk terhadap lingkungan di akhir abad 20 dan di awal abad 21 ini. Dua kegiatan tersebut adalah pemanfaatan minyak sawit dan konsumsi daging sapi.

Tahukah kamu kalau minyak sawit tidak hanya untuk minyak goreng semata, melainkan kosmetik, sabun (triglyseric acid), makanan (doritos, unilever, wendys, McD, dsb) dan kentut sapi menyumbang 10% efek rumahkaca. Efek buruk yg lain adalah emisi 1 senyawa gas metana dari kentut sapi setara 23 senyawa CO2 dari asap kendaraan bermotor.

Capture

Kalau kamu protes pemerintah mengijinkan penggundulan hutan untuk sawit dan impor daging sapi yg banyak maka, saya tawarkan satu solusi untuk dua masalah diatas yg tidak perlu mendemo pemerintah, mengganti undang2 dan merugikan banyak pihak adalah dengan "mengganti pola konsumsi" kita, jangan pakai produk dari dua kegiatan tersebut, jangan pakai kosmetik berlebihan yg mengandung minyak sawit, jangan konsumsi kripik kentang dalam kemasan (unilever group), dan kurangi makan daging sapi, karena daging sapi yg kita manfaatkan hanya 40% per ekornya, sisanya tidak dimanfaatkan!  "if you want something fleshy in your mouth, chicken is enough" lagian memelihara sapi lebih menyita lahan dari ternak lain.

Kata Anilla (@anillafh_), jadi petugas kebersihan untuk lingkungan sekitar.
Menebar kebaikan tidak harus mewah, hanya dengan menyingkirkan sampah-sampah yang berserakan di jalan adalah tindakan yang sempurna. Saat kita selesai makan camilan misalnya, buanglah bungkus makanan itu di tempat sampah, jika tidak menemukannya, kantong-kantong tas atau saku baju juga bisa menjadi alternatif sampah sementara.

Idjen Malang
Bagus kan daun-duan kecokelatan berguguran di tepian jalan. Vibe nya macam musim gugur di Eropa. Tapi sampah tersebut jadi photobomb.

Pun saat selesai belajar di kelas dan hendak meninggalkan kelas, cobalah periksa di bawah tempat duduk kita mungkin ada sampah yang sedang menunggu, pungut dan buanglah ia di tempatnya.

Untuk langkah awal, kita tak harus melakukan seperti yang dilakukan petugas kebersihan, cukup dengan membersihkan sampah bekas makan pada tempatnya akan memberikan perubahan yang lebih pada lingkungan kita.

Kata Juli (@juli_jh), tolong kesadaran diri.
Menurutku, satu langkah kecil sederhana yang berdampak besar dari manusia untuk lingkungannya itu adalah kesadaran diri. Segala sesuatu itu berawal dari diri sendiri. Jika seseorang ingin membuat satu hal ataupun satu perubahan, dia harus melakukan aksinya sendiri dulu kemudian orang-orang lain akan mengikuti. Manusia itu lebih senang menjadi yang mengikuti daripada yang memulai. Contoh dari kesadaran diri itu adalah membuang sampah miliknya atau sampah yang dilihatnya itu pada tempatnya.

Capture

Sebenarnya, tidak ada rugi juga kita memunggut sampah yang bertebaran disekitar tempat sampah atau sampah-sampah ditempat yang kita lewati meskipun itu bukan sampah kita. Jangan hanya menginginkan tempat yang bersih dari sampah jika tidak ingin melakukan hal sederhana seperti membuang sampah di tempat yang sudah di sediakan.

Kata Nova (@novawardiani), aksi nyata!
Kita sadar gak kalau kita tuh sering lupa menjaga bumi ini? Aksi menjaga bumi sampai sebatas rangkaian kata, bukan aksi nyata. Menjaga bumi, juga bukan hanya di momentum hari bumi loh. 


Bumi

Okey, manusia sudah menyerukan 'save our earth'. Wajar? Ya tentu. Hal itu sebagai tanda dan pengingat bahwa bumi ini cuma satu, the one and only! Gak ada dijual di pasar atau pun supermarket. Kalau bumi hancur, menangis. Lalu ke bumi yang lain manakah kita? mikirsambiljungkir <- lu aja we engga.

So, what kind of action you have done? Pertanyaan untuk diri kita masing-masing sebagai mahluk hidup yang tinggal di bumi. Lalu siapa yang harus bergerak maju paling depan untuk menyelamatkan? Ha. That's right! Human! It's you. Kita. Sebagai mahluk yang memiliki kendali lebih dari semua mahluk yang ada di bumi, kendali untuk mengelola bumi yaitu sumber daya alam dan lingkungan.


 NAH, KALAU KAMU GIMANA? 

𝐇𝐚𝐢, 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐮𝐧𝐣𝐮𝐧𝐠 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐞𝐧𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐭𝐮𝐥𝐢𝐬𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐲𝐚. 𝐊𝐢𝐫𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐮𝐝𝐢 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐝𝐢 𝐤𝐨𝐥𝐨𝐦 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫, 𝐬𝐮𝐩𝐚𝐲𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐬𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐧𝐚𝐥 :) 𝐌𝐚𝐫𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐞𝐦𝐚𝐧 𝐝𝐢 𝐢𝐧𝐬𝐭𝐚𝐠𝐫𝐚𝐦 @𝐙𝐇𝐀𝐑𝐍𝐃

36 comments:

  1. baca ini nyambi kutekan, heuuu...
    hahaha.. punya aku belum aku post nih Ra, tunggu ye..
    pasti bakal kelamaan gara2 bingung perkara dokumentasi pendukung!

    ternyata hal-hal sederhana ini kalau diterapin bakal membantu banyak, coba kita bayangin kalau misal matiin mesin sepeda motor tiap 5 orang di pom bensin, terus tinggal dikalikan jumlah pom di wilayah tersebut, udah banyak membantu sekali.

    semoga orang2 pada baca ini, jadi semakin sadar, bumi udah tua, mari dari sekarang diterapkan hemat energinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmmm multitasking sekali dirimu mbak <3
      Nah itu juga aku tuuuh. Soalnya mau ada acara juga, heuheu.
      Alasan!

      Wkwkwkwk sebenernya aku pribadi juga ga bisa ngitung gimana-gimana nya.
      Ini logika sederhana anak yang awam akan perbensinan xD

      Makin tua makin bijaksana, harusnya.
      Tapi kayanya makin mengoleksi toksin :( kesian.

      Delete
  2. Nomor 1 mergo eman juga sih..
    Kan bensinne ttp berkurang.. hoho

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwkwkkwkw nah itu, eman!

      Sebagai pejuang hemat irit berdaya guna, hal macam itu terpikirkan dengan berbagai prasangka.

      Delete
  3. poin yang mencopot kabel cas an setelah digunakan kayaknya bakalan gue jalani deh nih. hahah
    kebiasaan gitu sih emang. bahkan kipas angin juga keseringan lupa dimatiin ketika keluar rumah.
    untungnya sekarang enggak pernah ngisi bensin, ya kemana-mana naik kendaraan umum juga sih. ehe

    setuju. emang harus dimulai dari diri sendiri biar sapa tau bisa di contoh sama orang lain.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ane juga wkkwkwkwkw.
      Tertampar.
      Karena udah jadia kebiasaan yang ga terpikir sama sekali. Kalay baterai udah penuh, yaudah cabut hape/laptopnya. Bukan chargernya xD

      Yang dipake yang relate sama kehidupan sehari-hari aja bro.
      Siapa tahu nanti kita mencapai level 'uswatun hasanah' ea.

      Delete
  4. Aku kalo mau isi bensin dimatiin kok. Soalnya bukan anaknya Dirut Pertamina :( HAHAHA. Alhamdulillah aku udah melakukan beberapa hal diatas. Aku juga setuju semuanya berawal dari diri sendiri. Nggak harus kok gerakan daur ulang, ini dan itu. Hal kecil asal konsisten, seperti halnya amal yang sedikit tapi terus menerus lebih dicintai Allah daripada amal besar tapi cuma sesekali aja *ea.

    But, kalo emang mampu untuk melakukan hal yang lebih besar tentu saja lebih baik! :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Loh ngelawak :(
      Kalau ane soalnya bukan pemegang kartu Mandiri wkwkwkwkw.

      Dan istiqamah, ea.

      Tentu saja!

      Dan jangan lupa, doa kafaratul majlis XD

      Delete
  5. Wahahaa, kelimanyaaaaaaa sepakat sih. Tapi yang paling mantap, tetep yang sadar diri dan aksi nyata :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yap. Kalau keresahan cuma berhenti di hati gak terlaksana di tangan mah sama aja wkwkwk.

      Delete
  6. Nah ini dia lengkapnya, tadi cuma lihat di story instagram aja.
    Aku juga gitu sih, malah suka turun juga motor di standarin, itung-itung ngelurusin badan..haha

    Nah untuk cabut charger aku memang udah kebiasaan gitu. Karena dapet cerita dari dosenku dulu, chargernya malah rusak karena gak di cabut. Kalau inget itu colokan cas masih nempel aja langsung cepet-cepet di cabut. Dari pada rusak, mending merawatnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebagai orang yang lumayan sering sepeda motoran antar kota dan sering banget ngentuk, lurusin badan bentar waktu isi bensin cukup banget untuk seger sejam.

      Wah alhamdulillah kalau sudah dilaksanakan dan jadi kebiasaan.
      Saatnya invasi ke teman-teman bang hehehe.

      Delete
  7. Masih kadang-kadang aja kalau saya. Misal males dan antriannya panjang, motor ya tak nyalain sampai bener-bener deket sama petugas pom-nya :(
    Pakai kosmetik sih, enggak (wkwkwkw), tapi kalau harus mengurangi jajanan keripik kentang itu, kok rasane berat banget ya? Itu kan micin-micin keniqmatan duniawi, Za. Hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oiya, selamat....domainnya udah ganti. Akhirnya lebih baca-able dan gampang diinget. Soale kalau domain yang sebelum ini, susah tulisannya.

      Delete
    2. Padahal bensin udah mau abis tapi di gas in aja. Biar isinya sekalian banyak gitu :)

      Coba lain kali diterapkan bang.

      Siapa tahu kaki semakin kuat karena harus menjejak tanah dan mendorong motor.

      Loh saya pikir pakai wkwkwkwkkkwkwkwkwkw.

      Iya bener emang :(
      Toh kan micin juga ga bikin bodoh kan berdasarkan penelitian. Ya asal micinnya ga digado xD

      Delete
    3. Wkwkwkwkkwkwkwkwkkw. Alhamdulillah, terimakasih banyak.
      Nah itu dia.

      Aslinya gegara jumlah tagihan sih hehehehe.

      Delete
  8. Aku termasuk orang yang kalo ngantre bensin tetep nyalain motor dan suka ninggalin kabel nggak kecabut dari colokannya. Padahal ya tahu kalau nambahin polusi, trus even nggak dipakai charger yang nggak dilepas itu juga jadi vampir listrik.

    Thank you for sharing. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Vampir listrik, wah baru dengar istilah itu.
      Saay juga nih, masih belajar untuk masalah efisiensi steker.
      Suatu hal yang remeh banget sih.

      Sama-sama semoga bermanfaat dan bisa diaplikasikan ^^

      Delete
  9. Aku sih nggak pernah mbersihin sampah di jalanan mbak hahaha, tp aku udh komit, ga mau buang sampah sembarangan, dimanapun itu kalau ga ada tempat sampah pasti sampahnya aku bawa dulu sampe nemu tempat sampah hahaha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau sampah orang lain, saya tergantung sikon sih. Kalo abis ikut acara, trus sambil keluar ruangan nemuin sampah ya sebisanya diangkut. Kalo ga bisa yaudah hehe.

      Sudah bagus banget dong, dimulai dari diri sendiri :D

      Delete
  10. Kata @julee_brarian: Pastikan anda menutup keran dengan baik dan benar (sampai gada setetes pun air yang jatuh).

    Paling risih banget kalo ada insan yang abis ngidupin keran air, terus nutupnya ga pas. Fyi, sebuah keran bocor yang menetes tiap detik bisa membuang lebih dari 3.000 galon per tahun!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, mba ini penjaga keran westafel/tempat cuci piring wkwkwkw.
      Mana depan depanan lagi.

      Ugh! Dibikin artikelnya mba.
      Biar bisa dirasakan sebagai isu yang serius nih.

      Delete
  11. sejalan dengan aksi cabut charger
    kami di rumah juga sering mematikan lampu yang gak perlu sih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gak bisa lebih setuju dari ini!
      Saya kalo jalan di dalam rumah dari depan ke belakang atau sebaliknya, tangan sambil gapai-gapak saklar lampu dna kipas angin.

      Matiin kalo ga ada orangnya xD

      Delete
  12. Aku suka kelupaan cabut charger abis pake... kadang ditinggal tidur, baru dicabut besok paginya. PARAH emang.... Postmu bagus..memberi inspirasi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau kelupaan, berarti setidaknya masih ada kesadaran.

      Kalau aku nih, malah abai xD
      Harus diubah :D

      Semoga bermanfaat ya, terimakasih ^^

      Delete
  13. cabut charger dan colokan2 lain itu penting banget sih, selain hemat listrik bikin hemat dompet. Kerasa banget bedanya. Kalau males nyabut, beli colokon yang jetrekan aja. Kalau selesai pake tinggal jetrekin sampingnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwkkwkw xD colokan jetrekan. Baru tau istilah beginian, tapi paham kok kak :D
      Punya aku juga jetrekan, tapi masih nyambung juga ke steker.
      Yaudah cabut sekalian kabel dari stekernya hehe.

      Delete
  14. Kata @Aulhowler
    Pakai kendaraan umum!
    Sejak lama di depok (udah balik ke padang hehe) jadi ngeh bahwa people jaman now walaupun sendiri kemana mana pake mobil dong. Ngga cuma macet nya yg merugikan orang lain, tapi juga emisi gas buangan kendaraannya.

    Coba ya semua tertib pada pake kendaraan umum. Kayak belanda dan inggris deh pasti. Adem. Udaranya bersih. Nggak pernah macet. Dll.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apalagi kalau satu mobil isi cuma dua atau bahkan satu!
      Sementara kapasitasnya bisa sampe 6-7.
      Kalau bisa nebengin tuh sekalian. Eh kan udah ada ya startup nya wkwkw.

      Tapi bang, layanan kendaraan umum tuh masih agak susah dapat nyamannya (yg di luar Jakarta nih). Makanya kenapa pada ke transportasi daring.

      Bandingannya masih belum sanggup kita mah xD
      Sama Singapura aja deh dulu yang deket hehe.

      Tapi amin banget! Semoga aja sebelum aku punya anak :')

      Delete
  15. Satu lagi, mari cintai air. Orang sekarang masih suka lupa kalo matiin air di bak mandi kalau udah penuh. Atau suka boros-borosin air kalo make. Belum pernah ngerasain sih kekurangan air.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kerasanya tuh kalau waktu lampu mati.
      Hmm hemat hemat dah tu air.
      Kalo engga, mandinya engga pake gayung tapi timba.

      Oke saya sudah cinta air <3

      Delete
  16. tetap berTauhid dan gak syirik insyaallah bumi aman.... aamiin

    ReplyDelete
  17. Wah, keren ini muatan artikelnya: simpel namun mengena, dan ga perlu yang ribet-ribet dalam menyelamatkan bumi, karena pada dasarnya semua orang bisa dan dimulai dari diri sendiri, dari hal kecil. Cukup itu aja mindset awalnya, ke depannya dibawa enjoy misi menyelamatkan bumi. Pasti bisa kok.

    Yang masalah chargeran itu, gue malah baru ngeh kalo dampaknya demikian, hehe. Makasih diingetin. Tapi untungnya ga pernah ninggalin gitu aja sih, karena dari segi visual pun udah kurang enak dilihat, jadi bawaannya langsung diberesin setelah dipake.

    Terkait membuang sampah pada tempatnya, ini bener-bener sederhana tapi berguna. Saking "sederhana"nya sampe ga semua orang tergerak ngelakuin, hehe. Yang penting diri kita bisa konsisten membuang sampah pada tempatnya, itu dulu aja, nanti orang-orang terdekat akan ngikutin, pelan tapi pasti.

    Pengen nambahin satu aksi: "manfaatkan transportasi umum, untuk yang tinggal di kota besar". Gue sadar fasilitas transportasi umum di Indonesia belum merata, tapi khusus untuk yang tinggal di kota-kota yang udah punya fasilitas transportasi umum cukup lengkap (khususnya mereka yang berstatus commuter), silahkan dimanfaatkan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih banyak!

      Ya seperti benar adanya pepatah yang mengatakan; sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Dimulai dari sendiri, dari lingkungan sekitar. Lima meter depan, belakang, kanan, kiri kita. Nantilah memikirkan satu kota. Rumah sendiri seperti apa.

      Tapi tidak lupa juga tetap mengingatkan teman-teman dekat. Kadang ada yang belum sadar soalnya. Karena hidayah juga butuh kepanjangan tangan.

      Benar sekali. Kalau di Jakarta, saya rasa lebih nyaman dengan transportasi umum. Alhamdulillah sudah sangat nyaman. Malah rasanya pingin naik KRL aja terus-terusan. Sayangnya di daerah kami..................ya begitu. Belum nyaman. Jadi wajar kalau lebih pada memilih nabung untuk membeli kendaraan pribadi.

      Terimakasih telah berkunjung!

      Delete

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya.

Bila berkenan sila meninggalkan komentar, supaya; 1) saya bisa tahu kamu, kita berkenalan, saya mampir ke blog kamu, kita menjadi teman! 2) beritahu saya apabila ada kritik dan saran.

Sekali lagi, terimakasih banyak :)

Instagram