
Yo gals cek juga aksi sederhana (tapi keren) dari teman-teman yang lain:
- Luluk Khodijah, Jadi Pahlawan Nggak Harus Bisa Terbang!
- Rhoshandhayani KT, Cara Super Sederhana untuk Menyelamatkan Bumi.
- Ira Puspitasari, 4 Tips Biar Bumi Makin Nyaman, Semuanya Mencengangkan Saking Sederhananya!

Dulu kala ketika isi bensin, yaudah mesinnya tetep saya nyalain sampai giliran untuk isi sudah dekat, biasanya kalau tinggal 2 motor lagi tuh. Tapi sejak lima tahunan ini, apalagi ketika kuliah----yang mana ane harus hemat uang untuk beli bensin dan kebutuhan lain----makin lah sadar akan hal ini. Jadi ketika masuk ke area pom bensin dan nyampe di antrean, langsung matikan mesin. Mau semengular apapun antreannya. Lagian kan ada aturan keselamatan kalau mau isi bensin, mesinnya dimatikan.
Saya mikirnya sih gini, lah ini kan bensin mau habis, yaudah disayang-sayang lah. Lagian juga dorong pelan-pelan aja. Kalau teteup pake mesin, nge gas nya juga dikit-dikit banget. Beda cerita kalo mobil, yha masa didorong-dorong dari belakang kan engga mungkin.
Ini hal super kecil banget. Mematikan mesin saat sampai di antrean pom bensin. Kita bukan lagi bikin daur ulang atau penghijaun, tapi setidaknya mengurangi kuantitas gas CO2 hasil pembakaran bensin yang bikin woldeu ini makin panas. Terus juga menghemat bensin gituloh. Satu lagi, kalau mesin dimatikan otomatis kita dorong-dorong motor kan? Nah itu bisa jadi momentum menggerakkan tubuh setelah sekian menit (atau jam) berkendara biar engga kaku.
Kita emang ga bisa menghindari pemakaian kendaraan bermotor. Tapi setidaknya bisa mengontrol sedikit (super super sedikit dan sederhana) hasil emisi gas buangnya.
Kata Diana (@diananissa), cabut charger setelah selesai digunakan.
Entah sejak kapan kebiasaan ini mengakar dalam kehidupan sehari-hari: mengabaikan charger ponsel/laptop yang menancap di stop kontak meskipun tidak digunakan. Demi menjaga efisiensi waktu alih-alih malas repot, saya hampir tidak pernah mencabut chager yang sudah selesai digunakan kecuali hendak membawanya pergi. Padahal--baru saya tahu belakangan--sebetulnya charger yang menancap di stop kontak itu tetap mengalirkan daya listrik. Sedikit sih, tapi tetap saja mubazir karena mengeluarkan energi untuk sesuatu yang tidak ada lagi di tempatnya, 'kan? Belum lagi, kalau sampai terjadi konsleting yang tidak terduga, tentu saja dampak besarnya bisa menimbulkan kebakaran.
Entah sejak kapan kebiasaan ini mengakar dalam kehidupan sehari-hari: mengabaikan charger ponsel/laptop yang menancap di stop kontak meskipun tidak digunakan. Demi menjaga efisiensi waktu alih-alih malas repot, saya hampir tidak pernah mencabut chager yang sudah selesai digunakan kecuali hendak membawanya pergi. Padahal--baru saya tahu belakangan--sebetulnya charger yang menancap di stop kontak itu tetap mengalirkan daya listrik. Sedikit sih, tapi tetap saja mubazir karena mengeluarkan energi untuk sesuatu yang tidak ada lagi di tempatnya, 'kan? Belum lagi, kalau sampai terjadi konsleting yang tidak terduga, tentu saja dampak besarnya bisa menimbulkan kebakaran.
Sejak saya tahu hal itu, saya mulai rajin mengingatkan diri sendiri dan orang-orang di sekitar yang ternyata juga punya kebiasaan (buruk) serupa. Dengan kesadaran itu, saya dan--beberapa kali saya lihat--teman-teman lebih peka untuk langsung mencabut charger yang selesai digunakan, tak peduli siapa pun pemiliknya.
Terakhir, saya pun sadar, meskipun hal itu terkesan sepele, tapi nyatanya apabila dilakukan tetap menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Jadi, apa ruginya dibiasakan? :)
Kata mas Dana, ganti pola konsumsi.
Ada 2 kegiatan yg sebenarnya memberikan dampak buruk terhadap lingkungan di akhir abad 20 dan di awal abad 21 ini. Dua kegiatan tersebut adalah pemanfaatan minyak sawit dan konsumsi daging sapi.
Tahukah kamu kalau minyak sawit tidak hanya untuk minyak goreng semata, melainkan kosmetik, sabun (triglyseric acid), makanan (doritos, unilever, wendys, McD, dsb) dan kentut sapi menyumbang 10% efek rumahkaca. Efek buruk yg lain adalah emisi 1 senyawa gas metana dari kentut sapi setara 23 senyawa CO2 dari asap kendaraan bermotor.
Kalau kamu protes pemerintah mengijinkan penggundulan hutan untuk sawit dan impor daging sapi yg banyak maka, saya tawarkan satu solusi untuk dua masalah diatas yg tidak perlu mendemo pemerintah, mengganti undang2 dan merugikan banyak pihak adalah dengan "mengganti pola konsumsi" kita, jangan pakai produk dari dua kegiatan tersebut, jangan pakai kosmetik berlebihan yg mengandung minyak sawit, jangan konsumsi kripik kentang dalam kemasan (unilever group), dan kurangi makan daging sapi, karena daging sapi yg kita manfaatkan hanya 40% per ekornya, sisanya tidak dimanfaatkan! "if you want something fleshy in your mouth, chicken is enough" lagian memelihara sapi lebih menyita lahan dari ternak lain.
Ada 2 kegiatan yg sebenarnya memberikan dampak buruk terhadap lingkungan di akhir abad 20 dan di awal abad 21 ini. Dua kegiatan tersebut adalah pemanfaatan minyak sawit dan konsumsi daging sapi.
Tahukah kamu kalau minyak sawit tidak hanya untuk minyak goreng semata, melainkan kosmetik, sabun (triglyseric acid), makanan (doritos, unilever, wendys, McD, dsb) dan kentut sapi menyumbang 10% efek rumahkaca. Efek buruk yg lain adalah emisi 1 senyawa gas metana dari kentut sapi setara 23 senyawa CO2 dari asap kendaraan bermotor.
Kalau kamu protes pemerintah mengijinkan penggundulan hutan untuk sawit dan impor daging sapi yg banyak maka, saya tawarkan satu solusi untuk dua masalah diatas yg tidak perlu mendemo pemerintah, mengganti undang2 dan merugikan banyak pihak adalah dengan "mengganti pola konsumsi" kita, jangan pakai produk dari dua kegiatan tersebut, jangan pakai kosmetik berlebihan yg mengandung minyak sawit, jangan konsumsi kripik kentang dalam kemasan (unilever group), dan kurangi makan daging sapi, karena daging sapi yg kita manfaatkan hanya 40% per ekornya, sisanya tidak dimanfaatkan! "if you want something fleshy in your mouth, chicken is enough" lagian memelihara sapi lebih menyita lahan dari ternak lain.
Kata Anilla (@anillafh_), jadi petugas kebersihan untuk lingkungan sekitar.
Menebar kebaikan tidak harus mewah, hanya dengan menyingkirkan sampah-sampah yang berserakan di jalan adalah tindakan yang sempurna. Saat kita selesai makan camilan misalnya, buanglah bungkus makanan itu di tempat sampah, jika tidak menemukannya, kantong-kantong tas atau saku baju juga bisa menjadi alternatif sampah sementara.
Pun saat selesai belajar di kelas dan hendak meninggalkan kelas, cobalah periksa di bawah tempat duduk kita mungkin ada sampah yang sedang menunggu, pungut dan buanglah ia di tempatnya.
Untuk langkah awal, kita tak harus melakukan seperti yang dilakukan petugas kebersihan, cukup dengan membersihkan sampah bekas makan pada tempatnya akan memberikan perubahan yang lebih pada lingkungan kita.
Menebar kebaikan tidak harus mewah, hanya dengan menyingkirkan sampah-sampah yang berserakan di jalan adalah tindakan yang sempurna. Saat kita selesai makan camilan misalnya, buanglah bungkus makanan itu di tempat sampah, jika tidak menemukannya, kantong-kantong tas atau saku baju juga bisa menjadi alternatif sampah sementara.
Bagus kan daun-duan kecokelatan berguguran di tepian jalan. Vibe nya macam musim gugur di Eropa. Tapi sampah tersebut jadi photobomb.
Pun saat selesai belajar di kelas dan hendak meninggalkan kelas, cobalah periksa di bawah tempat duduk kita mungkin ada sampah yang sedang menunggu, pungut dan buanglah ia di tempatnya.
Untuk langkah awal, kita tak harus melakukan seperti yang dilakukan petugas kebersihan, cukup dengan membersihkan sampah bekas makan pada tempatnya akan memberikan perubahan yang lebih pada lingkungan kita.
Kata Juli (@juli_jh), tolong kesadaran diri.
Menurutku, satu langkah kecil sederhana yang berdampak besar dari manusia untuk lingkungannya itu adalah kesadaran diri. Segala sesuatu itu berawal dari diri sendiri. Jika seseorang ingin membuat satu hal ataupun satu perubahan, dia harus melakukan aksinya sendiri dulu kemudian orang-orang lain akan mengikuti. Manusia itu lebih senang menjadi yang mengikuti daripada yang memulai. Contoh dari kesadaran diri itu adalah membuang sampah miliknya atau sampah yang dilihatnya itu pada tempatnya.
Sebenarnya, tidak ada rugi juga kita memunggut sampah yang bertebaran disekitar tempat sampah atau sampah-sampah ditempat yang kita lewati meskipun itu bukan sampah kita. Jangan hanya menginginkan tempat yang bersih dari sampah jika tidak ingin melakukan hal sederhana seperti membuang sampah di tempat yang sudah di sediakan.
Menurutku, satu langkah kecil sederhana yang berdampak besar dari manusia untuk lingkungannya itu adalah kesadaran diri. Segala sesuatu itu berawal dari diri sendiri. Jika seseorang ingin membuat satu hal ataupun satu perubahan, dia harus melakukan aksinya sendiri dulu kemudian orang-orang lain akan mengikuti. Manusia itu lebih senang menjadi yang mengikuti daripada yang memulai. Contoh dari kesadaran diri itu adalah membuang sampah miliknya atau sampah yang dilihatnya itu pada tempatnya.
Sebenarnya, tidak ada rugi juga kita memunggut sampah yang bertebaran disekitar tempat sampah atau sampah-sampah ditempat yang kita lewati meskipun itu bukan sampah kita. Jangan hanya menginginkan tempat yang bersih dari sampah jika tidak ingin melakukan hal sederhana seperti membuang sampah di tempat yang sudah di sediakan.
Kata Nova (@novawardiani), aksi nyata!
Kita sadar gak kalau kita tuh sering lupa menjaga bumi ini? Aksi menjaga bumi sampai sebatas rangkaian kata, bukan aksi nyata. Menjaga bumi, juga bukan hanya di momentum hari bumi loh.
Kita sadar gak kalau kita tuh sering lupa menjaga bumi ini? Aksi menjaga bumi sampai sebatas rangkaian kata, bukan aksi nyata. Menjaga bumi, juga bukan hanya di momentum hari bumi loh.

Okey, manusia sudah menyerukan 'save our earth'. Wajar? Ya tentu. Hal itu sebagai tanda dan pengingat bahwa bumi ini cuma satu, the one and only! Gak ada dijual di pasar atau pun supermarket. Kalau bumi hancur, menangis. Lalu ke bumi yang lain manakah kita? mikirsambiljungkir <- lu aja we engga.
So, what kind of action you have done? Pertanyaan untuk diri kita masing-masing sebagai mahluk hidup yang tinggal di bumi. Lalu siapa yang harus bergerak maju paling depan untuk menyelamatkan? Ha. That's right! Human! It's you. Kita. Sebagai mahluk yang memiliki kendali lebih dari semua mahluk yang ada di bumi, kendali untuk mengelola bumi yaitu sumber daya alam dan lingkungan.
NAH, KALAU KAMU GIMANA?
𝐇𝐚𝐢, 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐮𝐧𝐣𝐮𝐧𝐠 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐞𝐧𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐭𝐮𝐥𝐢𝐬𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐲𝐚. 𝐊𝐢𝐫𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐮𝐝𝐢 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐝𝐢 𝐤𝐨𝐥𝐨𝐦 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫, 𝐬𝐮𝐩𝐚𝐲𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐬𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐧𝐚𝐥 :) 𝐌𝐚𝐫𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐞𝐦𝐚𝐧 𝐝𝐢 𝐢𝐧𝐬𝐭𝐚𝐠𝐫𝐚𝐦 @𝐙𝐇𝐀𝐑𝐍𝐃