Zahrah Nida ã…¡ Visa Run Thailand-Malaysia. Keputusan untuk menjalani program PKL di Thailand benar-benar memberi banyak kejutan yang membuat saya sadar ada buanyak hal yang luput saya syukuri. Bahwa bahagianya hidup tergantung seberapa lapang hati dan pikiran berterimakasih kepada diri sendiri atas apa yang telah diperoleh. Kalau ada yang belum diperoleh? Don't give up, struggle for it! Supaya nggak susah hidupnya.
Jadi, pada tanggal 5 Agustus saya menjalani misi visa run bersama teman-teman UIN Malang jurusan BSA yang PKL di Thailand. Kami melakukan visa run agar tidak mendapat sanksi overstay karena masa PKL berlangsung selama 37 hari, sedangkan ijin tinggal di Thailand satu kali cap paspor adalah 30 hari.
Jarak tempat kami dengan Malaysia.
Tempat saya PKL ada di provinsi Songkhla, tepatnya di kota Hatyai yang merupakan kota metropolitan kedua setelah Bangkok, ibaratnya Surabaya versi Thailand. Dari tempat kami ke Malaysia cuma satu jam, tepatnya di daerah Padang Besar. Untuk sampai ke kantor imigrasi Padang BesarThailand-Malaysia, kami menaiki van dari terminal Hatyai.
BERANGKAT KE PADANG BESAR
Baca ini juga geh, PKL di Thailand, Keberangkatan.
BERANGKAT KE PADANG BESAR
Baca ini juga geh, PKL di Thailand, Keberangkatan.
Setelah satu jam perjalanan, akhirnya kami sampai di Padang Besar Customs Haouse disambut oleh cuaca yang panas super banget. Terimakasih ya Allah.
WAWANCARA DAN CAP STEMPEL
Masuk ke dalam kantor, kami ikut mengantri di barisan sekitar 20 menit. Namun sampai pada giliran, kami disuruh menyingkir dari barisan dan masuk menuju sebuah ruangan. Ternyata dua lajur antrian itu hanya untuk pemegang paspor Malaysia dan Thailand.
Baca juga, Cara Paketan Internet di Thailand yang Murah, Mudah, dan Praktis
Masuk ke dalam kantor, kami ikut mengantri di barisan sekitar 20 menit. Namun sampai pada giliran, kami disuruh menyingkir dari barisan dan masuk menuju sebuah ruangan. Ternyata dua lajur antrian itu hanya untuk pemegang paspor Malaysia dan Thailand.
Baca juga, Cara Paketan Internet di Thailand yang Murah, Mudah, dan Praktis
Dugeun-dugeun parah. Saya merasa insecure, takut ditanyain macam-macam, alasan kita gak diterima, trus nggak dapet cap stempel, trus kita dilaporin, trus kita diinterogasi, konsulat dipanggil, dan blablabla. Semua itu berkecamuk di kepala. Ya bos, ini kan negeri orang gituloh. Urusannya bisa berabe banget kalau ada apa-apa.
Akhirnya satu temen masuk duluan. Kita yang di luar nunggu beberapa menit. Setelah dia keluar, kami interogasi dia, ditanyain apa aja dan dia jawab apa. Biar nanti kalau ditanyain lagi nggak kagok dan jawaban kita bisa sama. Temen saya sih jawabnya; mau ke Malaysia tepatnya ke Kuala Perlis untuk shopping kemudian ke Syah Alam mengunjungi rumah teman selama dua hari semalam.
Pemegang paspor selain Thailand melewati prosedur khusus. Asumsi saya, mungkin karena lewat jalur darat.
Pemegang paspor selain Thailand melewati prosedur khusus. Asumsi saya, mungkin karena lewat jalur darat.
Alhamdulillah, nggak ribet. Semuanya bisa melewati sesi cap stempel paspor keluar Thailand dengan selamat tanpa ditanya-tanyain lagi. Cus lanjut jalan menuju kantor imigrasi bagian Malaysia. Kebanyakan yang lewat itu truk-truk segede dinosaurus gitu. Jarang ada yang jalan kayak kami heheh.
Sampai di kantor imigrasi Malaysia, kami disuruh menunggu. Saya deg-deg an lagi. Apalagi pernah baca di mana gitu, Malaysia lebih ketat daripada Thailand. Takutnya kaya ditanya-tanyain tiket hotel atau akomodasi lain dll. Terus di bagian ini temen gue nambah alasan yaitu, bakal balik lagi ke Thailand untuk ikut upacara 17 Agustus an di konsulat RI di Songkhla. Dah pokoknya temen bilang muka saya sampai pucat banget hahahahahaha.
Dan inideh, yang paling bikin bingung.
Rencananya setelah cap paspor, mau langsung balik langsung ke Thailand gak usah menginap di Malaysia biar hemat duit. Karena masih ada dua minggu lagi harus bertahan hidup di Thailand. Lagian keesokan harinya saya dan Dinda sudah janjian dengan kak Waree pergi panen (dan makan hehe) buah di kebun milik temannya di Chalung. Saya sih lebih tergiur yang itu.
Keluar dari imigrasi Malaysia, ada jalur yang menuju ke jalan-jalan Malaysia, ada juga jalur menuju KTM/stasiun kereta api.
Setelah berjalan tak tentu arah, kami istirahat sejenak untuk ishoma. Terjadilah kesepakatan; 10 teman yang lain beneran ke Kuala Perlis dan menginap sehari, sedangan saya dan Dinda tetap keukeuh balik ke Thailand hari itu juga.
Sebenernya kita berdua juga agak khawatir. Nganar cuma berdua, cewek lagi.
Tapi kita bertekad untuk menjadi cewek-cewek pemberani. Innallaha ma'ana, yagak?
JALAN-JALAN, MAIN KE BAZAAR!
JALAN-JALAN, MAIN KE BAZAAR!
Akhirnya kami balik kucing melewati jalan menuju kantor imigrasi Malaysia dan berjumpa dengan para tukang ojek yang lagi ngetem, nawarin jasa ngojek seharga RM 3 (sekitar 10k) untuk sampai ke kantor imigrasi Malaysia. Namun kami nolak yeu #lowbudgetfighter. Meski begitu dengan baik hati para pakcik memberitahu kami ada bazaar yang letaknya dekat. Siapa tahu mau jalan-jalan.
Saya dan Dinda memutuskan untuk main bentar lah. Rasa ga enak aja, belum dua jam cap stempel paspor masa udah minta cap lagi. Kamipun mengayun lagkah mencari lokasi bazaar.
Khaw Niaw Makmuang, makanan khas Thailand. Seenak Apa Sih?
Khaw Niaw Makmuang, makanan khas Thailand. Seenak Apa Sih?
Menghirup nafas dalam-dalam, saya merasa lega. Lega karena Malaysia menggunakan huruf alfabet dan bahasa Melayu, sehingga banyak informasi yang bisa saya pahami dari berbagai macam tulisan pada ruang terbukanya. Entah itu papan arah jalan, baliho, poster, dan lain-lain. Berbeda ketika di Thailand yang menggunakan aksara Thailand. Saya ngga bisa baca apalagi paham maksudnya, jadi gak dapat info apa-apa.
Awalnya saya gak niat beli apapun, window shopping aja. Tapi terimakasih kepada Dinda, dia menginspirasi saya untuk membeli sesuatu juga akhirnya.
Dan akhirnya sampailah kita di suatu kedai yang jual bumbu Tom Yum. Sebenarnya sejak lama umik sudah wanti-wanti untuk membeli bumbu masakan dari Thailand. Saya bimbang, beli di sini atau di Thailand ya? Soalnya sepanjang ubek-ubek mall di Thailand gak pernah lihat ada yang jualan bumbu Tom Yum. Akhirnya kami pustuskan beli di sini aja. Ada kali setengah jam kita milih-milih ukuran botol sama nawar-nawar. Padahal kesepakatan awal bakal setengah jam aja di bazaar ini. Tapi gara-gara keasikan, jadi molor gak keruan.
Ininih. Justru di perbatasan Thailand-Malaysia wilayah Malaysia, banyak yang jual produk makanan Thailand dengan label halal. Harganya pun lumayan murah.
KEMBALI KE KANTOR IMIGRASI
Kami sampai di kantor imigrasi Malaysia sekitar jam 5 sore, deg-deg an lagi. Aduh bakal bikin alasan apa lagi ya? Pokoknya saat itu kami sepakat tidak menyinggung kegiatan PKL, soalnya takut ditanya-tanyain masalah 'kenapa tak apply visa pelajar saje hah?!
Alhamdulillahnya, kali ini petugasnya lebih ramah dan suka senyum. Legaaaa.
Setelahnya kami menuju kantor imigrasi Thailand. Kami antri bersama banyak orang, yang mana akhirnya kami disuruh menyingkir lagi dari barisan karena bukan pemegang paspor Thailand/Malaysia ╮(─▽─)╭. Disitu kami nunggu sampai selonjoran di lantai saking lamanya nunggu petugas khusus cop stempel paspor selain Thailand/Malaysia.
Balik lagi ke Thailand!
Lamaaaa kita nunggu, akhirnya petugasnya datang dan memberi arrival card. Saat mengisi arrival card, kami berkenalan dengan orang Malaysia yang bekerja sebagai pengacara. Orangnya baik, sampai minta facebook gitu. Saya mah iyain aja. Eh ternyata modus bukannya diarahkan ke akun pribadi, tapi akun fanspage nya supaya di like ╮(╯▽╰)╭
Tapi si bapak ini beneran baik kok. Ketika tahu kami belum ada kendaraan pasti pulang ke Hatyai, beliau menawarkan untuk menghubungi temannya sekiranya bisa bantu. Sayangnya, gara-gara keasyikan ngobrol dengan bapak pengacara kami harus rela menunggu lebih lama lagi karena si bapak petugas cap stempel paspor izin pergi sebentar.
Sebentar, tapi sampai langit menggelap dan lampu-lampu mulai dinyalakan. Rasanya sebal sekali. Apalagi ketika pak cap stempel datang, beliau malah melayani seorang bapak necis, padahal kami duluan yang datang. Apa karena kami masih muda dan tampilan rada gembel? Ketika saya intip paspornya, ternyata orang Jepang. Suka ngintip ヽ(ー_ー )ノ
Baca ini deh, Seorang Gadis dan Negeri Impiannya
Setelah bapak necis pergi, giliran kami masuk ke ruangan. Bapak cap stempel berkata bahwa bapak necis yang tadi adalah dosen di Hatyai University, dan beliau akan menuju Hatyai. Si bapak berkata, 'waah sebenernya kalian bisa numpang bapak dosen tadi'
Yaelah pak.
KEMALAMAN
KEMALAMAN
Akhirnya kami keluar kantor imigrasi jam 7 malam.
Sepi, senyap, dan gelap membentang di hadapan. Sepanjang jalan, yang paling terang benderang hanya kantor imigrasi. Lainnya remang-remang disko. Ada beberapa kedai yang masih beroperasi. Tapi sama saja, sepi dan remang. Kami memutuskan untuk ke luar dari kantor imigrasi dan bertemu dengan seorang muslimah yang sepertinya juga sedang menunggu jemputan.
'Assalamualaikum kak....kami nak bertanye. Kami ni nak ke Hatyai, kami mesti naik ape?'
'Van boleh, tapi masa ni sudah takde.....kereta (mobil) pun takde.'
Heleh matilah kita (゚ー゚;) padahal kata teman Thailand, van beroperasi sampai jam 8 malam, ini kan masih jam 7. Sejujurnya saya dan Dindaㅡpada saat ituㅡbawa santai saja meski blank have no idea at all gaktau mesti apa. Tak berapa lama, ibu si kakak datang menjemput. Kami salam-salaman, dan menceritakan keadaan kami. Setelahnya, si ibu baik banget muter-muter nyariin kita kendaraan. Tapi tetap aja nggak ada.....
'Takpe makcik.....makcik balik ke rumo saje.....kami tunggu di imigresyen saje.....', kata saya.
Kami gak ada pilihan lain. Daripada nge gembel di pinggir jalan, setidaknya ngemper di kantor imigrasi lebih aman, pikir kami.
'Tak lah....makcik kasihan pada adik bedua ni. Banyak pelaku (kejahatan)......tidur rumo makcik saje, besok van jam 7 ada...nanti makcik hantar.'
Duuh, gak enak kami tuh ngerepotin. Tapi bagaimanalah kita mau cari tempat bermalam? Nggak ada kendaraan umum sama sekali. Kita juga udah lelah. Tawaran yang kaya begini mah jangan sampai lepas........
Begitu kami iyakan, makcik suruh kami menunggu. Rencananya makcik dan kakak balik ke rumah, ambil sepeda motor lagi untuk menjemput kami. 'Rumo dekat, jangan kemane-mane, tunggu kejap', ujar makcik.
Tapi karena rasa sungkan dan....agak bebal ( ̄︶ ̄;) kami memutuskan untuk berjalan ke arah makcik pulang. Maksudnya biar nanti nyusulnya ga jauh-jauh amat gituloh.
APAKAH KAMI DI PHP?
Tapi karena rasa sungkan dan....agak bebal ( ̄︶ ̄;) kami memutuskan untuk berjalan ke arah makcik pulang. Maksudnya biar nanti nyusulnya ga jauh-jauh amat gituloh.
APAKAH KAMI DI PHP?
Saya dan Dinda jalan beriringan dalam kegelapan malam. Super duper sepi oy. Kendaraan yang lewat melaju sangat cepat seolah tak peduli ada dua cewek kecil nyasar di perbatasan (⌣_⌣”) Selama 15 menit berjalan, kami malah makin gak jelas. Gak ketemu makcik, dan suasananya maikin seram. Pikiran kami, jangan-jangan belokan rumahnya udah kelewatan, atau makcik cuma pehape.
Akhirnya kami berhenti dan mengamati sekitar. Kebetulan ada mobil berhenti di dekat kami, pengemudinya turun dan bergegas membeli sesuatu di kedai sebrang jalan. Saya dan Dinda bimbang, bisa jadi ini kesempatan kami satu-satunya! Siapa tahu mamas ini mau ke Hatyai, ya kan? Dengan muka mueeeelaaaaaassss banget kita samperin si mamas.
'Sir where are you going? Are you going to Hatyai?'
'No, I wanna comeback to Malaysia.'
'Oh okay, thank you.'
(˵¯͒⌢͗¯͒˵)
'Sir where are you going? Are you going to Hatyai?'
'No, I wanna comeback to Malaysia.'
'Oh okay, thank you.'
(˵¯͒⌢͗¯͒˵)
Ternyata tujuan kita beda mas.................................................
Mau gak mau akhirnya kami kembali lagi ke kantor imigrasi. Yasudah, mungkin sudah takdir ngemper di imigrasi. Sembari berjalan, beberapa kali kami menjumpai sekelompok laki-laki yang sedang nongkrong. Rasa khawatir sedikit menyusup, ini lebih berbahay daripada hantu!
Kaki udah hampir mencapai titik gempor seharian jalan-jalan mulu. Ditambah kendaraan yang lewat di jalan raya segede dinosaurus semua. Sebenernya kami sudah menghubungi kak Waree (salah satu guru tempat kami PKL), kak Waree berkata punya kenalan di daerah Padangbesar ini. Tapi masih geje dan sulit dihubungi. Daripada makin geje, kita lebih pilih nunggu si makcik.
Tapi kalau boleh jujur, saat itu kami bawa santai plus hepi hepi gak jelas. Malah saya super excited. Ini bakal jadi pengalaman yang menakjubkan!
Tapi kalau boleh jujur, saat itu kami bawa santai plus hepi hepi gak jelas. Malah saya super excited. Ini bakal jadi pengalaman yang menakjubkan!
Sampai di kantor imigrasi, pas sekali makcik datang bersama si kakak. MasyaAllah dengan senang hati kami ikut ke rumah mereka. Allahu alhamdulillah, kami tidak jadi terlunta-lunta di kantor imigrasi. Sampai di kediaman makcik, kami dipersilahkan untuk membersihkan badan dan shalat. Makcik juga menyediakan baju ganti untuk kami.
Tak lama, kak Waree telfon. Makcik bilang, 'boleh tak dia cakap Siam atau Melayu?'. Kita jawab, 'boleh'.
Makcik dan kak Waree mengobrol cukup lama. Kemudian saya lihat makcik tersenyum kecil.
Tau apa???
Ternyata, kediaman kenalan kak Waree yang di Padangbesar itu hanya berjarak tiga rumah dari tempat makcik! Dan yang lebih unbelievable, malam ini kenalan kak Waree berencana pergi ke Hatyai. Allahuakbar wa lillahil hamd! Saya terharu, kami semua sumringah. Suatu kebetulan yang disusun indah sekali oleh Allah.
PERTOLONGAN ALLAH ITU NYATA (◡‿◡✿)
Kenalan kak Waree yaitu kak Rachanee, akhirnya menghampiri kami di rumah makcik. Setelah berbincang sebentar, kak Rachanee pamit untuk bersiap. Kamipun ditawari makan dulu di rumah makcik. Awalnya sih nolak biar gausah repot-repot. Tapi perut saya malah bergemuruh mulu kayak gunung mau meletus. Yaudah kami iyain, heheh. Jadinya makcik masak sotong bumbu kuning dan telur dadar. Banyak sekali hal-hal menarik selama mengobrol dengan makcik. Salah satunya mengenai ayam.
Jadi di Thailand ini ayam murah banget, lebih murah dari rata-rata di Indonesia. Dimana-mana ada ayam. Di kantin sekolah tempat gue PKL pun, misal ada 7 jenis masakan, itu ya ayam semua. Pengolahannya aja yang beda. Ya...........rahasia umum kan kalau ayam-ayam ternak itu di suntik obat ini itu biar cepet gede dll. Gue dan Dinda merinding, kami sepakat sejak malam itu untuk gak lagi-lagi makan ayam. Mending ikan.
Hidangan siap, kami makan dengan lahap. Maklum, belum makan dari jam 7 pagi tadi.
Jam 9 malam, semuanya siap. Makcik mengantar kami ke rumah kak Rachanee. Sewaktu pamitan, rasanya terharuuu banget sampai pingin netesin air mata. Nyesek. Ya gimana ya, sebelumnya kami benar-benar clueless gaktau harus gimana dan kemana, makin malam, gak ada kendaraan, di perbatasan dua negara yang sama sekali asing......
Lalu ada pertolongan dari Allah melalui keluarga makcik. Alhamdulillah.......kami yang tengil ini masih disayang Allah :)
Semoga Allah balas kebaikan keluarga makcik dengan keberkahan dan kebahagiaan, dilapangkan rizkinya, amin.
END OF THE STORY
Mobil kak Rachanee mulai melaju, kaca mobil saya turunkan demi melihat makcik untuk terakhir kalinya. Beliau berkata akan senang kalau kami mau main lagi. Mau banget! Tapi tapi tak tahu kapan lagi ada kesempatan.
Malam itu juga saya dan Dinda sampai di Hatyai dengan selamat disambut kak Waree dan kak Fareehan, disambut dengan raut wajah 'emang dasar dua bocah ada aja kelakuannya'. Kami sih nyengir aja merasa bersalah, tapi juga bersemangat karena besok mau berkebun dan makan buaaah. Hehehe.
PERTOLONGAN ALLAH ITU NYATA (◡‿◡✿)
Kenalan kak Waree yaitu kak Rachanee, akhirnya menghampiri kami di rumah makcik. Setelah berbincang sebentar, kak Rachanee pamit untuk bersiap. Kamipun ditawari makan dulu di rumah makcik. Awalnya sih nolak biar gausah repot-repot. Tapi perut saya malah bergemuruh mulu kayak gunung mau meletus. Yaudah kami iyain, heheh. Jadinya makcik masak sotong bumbu kuning dan telur dadar. Banyak sekali hal-hal menarik selama mengobrol dengan makcik. Salah satunya mengenai ayam.
Jadi di Thailand ini ayam murah banget, lebih murah dari rata-rata di Indonesia. Dimana-mana ada ayam. Di kantin sekolah tempat gue PKL pun, misal ada 7 jenis masakan, itu ya ayam semua. Pengolahannya aja yang beda. Ya...........rahasia umum kan kalau ayam-ayam ternak itu di suntik obat ini itu biar cepet gede dll. Gue dan Dinda merinding, kami sepakat sejak malam itu untuk gak lagi-lagi makan ayam. Mending ikan.
Hidangan siap, kami makan dengan lahap. Maklum, belum makan dari jam 7 pagi tadi.
Jam 9 malam, semuanya siap. Makcik mengantar kami ke rumah kak Rachanee. Sewaktu pamitan, rasanya terharuuu banget sampai pingin netesin air mata. Nyesek. Ya gimana ya, sebelumnya kami benar-benar clueless gaktau harus gimana dan kemana, makin malam, gak ada kendaraan, di perbatasan dua negara yang sama sekali asing......
Lalu ada pertolongan dari Allah melalui keluarga makcik. Alhamdulillah.......kami yang tengil ini masih disayang Allah :)
Semoga Allah balas kebaikan keluarga makcik dengan keberkahan dan kebahagiaan, dilapangkan rizkinya, amin.
END OF THE STORY
Mobil kak Rachanee mulai melaju, kaca mobil saya turunkan demi melihat makcik untuk terakhir kalinya. Beliau berkata akan senang kalau kami mau main lagi. Mau banget! Tapi tapi tak tahu kapan lagi ada kesempatan.
Malam itu juga saya dan Dinda sampai di Hatyai dengan selamat disambut kak Waree dan kak Fareehan, disambut dengan raut wajah 'emang dasar dua bocah ada aja kelakuannya'. Kami sih nyengir aja merasa bersalah, tapi juga bersemangat karena besok mau berkebun dan makan buaaah. Hehehe.
Jauh sekali PKL di Thailand pasti asik sekali
ReplyDeleteGak bisa bayangin gimana persiapan untuk PKL disana
Hehehehehe, sengaja cari yang jauh biar kangen sama yang di rumah gedeeee.
DeleteAlhamdulillah, iya benar, asyik sekali!
Ribet bangett. Banyak lika-likunya. Tapi alhamdulillah, semua bisa teratasi :)
asyik yah bisa PKL di luar neger,jaman saya malah PKL di kota sendiri.jadi ngiri rasanya
ReplyDeleteHeheheheh.
DeleteAlhamdulillah saya berkesempatan PKL di sini.
Nggak papa mas, kalau mas nya gak bisa, insyaAllah anaknya mas nanti bisa PKL di luar negeri juga, amin. ^^'
Oke, ini kedua kalinya baca si penulis blog lagi ada di LN. Bikin ngiri aja, sih, Kak. :(
ReplyDeleteCerita PKL-nya dong, Kak. Belum mulai nih. Hehehe. :D
Dapet apa dek setelah baca?
DeleteBanyak moral value nya loh, dirangkum ya /ngek wkwkw.
Jangan iri. Justru kamu kan baru aja merekah [?] nah kesempatannya jauh lebih luas dan buanyak. Ikut konferensi2 intl geh, atau gak ikut research2 gitu. Sapa tau bisa tampil di kancah intl. Ya gak?
Mwehehehehe.
Justru artikel ini kan mendekati akhri PKL. Cerita2 tengahnya masih disusun xD
Although there are lot of educational opportunities for students but this is also true that most of students dont know how they can take admission in abroad colleges and universities.
ReplyDeleteAshley Sewell | TheAcademicPapers.co.uk
Jangankan ngurus visa di luar negeri zhard.
ReplyDeleteNgurus perizinan di Indonesia aja masih suka keringetan.
tapi kalo udah dijalanin mah ternyata biasa aja wkwk.
Mantep lah teh Zahra ini dalam sehari bisa mnapak di dua negara uhu
Mwehehehehe iya tau mas. Emang kalo first time itu selalu bikin deg2an meski udah baca pengalaman orang lain gitu.
DeleteYa sama aja kan kayak traveling wkwkwkw xD
Pergi ke tempat baru, interaksi dg orang baru, dll.
Alhamdulillah yah, meski niatnya agak gak bener wkwkw.
Asik banget ya udah sampe ke Thailand.
ReplyDeleteAlhamdulillah pak, semua berkat Allah.
DeleteOrang tua,
adik-adik,
dosen,
teman-teman,
dan semua ikan leleku di rumah.
Ini anak, pake lu gua tapi pas nulis kata "banyak" dengan penekanan khusus ketahuan banget jawa timurannya, hahaha..
ReplyDeleteEh baru tau ternyata ada visa run gini. Agak rempong juga kalah wilayah negaranya kayak beda pulau dan g ada jalur daratnya. Untung aja ke malaysia cuman 1 jam via darat ya.
Semoga selalu diberikan perlindungan Allah ya Ra. Deg2an juga kalau kalian jadi bobok cantik di kantor imigrasi. Cewek2 lagi.. Kan takyuuut!!
Mwehehehehehehehehehehhehe. Biasalah, anak kampung yang sosoan pake lu-gue. Karena kebebasan ekspresi dalam kebahasaan adalah hak setiap jiwa. Eak.
DeleteNah itu dia!
Alhamdulillah banget deh.
Kan gak kayak Indonesia gitu. Mau visa run kemana coba xD
Kalo Thailand, ke selatan bisa ke Malaysia. Kalau utara, bisa ke Vietnam, Laos, Myanmar, dll.
Amiiiinn mwaaaakasih banyak loh kakak, mwah!!
Doa utk kakak juga keselamatan dari Allah :)
wuih, baru tau visa run begitu. HEHEHE, THAILAND ITU NGANGENIN! over seminggu kurang tuh. Gue sih dulu ke Bangkok, dan benar-benar asik banget mainnya. Kalau perbatasan Malaysia kan yang Thailand agak ke bawah situ yak, gue belum pernah nyoba kesitu tapi gue tau memang banyak orang Malay yang ada di Thai
ReplyDeleteMwehehehehe. Cobain deh bang kapan2. Sapa tau lebih seru lagi ceritanya, 55555555.
DeleteAne baru pulang sih, jadi belum kangen. Ntaran sebulan lagi paling kangennya xDDDD
kurang begimana udah sebulan -_-
Nah gue malah belum ke Thailand yg utara. Belum ada kenalan, wkwk. Mau cari temen dulu biar ada tempat numpang gratisan mwehehehe. Biasalah, gembeltraveler.
Wah Zahra,,, gila banget ceritanya,,, terkotang-katung, tapi memang ya, kalau kamu baik, insya Allah akan dipertemukan dengan orang baik dan dijaga keselamatan kmu, Allah aja yang ngatur semuanya, duh,,,aku suka banget ama cerita ini,,,
ReplyDeleteMweheheheheheh,
Deletekalau di luar negeri gak ada cerita yang gila, ga berkesan kak (?)
yakin deh Zahrah, kakak juga pasti punya banyak banget cerita yang mendebarkan selama di Jerman. Ya kan? Heheheh.
Iya sih, aku percaya timbal balik.
Pokoknya Allah itu gak bakal lah ninggalin hambanya xD
/seketika inget dosa/
Makasih kak :)
1, Assalamualaikum wr,wb
ReplyDelete2. Lama gak ke sini mbakn ya udah di Thailand aja
3. mbak,kok horor gitu, jadi jiper gimana tar ke PH aku. Hus gak boleh ada Allah
4. klo aku malah waspada laki2 (jadi2an), hehe, serius mbak, atut
5. guud luck wis, barokah pokoknya
Waalaikumsalam warahmatullah wabarakatuh pak!
DeleteSalam kemerdekaan! Muehehe.
1. Iya pak, alhamdulillah.
2. Horornya ngangenin kok [?] tapi sebenernya ini asyik banget kalau dilakuin, jadi lakuin aja pak [?]
3. Huehehehehe. Gapapa kok pak, kan sesama manusianya /?
4. Makasih banyak banyak pak, semoga doa barokahnya balik ke si bapak eheheh.
Oiiiihhh
ReplyDeleteJauh kali puh khaaappp
Sawadee khaap
Khun naa rak maak
Hihi :D
Wedewwww, udeh kaya orang Thailand aja nih si abang wkwkwkkw.
DeleteKurang jauh, belum ke galaksi Andromeda pak --
Ihiy /?
Khop khun mak ching ching kha P'Aul /?
/eaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Jalan-jalan dinegari orang tidak semudah atau segampang yang dibayangkan. Benar-benar cewek-cewek pemberani. Salut banget !
ReplyDeleteTidak semudah yang dibayangkan,
Deletetapi bukan hal yang tidak dapat dilakukan juga ^^
asalkan ada niat dan momen kepepet mwehehehee.
Makasih banyak oom!
seru banget nyasar di negeri orang, saya di negeri sendiri tiap hari nyasar....
ReplyDeletebapak bapak necis, adakah fotnya??
Wkwkwkwkw
Deletetos in aja sih mas, saya juga begitu xD
Emang dasarnya suka ga ingetan sama jalanan.
Ga ada :( padahal dandanannya keren, kan dosen xD
Itu yang interview pas mau keluar/masuk ke Thailand, pakai bahasa melayu apa tagalog Za? >_<
ReplyDeletejauh-jauh ke Malaysia cuma beli bumbu Tom Yum? Seriously?
*Serius lah, orang udah ada ceritanya juga*
Boleh juga nih, beli oleh-oleh Thailand di Malaysia. Orang rumah pada kagak tau ini. Wkwk
Seenggaknya kita bisa nego harga, gegara siki' - siki' kite ni faham bahasa Melayu ye?
Lah Tagalog, Tagalog kan bahasanya Filipina mas ._.
DeleteKalau Thailand ya bahasa Thailand.
Tapi waktu saya di interview sih pake bahasa Melayu, kan soalnya perbatasan, jadi banayk ngertinya ^^
Bwahaahahahaha xDDDD
yap! Betul banget. Waktu di Thailand kan nemu juga tuh bumbu yg saya beli di Malaysia. Murah di Malaysia masaa xD jadinya ga nyesel.
Orang rumah mah tau beres aja :')
Seruuu! Kalau nggak coba visa run balik hari yang sama ke Thailand kan jadi gak tau ya.
ReplyDeleteTFS pengalamannya kak!
Iyaaa. Dan kalo ga coba ntar overstay, trus bayar lagi lebih mahal :')
DeleteMending sekalian visa run huehehehe.
Sama-sama kaak :) semoga bisa diambil hikmahnya :)
Assalamualaikum.
ReplyDeleteSaya mau tanya, setelah kembali ke Thailand dari Malaysia dapat izin tinggal berapa hari ?
Dapat 30 hari lagi kah?
Terima Kasih sebelumnya.
Salam
Waalaikumsalam, halo kak Rika :)
DeleteIyaps, 30 hari lagi. Sama aja kalo lewat jalur udara, cuma ya bedanya setahun cuma bisa dua kali hehe :)
Sama-samaaaa ^_^
Hallo kak saya mahasiswa UMM mau magang di Thailand nah kami kecepetan beli tiket pesawat sehingga tgl 21 masa ijin tinggal kami berakhir. Sedangkan agenda disana masih sampai tgl 22. Berarti kami jika mau memperpanjang itu dipertengahan ya kak? Sebab kalo melalui darat izin tinggal jadi 15 hari? Terimakasih kak. Mohon pencerahannya hehe
ReplyDeleteHalo juga kak Gita :)
DeleteWah, magang di Thailand bagian mana nih?
Iya, amannya sih seminggu sebelum masa tinggalnya berakhir. Kalo jatah melalui darat juga 30 hari kok ^_^ cuma kalo lewat darat itu bisanya setahun cuma 2 kali. Kalo lewat udara gak ada batasannya :)
Saya berangkat ke thailand tgl 23 juli nih kak, kemudian tgl 24 juli berencana mau ke malaysia bentar lewat darat dari hatyai. Ketika sudah keluar malaysia dan masuk hatyai lagi berarti kehitung 30 hari lagi ya kak? Apa bagaimana kak? Kebetulan magang di daerah thailand selatan. Tapi posisi sekarang masih di malang hehe. Apa saya boleh minta kontak kakak untuk tanya2 lebih lanjut? Sebab saya buta sekali akan thailand. Terimakasih banyak kak. Mohon maaf nih memnggangu banget hehe :)
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteIya, pokoknya sekali cop paspor dapat jatah baru 30 hari :) jalur darat atau udara sama aja kok ^^
Delete