Archive for July 2017

Surakarta atau yang lebih dikenal dengan Solo merupakan sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah yang kental dan lekat dengan kebudayaan Jawa. Selain masyarakatnya terkenal ramah dan sopan, di sini juga ada banyak tempat menarik bertema budaya seperti Keraton Kasunanan Surakarta yang bisa dijadikan pilihan berwisata saat berlibur ke Solo.

(sumber : pariwisatasolo.surakarta.go.id)

Tentu saja, Solo nggak melulu soal keraton atau batiknya. Di kota ini ada banyak tujuan wisata lain yang nggak kalah menarik untuk dikunjungi, mulai dari wisata kuliner, belanja, edukasi, sampai sejarah. Saking banyaknya, rasanya Solo nggak cukup dijelajahi cuma sehari.

Nah, buat kamu-kamu semua yang sedang bingung mencari penginapan yang nyaman di Solo, 3 hotel berikut mungkin bisa menjadi rekomendasi yang pas.

1. Sahid Jaya Hotel

Hotel di Solo yang cukup terkenal dan sering dijadikan tempat menginap para wisatawan adalah Sahid Jaya Hotel. Penginapan bintang 5 ini merupakan pelopor jaringan hotel Sahid yang tersebar di seluruh Indonesia.

(sumber : sahidhotels.com)

Ada 138 kamar mewah dan nyaman yang bisa ditempati tamu di sini. Selain itu, hotel yang berlokasi di pusat Kota Solo ini juga dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas penunjang seperti kolam renang, ballroom, lounge, basement, serta restoran.

Sedikit gambaran, hotel ini mengusung konsep Jawa kental. Begitu masuk ke lobi hotel, suasana “Njawani” akan langsung dirasakan pengunjung. Nggak heran, sebab hotel ini dibangun dengan mengadaptasi tradisi Kasunanan dan Mangkunegaran.

Suasana Jawa kental terlihat dari nama-nama beberapa bangunan hotel, seperti Ratu Ratih Restaurant dan Sekar Jagad Steak and Lounge yang merupakan nama khusus dari kain batik asli Jawa.

2. Solo Paragon Hotel

Turun satu bintang dari Hotel Sahid Jaya, ada penginapan bintang 4 yang nyaman dan cukup direkomendasikan di Kota Bengawan, yaitu Solo Paragon Hotel. Penginapan ini berada di lokasi yang sangat strategis, tepatnya di daerah Laweyan, sekitar 7,8 km dari Bandara Adi Sumarmo.

(sumber : hotel.com.au)

Hotel ini merupakan pilihan menginap yang tepat. Selain itu, kamu juga bisa menyelenggarakan agenda bisnis di sini. Ruang pertemuan yang luas lengkap dengan beragam fasilitas penunjangnya dijamin akan memperlancar acara kamu dengan kolega.

Tidak hanya memiliki kamar yang luas dan nyaman, Solo Paragon Hotel juga menyediakan banyak fasilitas pendukung untuk tamu, seperti kolam renang, pusat kebugaran, taman, sauna, WiFi gratis, sarapan, akses khusus penyandang disabilitas, parkir luas, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Bonus poin jika menginap di sini, kamu bisa berjalan-jalan ke tempat-tempat menarik yang lokasinya tidak jauh dari hotel, seperti Mall Paragon, Stadion Manahan, Center Point Solo, serta Stasiun Solo Balapan.

3. Airy Rooms

Selain hotel berbintang, di Solo juga banyak terdapat hotel bujet, khususnya buat kamu-kamu yang ingin berlibur tapi tetap hemat, satu di antaranya adalah hotel-hotel Airy Rooms. Tidak hanya murah, jaringan hotel terbesar di Indonesia ini siap memanjakan tamu dengan fasilitas-fasilitas yang lengkap.

Ketika menginap, kamu akan dilayani oleh staf yang ramah dan cekatan. Jangan khawatir soal fasilitas, selain bersih, setiap kamar juga sudah dilengkapi dengan shower air hangat dan peralatan mandinya, TV layar datar, AC, air minum, serta akses internet gratis.

Untuk melakukan reservasi hotel Airy Rooms, kamu bisa mengunduh aplikasinya di android dan iOS. Cara bayarnya pun mudah, bisa lewat kartu kredit, transfer, atau bayar tunai di gerai Indomaret.

Semoga informasi mengenai daftar hotel murah di Solo tersebut bermanfaat yak, selamat berlibur!

Main ke Kelud!

Kelud itu di Kediri.

Suatu Sabtu pagi gue dan mba Jule cabut ke Kediri demi main tipis-tipis. Tujuannya adalah gunung Kelud yang terakhir meletus tahun 2014 silam. Dari Malang sampai Kediri daerah Pare memakan waktu satu jam. Lanjut ke Kelud. Nah udah masuk gerbang, udah bayar tiket, dikit lagi nyampe.........langit mendung datang sambil nangis. Hujan broooo. Gue suka hujan, banget. Tapi kalo lagi main.....plis jangan hujan dulu, matahari bersinar aja yang terik biar fotonya bagus (semaunya sendiri banget yak xD).

Karena hujannya deras banget, gue dan mba Jule akhirnya neduh di salah satu warung yang udah ga kepake. Hampir sejam kami nunggu hujan reda. Karena bosan gue rebahan di bale-bale bambu lengkap pake helm sama jas hujan. Dan ketika udah masuk fase gerimis..... gue udah terlanjur bad mood. Meski cuma gerimis, kabut tebal mulai turun. Gue kesel, mikir, di atas nanti apa yang bisa dilihat coba?

Dan hari itu kita balik ke Malang tanpa sampai ke atas meskipun hujan udah reda. Lagian setelah perjalanan 30 menit, hujan kembali mengguyur Kediri, bahkan lebih deras. Tuwambah bad mood ahahaha. Tapi big thanks untuk mba Jule. Ngerti aja gue ogah-ogahan, akhrinya diajakin ke Pos Ketan Legenda 1967. Tapi bukan yang ada di Alun-alun Batu, rame!! Kita melipir yang di jalan bypass Malang-Batu (kalau dari arah Malang, di sebelah kiri jalan). Cekidot enaknya ketan keju durian di sini.

Dan kemudian..................

Satu minggu berikutnya gue dan mba Jule mencoba peruntungan dengan main ke Kelud lagi. Yoy! Hahaha, yeah karena penasaran~ dan Kelud gak jauh-jauh amat dari Malang.

Aspal rusak dengan kemiringan (hampir) 45 derajat.

Berangkat dari Malang jam 7 pagi dengan cuaca cerah. Alhamdulillah sampai di daerah Kediri cuacanya panas banget bikin pusing. Tapi semakin mendekati Kelud, awan semakin tebal. Padahal belum jam 12, nyatanya kabut sudah turun dan menginvasi seluruh penjuru Kelud. Jadi we couldn't see anything, literally, again. Tapi gue berusaha jadi makhluk positif. Meski kecewa juga T~T emaak.

Sebelum meletus di tahun 2014, Kelud merupakan wana wisata yang friendly untuk keluarga. Dari gerbang tiket kita bisa naik kendaraan hingga puncaknya. Nah tapiiiii akibat letusan 3 tahun yang lalu itu, otomatis jalanannya rusak. Kebayang dulu waktu gue masih SMA, abu Kelud sampai Sidoarjo bro. Banyak aspal yang merekah dan lubang dimana-mana. Bahaya untuk dilalui kendaraan, apalagi ada bagian jalan yang kemiringannya hampir 45 derajat. Nyeremin eh.

Ini sih kunjungan pertama gue ke Kelud. Yang bisa gue lihat, sepertinya memang infrastruktur dan fasilitas di gunung Kelud ini sudah bagus. Banyak tempat duduk beratap kaya gini. Tapi itu dulu sebelum ada letusan. Kalau sekarang, rusak semua. Bisa dilihat bangunan di atas, tidak terawat. Revitalisasinya......gue rasa lamban banget.

Kata mba Jule, yang dah pernah kesini sebelum letusan 2014, dulu emang bagus banget. Kalau sekarang, kamu harus parkir agak jauhan dari puncak dan jalan kaki untuk sampai puncak. Lebih enak kesini naik sepeda motor sih, soalnya bisa parkir lebih dekat. Kalau mobil parkirnya jauh di belakang. Ada kali jarak 15 menit jalan antara parkiran mobil dan motor. Yakali jalannya datar, adanya menanjak landai tapi pasti.

Kecewa sih kabutnya dah keburu turun, tapi dari sela-sela kabut bisa gue lihat betapa menakjubkannya gunung Kelud. Lereng yang berjejer serta lembah berpasir yang mulai menghijau adalah kekhasan gunung Kelud. Dari kejauhan kita juga bisa lihat hamparan kota Kediri. Gak bisa bayangin kalau cuaca lagi cerah, matahari bersinar terik, langitnya jadi biru banget....fascinating!

Yang gue heran, ini kan dataran tinggi.....tapi sejujurnya gue gak ngerasa kedinginan sama sekali. Padahalnya lagi, kabut yang turun lumayan tebal. Di atas sini malah cenderung ngerasa gerah gitu.

Untuk memulihkan gunung Kelud dari bencana alam 2014 silam, mulai kembali dibangun akses menuju kesini. Tapi untuk revitalisasi gunung Kelud ini, menurut gue kok makan waktu lama banget ya. Dari 2014 sampe 2017.

Dulu bisa jalan sampai sana tuh, tapi sekarang gak bisa. Wah gue gak sabar menunggu perbaikan akses gunung Kelud selesai. Beneran deh, bakal keren banget! You see that? Sayang banget cuma kendaraan proyek doang yang bisa masuk. Menuju ke jalan itu ada penjaga dan pagar yang membatasi.