Seri Berkeliaran di Banyuwangi
Bagian 1 [Taman Nasional Baluran] | Bagian 2 [Teluk Hijau] | Bagian 3 [Kawah Wurung] | Bagian 4 [Kawah Ijen]
Pagi pertama di Banyuwangi! Setelah kemarin merayap dan berkeliaran di sabana Taman Nasional Baluran, sekitar jam 7 kami langsung hit the road keluar dari penginapan dan berkeliling di kota Banyuwangi. Niatnya sih cari sarapan pagi khas Banyuwangi. Kami lalu menuju ke warung Sego Cawuk Miftah yang ternyata pernah mendapat penghargaan sebagai Sego Cawuk terbaik se Banyuwangi.
SEPEDA MOTORAN KE TELUK HIJAU
Menuju ke Teluk Hijau paling mudah dengan melalui lintas Banyuwangi. Jalannya yang mulus dan lebar membuat dua jam perjalanan tak begitu terasa. Tidak jauh berbeda dengan perjalanan dari kota Malang ke pantai-pantai Malang selatan. Setelah melewati jalan aspal yang mulus, kami harus berjumpa dengan jalanan desa berupa susunan batu dengan kubangan lumpur dimana-mana. Maklum, sudah masuk musim penghujan.
Pantai di pinggir desa.
TAMAN NASIONAL MERU BETIRI
Satu jam kemudian kami terbebas dari jalan desa yang bisa membuat skok motor aus. Di depan kami terbentang palang dengan tulisan "SELAMAT DATANG TAMAN NASIONAL MERU BETIRI". Masuk ke dalam gapura, kami menuju ke loket masuk Teluk Hijau/Green Bay. Rasanya senang sekali, dalam dua hari ini kami sudah dan akan menjelajahi dua taman nasional di Jawa Timur!
Biaya masuk per-orang adalah 7.500 rupiah dengan biaya parkir motor 5.000 rupiah.
Ada dua cara menuju ke Teluk Hijau. Pertama, naik perahu motor dari Rajegwesi yang akan langsung membawa pengunjung ke Teluk Hijau dengan membayar 35.000 rupiah untuk perjalanan pulang-pergi dan jaket pelampung keselamatan. Yang membawa mobil, atau pengunjung yang sudah berumur/tidak kuat, disarankan lewat Rajegwesi sih. Ada arahan dari petugas.
Pantai 'ala' Semeti yang akan kamu nikmati apabila memilih jalan kaki menuju Teluk Hijau.
Kedua, lanjut perjalanan dari lokasi loket tiket menuju parkir atas. Cara ini hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor atau mobil jeep. Akses yang dilalui cukup berat karena melalui jalan berbatu dengan kontur tanah berlumpur naik turun. Setelah itu berjalan kaki 1 km mendaki dan menuruni lembah, sungai kecil, dan hutan-hutanan. Lumayanlah bikin betis gempor.
Nanti, bila merasa tidak kuat pulang melalui jalur ini, pengunjung bisa nebeng perahu motor kembali ke Rajegwesi dengan membayar 25.000 rupiah. Kendaraan yang ada di parkiran atas bisa diambilkan dengan membyara ojek 10.000 rupiah.
Karena kami adalah pemudi-pemudi Indonesia yang alhamdulillah masih sehat, cara kedua yang dipilih (huehehe). Setelah parkir motor, kami melanjutkan perjalanan naik-turun lembah. Lebih capek, tapi menantang. Selain itu ada beberapa spot keren yang bisa dinikmati.
ZAMRUD DI UJUNG TIMUR JAWA
Setelah kurang lebih satu jam berkutat dengan debu, naik turun lembah, main ayunan di hutan, mainan batu di pantai.......cahaya kehijauan bersilau di antara dedaunan. Kami disambut oleh palang merah yang menancap gagah di mulut semak belukar. Segala penat, lelah, dan kegemporan sirna tersapu suara ombak yang mendesir mengusap pasir pantai.
Mata gue langsung terpancang pada tulisan di bagian bawah, "DON'T LEAVE ANYTHING BUT FOOTPRINT, DON'T TAKE ANYTHING BUT PICTURE". Yang artinya, 'jangan tinggalkan apapun kecuali jejak kaki, jangan ambil apapun kecuali foto'. Gue benar-benar serius dalam hal ini. Sedih rasanya melihat sampah-sampah bekas makanan atau apapun di setiap tempat wisata yang gue datangi. Perih rasanya melihat langsung ada pengunjung yang buang sampah sembarangan. Padahal tak jauh dari tempat mereka disediakan tong sampah. Bilapun tidak ada, sampah itu adalah kewajiban mereka. Dan pengunjung lain berhak menikmati tempat wisata yang bebas dari sampah.
Jadi, saling memenuhi hak dan kewajiban masing-masing. Kadang gue berusaha untuk tidak memikirkan ini, 'yaudahlah yaaa, pokoknya gue sendiri sudah buang sampah di tempatnya'. Tapi sayangnya gue tidak bisa menghentikan rasa kesal itu, phew.
Dengan tulisan ini, siapapun yang membaca, ayolah gue mohon....tumbuhkan kesadaran diri, bahwa kita secara personal sangat berperan penting dalam melestarikan dan merawat kelestarian alam. Dengan cara apa? Gampang, buang sampah pada tempatnya. Ga muluk-muluk membangun fasilitas atau akses yang bagus. Itu mah urusan pengelola/pemerintah.
Cek di sini Itinerary Trip Banyuwangi Tanpa Travel Agen 4D3N!
Sejenak gue menghentikan langkah, menyapukan penglihatan sepanjang mata memandang. Menghirup aroma asin laut yang terpapar sinar matahari. Gue berdecak kagum demi melihat perairan Teluk Hijau yang berkilau layaknya zamrud. Buih-buih ombak berkejaran menyapa bibir pantai dengan mesra.
Airnya bening kehijauan, dengan sapuan ombak yang tidak terlalu ganas.
Setelah meletakkan tas dengan aman, gue segera melepas alas kaki dan berjalan menyusuri pinggir pantai merasai pasirnya yang cenderung putih bersih dengan tekstur lembut. Masya Allah....Oh My God, I'm fallin love with this place! Rasanya perasaan gue terekonsiliasi dengan kecepatan super.
Apalagi ketika gue menemukan ada sebuah air terjun mini dengan ketinggian sekitar 8 meter. Air mengucur deras dari tebing di pinggir pantai, membentuk suatu kubangan kecil di bawahnya. Epik banget kan? Gue lihat ada beberapa orang yang membasuh badan di sana. Mau nimbrung, tapi gue kalau kena air jadi putri duyung. Huehue.
AWAS MONYET!
Setelah kemarin gue dikecengin sama si Abdul (monyet Baluran), ternyata pesona gue juga mencyduk monyet Teluk Hijau. Gah. Tas kamera yang cuma direkatkan dengan resleting terbuka, diobrak-abrik sampai charger+baterai kamera berceceran. Alhamdulillah jatuhnya tidak jauh dari tempat menggantung tas.
Saran gue, hati-hati sekali menyimpan dan menjaga barang bawaan, apalagi makanan. Bukan was-was sesama pengunjung, tapi lebih ke monyetnya. Ganas sekali mereka tuh. Ketika pulang kembali ke parkiran atas, kami barengan dengan sepasang suami istri. Nah si tante ini membawa kantung plastik yang berisi sepatu. Kami enak-enak jalan, sampai tiba-tiba ada seekor monyet yang berlari dari kejauhan hendak menyerang si tante dengan target kantung plastik itu. Alhamdulillah si oom tanggap dan langsung menggeplak si monyet dengan tas punggungnya. Fiuuuh, nakutin heee.
Tante Menik dan oom minta difotoin.
Senang sekali rasanya bila dalam suatu perjalanan, bukan hanya menjelajahi tempat baru, namun juga mendapat kenalan baru. Si oom ini ketika masih muda adalah seorang pendaki handal yang pernah mendaki sampai Cartensz, puncak Jayawijaya di Papua. Sedangkan tante Menik, hobi jalan-jalan. Klop lah.
Gantian minta difotoin.
AFRIKA SUPER MINI TN MERU BETIRI
Pagi hari ketika sampai di gapura TN Meru Betiri, kami sama sekali tidak ngeh dengan tempat ini. Namun ketika pulang bersama dengan tante Menik dan si oom, tante Menik memandu kami main sebentar kesini. Letaknya tepat sebelum gapura di sebelah kiri. Dari jauh gue juga melihat beberapa kerbau yang sedang berjemur ala bule.
Pun sebuah pohon, yang entah gue tidak yakin jenisnya, berdiri memancang sendirian tersiram cahaya sore. Manisnya dia, macam topi nenek yang teduh.
Kamuuuhhhhhhh bikin aku makin pengen ke sini. Ini udah aku masukin list yang pengen dituju besok. Tapi karena cuti cuma dapet seminggu jadi pilah-pilah lagi. Hmmmn bakal sempet ke sini ga yaaaa?
ReplyDeleteBtw, insya Allah senin-selasa aku di batu dan malang.
Sok atuh teeeh. Sama siapa aja emang?
DeleteEh itinerary nya kemana aja? Kalau dari kota Banyuwanginya, sekitar 2 jam naik motor.
Senin-Selasa tanggal berapa teh? Ih yuk main! Mau kemana rencananya?
Aku berdua suami, tujuan pulang ke mertua di Bondowoso, tapi mampir-mampi. Sabtu, 4 Feb ke Solo, Minggu nya ke Batu. Senin 6 Feb main di batu, malemnya nginep di Malang, blom tahu mau kemana dan nginep dimana ahahahahahaha Selasa, 7 Feb siang udah menuju Jember.
DeleteKe Batu ke Coban Rais tuh teh, lagi booming banget...atau ke museum angkut hehe.
DeleteNtar di batu cobain Bakso De Stadion deh, ada baso keju sama baso mozarella *.* recommended!
nginep di daerah Lowokwaru tuh kan daerah universitas, banyak mahasiswa, ada penginapan...kalau ga salah ada yg 50k/org
Perjalanan yang asik. NEKAT YA?
ReplyDeleteAlhamdulillah iya, hehe. Nekat tapi juga penuh perhitungan XD
Deleteterimakasih sudah mampir mas!
Ini yang banyak banget monyet kan yaaaa ??? konon kata nya juga banyak penyu
ReplyDeleteIya bener mas! Beringas ganas, jones pula, sedih deh hahahaha. Kalau penyu bukan di Teluk Hijau, kudu naik lagi ke pantai Sukamade...tapi ya begitu itu, jalanannya mantap macem lintasan rail-x wkwkw.
DeleteMakasih udah mampir Mascum! Wkwkwwkwk
Za...keren banget ...sudah bisa terima klienlah :) dah mantap toh..
ReplyDeleteSelalu makasih sama compliment nya, moga" bisa ter upgrade kaya skill nya kak Dew hehehe. Amin deh amiiin, biar bisa nabung ke Greenland ;)
DeleteDingin kali..tak usah kesana...ke Denmark aja ..dekat ke Turki
DeleteNamanya jg orang belum pernah ketemu salju, jadi maunya pingin aja xD
Deletesalah ka Dew posting ttg Greenland xD
Huaaa.. jadi tambah pengen nih ke teluk ijo. Dari dulu, pantai ini yang bikin penasaran, eh pas ada kesempatan ke Banyuwangi malah bolak-balik ke Tabuhan, :(
ReplyDeleteHuaaa.. jadi tambah pengen nih ke teluk ijo. Dari dulu, pantai ini yang bikin penasaran, eh pas ada kesempatan ke Banyuwangi malah bolak-balik ke Tabuhan, :(
ReplyDeleteWaaaaaaaaa sayang banget! Padahal reachable kok, ga terlalu tersembunyi dan susah ya :/
Deletetapi insyaAllah dikasih kesempatan sama Allah mba ^_^
dan semoga Teluk Hijau tetap bagus alami sampai kapanpun :)
(eh tapi pokonya segera kesini yah xD)
Makasih udah mampiiiir :))