Gue Ditaksir Monyet Baluran! [Berkeliaran di Banyuwangi bagian 1]

Seri Berkeliaran di Banyuwangi

Bagian 1 [Taman Nasional Baluran] | Bagian 2 [Teluk Hijau] | Bagian 3 [Kawah Wurung] | Bagian 4 [Kawah Ijen]


Selamat datang di Situbondo, Jawa Timur. Gue akan mengajak anda ke sebuah tempat yang banyak pohon dan kaya akan oksigen, Taman Nasional Baluran.

Ohya, gue dah bikin itinerary main ke Banyuwangi dan sekitarnya nih. Cek di sini Itinerary Trip Banyuwangi Tanpa Travel Agen 4D3N. Sapa tau bermanfaat :)

Libur semester kali ini gue putuskan untuk mengiyakan  ajakan mba Jule main ke Banyuwangi. Dan hingga H-1 keberangkatan, gue pribadi masih belum bisa menentukan itinerary. Gue serahkan semuanya ke mba Jule, hehehe.

Dari Malang berangkat jam 6 naik sepeda motor menuju Banyuwangi. Karena berniat mampir ke Baluran, akhirnya kami ambil jalur atas atau utara melewati kota Lawang, Pasuruan, Probolinggo, Kraksaan, dan Situbondo.


Sekiranya sampai di perbatasan Besuki dan Situbondo, jam 10.30 kami beristirahat sejenak di salah satu masjid pinggir jalan. Niatnya mau tidur sebentar, eh tapi baru ingat kala itu hari Jum'at. Tentunya masjid disiapkan untuk shalat Jum'at para lelaki, akhirnya gue hanya bisa rebahan (dan terlelap sekejap) di kursi tamannya.

Lanjut perjalanan, kami lurus terus mengikuti jalan utama bermarkah ke timur menuju Baluran. Jalanannya mulus meski tetap saja ada beberapa lubang yang cukup dalam, ditemani truk-truk besar yang menggerung berat. Sampai di daerah Lewung kami melintasi jalanan yang kanan-kirinya adalah pohon-pohon besar sepi penduduk. Tak banyak kendaraan yang melintas.

Pada satu titik kami menemui beberapa truk yang sepertinya mogok sehingga mengganggu arus lalu lintas meski tidak terlalu parah. Sebelumnya kami memang sudah diperingati oleh teman, harus hati-hati di daerah ini karena sebenarnya hampir tidak ada pemukiman. Sehingga susah kalau ada apa-apa.

DSC_0177


Sejam kemudian sampailah kami di daerah Taman Nasional Baluran. Dengan IDR 20K, gue, mba Jule, dan satu sepeda motor diijinkan untuk masuk. Waktu gue melirik daftar harga pengunjung, cuma bisa meneguk ludah. Wisatawan mancanegara dikenakan biaya sebesar IDR 225K pada hari libur, sedangkan wisatawan lokal IDR 17.5K, jauh sekali ya perbedaannya. Tapi setelah dipikir-pikir, misal dipukul rata dengan dollar, ya hitungannya sepadan. 

Gerbang masuk menuju Taman Nasional Baluran ada dua, yakni berada di 7°55'17.76"S dan 114°23'15.27"E.

Taman Nasional yang meiliki luas 25.000 Ha ini sangat menawan di mata gue. Dari gerbang masuk, kami harus melewati jalan makadam selama hampir satu jam! Awalnya beraspal, kemudian berbuah menjadi tanah dengan kerikil di sana-sini, kemudian berganti menjadi jalan berbatu. Mba Jule bercerita, bahwa tahun 2015 jalanannya tidak separah itu melainkan mulus. Kasihan si motor......

Gue sangat menikmati perjalanan di hari aktif kerja/sekolah, sepi! Beberapa kali motor melewati sekumpulan kupu-kupu kecil berwarna kuning dan putih sehingga mereka menghambur seperti guguran daun di musim semi #tsaaaaaah.

DSC_0164

Akhirnya setelah melonjak-lonjak di atas sepeda motor, kami sampai di zona vegetasi sabana yang dipenuhi oleh semak perdu diselingi pohon-pohon besar. Nama Taman Nasional  Baluran diambil dari nama gunung yang berada di daerah ini, yaitu gunung Baluran.

DSC_0166


Langit biru cuaca cerah dengan tanaman yang menghijau di musim hujan ini menyambut kedatangan kami dengan sukacita (hahahahaha). Setelah memarkir motor, mulailah kami eksplorasi! Dari jalanan, sabananya dibatasi oleh potongan-potongan kayu setinggi sekitar 30 cm dengan kawat berduri. Tanpa berpikir apa-apa kami masuk dan lari-lari di sana.

DSC_0171


Pohon ini mengingatkan gue pada sepucuk pohon di bukit Merese, Lombok. Sendirian.

DSC_0180


Itulah gunung Baluran, si gagah yang menyumbang nama untuk Taman Nasional ini. Yang baju biru itu peri gunung yang kebetulan lewat, maklumin aja. Berkunjung ke Taman Nasional Baluran paling baik pada bulan Maret hingga Agustus setiap tahunnya. Musim kemarau akan memberikan cuaca cerah dan semangat yang indah :) #tsaaaaaah.

DSC_0204


Gue sangat bersyukur kepada Allah dengan cuaca pada hari itu. Teriknya membuat biru langit kontras dengan hijaunya rerumputan, berharap pulang nanti minus mata bisa berkurang, amin. For your information, Taman Nasional Baluran memiliki sekitar 444 jenis tumbuhan. Dan diantaranya merupakan tumbuhan asli yang khas dan mampu beradaptasi dalam kondisi yang sangat kering. 

Tumbuhan khas tersebut antara lain:
  1. Widoro Bukol (Ziziphus rotundifolia)
  2. Mimba (Azadirachta indica)
  3. Pilang (Accacia leucophloea)
DSC_0196


Perkenalkan, dua peri gunung yang sedang bercengkrama membicarakan bagaimana perjalanan selanjutnya pergi ke dataran tinggi Banyuwangi sana.

IMG_1336


Gue pernah menonton video behind the scene nya National Geographic di youtube. Memang harus jumpalitan dan 'berteman' dengan tanah plus rumput. Dan demi mendapatkan hasil gambar (yang diekspektasi) dengan sudut pandang baru, gue mencoba untuk berkomunikasi lebih instens dengan bumi. Hasilnya adalah foto rumput yang tadi, tiga foto ke atas. Entah mengapa gue jadi merasa lebih down to earth, alhamdulillah.

IMG_1343

Terimakasih Baluran atas oksigen bersihnya!


Tahu tidak? Taman Nasional Baluran merupakan rumah bagi sekitar 25 jenis mamalia. Antara lain Banteng si maskot, Kerbau, Ajag, Kijang, Rusa, Macan Tutul, Kancil, dan Kucing Bakau. 

Perhatian untuk kawan-kawan sekalian, jangan contoh gue berkeliaran di padang sabana di sini yah. Jadi keesokan harinya setelah berbagi cerita dengan penjaga homestay tempat gue menginap di Banyuwangi, masuk ke daerah yang sudah dipagari kawat berduri sangat berbahaya. Pada saat rumput menghijau, sangat tidak aman masuk ke padang rumput karena banyak ular kobra.

Pada saat itu kami memang tidak mengerti dan mengabaikan pagar kawat berduri. Kami pikir itu hanya batas untuk kendaraan bermotor supaya tidak keluar masuk sembarangan. Ternyata di bagian yang banyak kerangka kepala binatang (gulir ke bawah untuk melihat fotonya), memang ada papan peringatan untuk tidak mendekati padang rumput.

Yang bikin heran, mamas homestay nya bisa tahu kami main-main selonjoran di padang sabana. Padahal saat itu hanya kami berdua dan beberapa orang yang seliweran. Tak banyak orang. Gue curiga jangan-jangan kami ditempeli transmitter. Apalagi, saat main kesini, kami kan belum bertandang ke homestay nya, apalagi bertemu dengan mamas homestaynya.

IMG_1349


Selanjutnya kami menuju pos pengamatan Bekol. Di area ini terdapat fasilitas pengamatan satwa seperti ayam hutan, merak, rusa, kijang, bateng, kerbau liar, dan burung. Selain itu juga terdapat wisam peneliti, wisma tamu, dan menara pandang. Anda bisa menginap di Taman Nasional Baluran menempati wisma tamu dengan harga yang cukup murah. Satu kamar dua kasur seharga IDR 200K, atau kamar yang lebih besar bisa cukup untuk 4 orang IDR 400K.

Sebelum naik ke menara pandang, mba Jule shalat di mushalla yang disediakan pihak pengelola Taman Nasional Baluran. Kamar mandinya bersih dan nyaman!

IMG_1381


Ini dia menara pandang dua lantai di pos pengamatan Bekol. Tangganya agak curam, hati-hati ya!

DSC_0211


Wah, MasyaAllah....indah nian pemandangan dari menara pandang ini. Memang dari tempat parkir pos pengamatan, gue dan mba Jule harus menapaki bukit-yang tidak terlalu tinggi sebenarnya-untuk mencapai menara pandang. Sabana menghijau terbentang dengan pohon-pohon besar yang nampak seperti bonsai dari atas sini. Terlihat jalan menuju pantai Bama membelah sabana.

DSC_0215


Dari kejauhan bisa dilihat sekumpulan kijang dan banteng yang sedang memamah biak.

DSC_0219

[apa yang anda pikirkan?]

DSC_0228


Gue tidak tahu pasti ini jenis serangga apa, tapi terlihat seperti lalat. Yang bikin takjub adalah warna biru keungunan neonnya yang bercahaya. Bagus ya.  Sepertinya harus belajar lagi, ada yang bisa menjelaskan? Baru kali ini gue nemuin yang seperti ini. Atau main gue kurang jauh?

DSC_0244


Puas main-main di menara pandang, kami turun ke bawah menuju sebuah titik di mana ada beberapa kerangka kepala binatang (sepertinya banteng) yang dipajang rapi. Ini adalah salah satu titik yang paling sering dijadikan tempat foto oleh pengunjung. Semuanya diikat erat dengan kawat, kecuali satu itu yang di bawah. Bisa jadi properti foto, tapi beraaatt.

DSC_0246

Gue jadi penasaran akan tiap-tiap kerangka kepala hewan-hewan ini. Bagaimana kisah hidup dan mati mereka? Hmmmmm.

DSC_0247


Masih ingat jalan kecil cokelat membelah sabana yang kita lihat dari menara pandang tadi? Nah inilah dia. Ohya, setelah bertanya pada mamas penjaga pos pengamatan, ternyata jalan rusak dari gerbang depan menuju tengah Taman Nasional Baluran hanya terjadi apabila musim hujan. Mamasnya menjelaskan bahwa tanah di sini tidak stabil hingga membuat jalannya tidak mulus. Nanti musim kemarau, insyaAllah akan diperbaiki lagi.

DSC_0255

Gue jadi teringat dengan wallpaper desktop windows xp yang ituloh! [pasti tau kan].


Taman Nasional Baluran dibagi menjadi beberapa zona berdasar SK. Dirjen PKA No. 187/Kpts./DJ-V/1999 tanggal 13 Desember 1999 yang tersiri dari:
  1. Zona inti (12.000 Ha.)
  2. Zona rimba (5.537 Ha., perairan 1.063 Ha dan daratan 4.574 Ha.)
  3. Zona pemanfaatan intensif (800 Ha.)
  4. Zona pemanfaatan khusus (5.780 Ha.)
  5. Zona rehabilitasi (783 Ha.)
IMG_1425

Okay, background nya jangan sampai lolos.


Departemen Kehutanan sebagai pengelola Taman Nasional Baluran juga menyediakan perizinan untuk beberapa kegiatan dengan membayar retribusi. Seperti keperluan syuting film (IDR 10.000K), video komersial (IDR 1.000K), pemotretan pre-wedding (IDR 250K), dan lain-lain.

IMG_1403

Halo, perkenalkan nama gueh Abdul. Jadi, bagi siapapun yang berkunjung ke Taman Nasional Baluran diharapkan kehati-hatiannya. Banyak sekali uneducated monkey di sini (istilah darimana ini wkwkw). Botol air mineral yang gue letakkan di tanah sampai di ambil dan digigit-gigit. Mungkin karena tidak bisa dibuka, akhirnya dibuang lagi, alhamdulillah.

Cukup menakutkan sebenarnya. Ada yang ketika diusir, mereka takut. Nah ketika melanjutkan perjalanan ke Pantai Bama, gue bertemu dengan seekor monyet (yang sudah tua) beringas. Tas punggung gue ditarik-tarik heuheu. Karena kaget, akhirnya gue lempar tas tersebut. Niatnya meninggalkan tas di sepeda agar bisa leluasa jalan-jalan di pantai, namun tidak jadi.

DSC_0259


Pantai Bama berpasir cokelat cenderung abu. Termasuk dalam pos pengamatan dan wisata bahari, di Pantai Bama ini anda dapat menyelam/snorkeling dengan biaya sewa snorkel sekitar IDR 75K. Selain itu bisa juga memancing dan menyaksikan atraksi kawanan kera abu-abu yang memancing kepiting/rajungan dengan ekornya pada saat air laut surut. 

Ketahuilah teman, Pantai Bama ini sangat sayang dilewatkan. Hampir-hampir gue gak mendengar bunyi ombak saking sopannya. Airnya pun jernih. Sangat menggoda! Namun dikarenakan halangan biologis, gue harus memendam keinginan itu dan berjanji akan kembali lagi suatu hari dan berenang di sini!

DSC_0265


Dari Pantai Bama, dengan berjalan kaki kita bisa melipir ke kanan menyusuri hutan bakau menuju tempat ini. Mendung yang datang ditambah hanya kami berdua pengunjungnya membuat suasana seram dramatis. Cerita mba Jule tahun 2015 kemarin kesini, dari Pantai Bama kita bisa berenang melipir kesini.

IMG_1449


Pokoknya harus selalu waspada dengan monyet. Di dekat pantai gue kembali didatangi oleh monyet ganas. Diusir 'shuh shuh' tidak bisa, malah makin menampakkan giginya. Alhamdulillah ada mamas-mamas baik yang mengusir monyet dengan sebilah bambu. Serius, nyeremin! Sekiranya jangan ada barang-barang di kanan-kiri saku tas, dikira makanan.

Karena langit semakin menggelap, dan benar saja tak lama kemudian hujan turun, sekitar jam 3 kami memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju Banyuwangi. Baru menyadari bahwa jarum indikator bensin sudah berada di baris merah, kami kelabakan memacu sepeda motor di jalanan berbatu licin.

Sambil komat-kamit membaca do'a dan istighfar kami menyusuri kembali jalanan yang tadi. Tak peduli sudah jalan makadam yang menyiksa pantat. Tak peduli pula pada perasaan sepeda motor yang berkali-kali terantuk batu. Yang penting sampai di depan gerbang! Ya bagaimana tidak khawatir, hari itu sepi pengunjung, jelas tak ada orang  yang bisa membantu kalau ada apa-apa.

Satu jam bagai selamanya. Gue yang berkali-kali melirik indikator bensin akhirnya pasrah menikmati hujan di Taman Nasional Baluran.

Dan ketika mendapati gardu selamat datang, kami menghela nafas lega. Alhamdulillah.......Allah masih sayang kami. Tak bisa dibayangkan harus mendorong sepeda motor di jalan yang kanan kiri pohon lebat. Syukurnya lagi di dekat gerbang masuk Taman Nasional Baluran ada pom bensin.

Masuk kota Banyuwangi sekitar jam 4 sore lanjut mencari Koko Homestay yang akan menjadi tempat tidur kami dua malam ke depan. Terletak di dalam area Stasiun Karangasem, gue rasa Koko Homestay lumayan nyaman sebagai tempat singgah. Dengan harga IDR 100K kami mendapat satu kamar dengan spring bed ukuran queen cukup untuk dua orang dengan fasilitas kipas angin, meja, dan lemari. Sayangnya kamar mandinya berada di luar.

Info lebih lanjut silahkan menghubungi nomer +62 838-4711-6110. Bilang saja, tahu Koko homestay dari mba-mba dua dari Malang yang naik sepeda motor waktu itu. Siapa tau diberi diskon (bercanda!) hehehe.

DSC_0268
Rujak soto daging komplit
Seperti biasa, kalau sedang main kami pasti lupa dan mengakhirkan urusan perut. Setelah shalat maghrib dan menjama' dengan isya, kami keluar menuju pusat kota Banyuwangi yang tak disangka lumayan sepi. Sampai di taman Blambangan kami memutar lagi ke Alun-alun sampai ke taman Sri Tanjung. Begitu terus beberapa kali karena tidak menemukan tempat makan yang pas.

Sedang berada di luar kota, tak lengkap bila tidak mencoba masakan khasnya kan? Kami sudah mengantongi beberapa nama makanan seperi Nasi Tempong, Sego Cawuk, dan Rujak Soto. 

Akhirnya setelah capai berputar-putar kami menemukan warung bagus yang menyediakan Rujak Soto. Dibandrol dengan harga IDR 25K, anda bisa mencicipi semangkuk rujak soto daging yang komplit. Menurut gue rasanya lebih ke rujak dengan bumbu kacang yang pedas sih. Dan gue sendiri memilih soto ayam biasa dengan harga IDR 10K.

DSC_0267
Soto Ayam
Alhamdulillah kenyang! Saatnya kembali ke homestay untuk istirahat. Menyiapkan energi untuk perjalanan esok hari!

16 comments:

  1. Aku mau ke sini lagi!!!! Tempat ini memang cantik ya.
    Eh tapi jangan lupa, Taman Nasional Baluran kalau secara geografis masih milik Situbondo ya ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tahun ini yuk teh diagendakan wkwkwkw xD
      iyanih, lagi ijo.....jadi penasaran waktu menguning kayak apa. Kan julukannya 'Afrika Kecil di Ujung Jawa' ^_^
      hhee iya.

      Delete
  2. Musim hujan aja baguuuus, apalagi pas lagi musim kemarau pasti lebih dramatis ya.

    ReplyDelete
  3. Replies
    1. Ada masukan nama lain? DIAJARIN TATA KRAMA LAH PONAKANNYA ITU MBA -_-

      Delete
  4. Udah dengar cerita taman nasional Baluran dari ponakan yang KKN di sana. TEmpatnya sepi dan seram katanya, karena jauh dari peradaban. Alhamdulillah selamat dan pulang dengan cerita segudang, aamiin. Tapi penasaran juga dengar ceritanya ttg pantai cantik yang ada di sana

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang bu, sepi sekali.....waktu itu paling hanya 5 rombongan yang saya temui, tapi katapengawasnya memang krn hari libur. Yang lumayan banyak malah wisman. Iya, cantik sekali.....silahkan segera dibuat itinerary kesini :)

      terimakasih sudah mampir bu ^_^

      Delete
  5. Replies
    1. Alhamdulillah~ masih diberi kesempatan Allah untuk menikmati alam yang indah, hehe. Semoga selalu lestari hingga anak cucu wkwkwkw xD

      terimakasih sudah mampir mba ^_^

      Delete
  6. Photo-photomu cakep ciint...suka tonenya ;) pake kamera apa?

    ReplyDelete
    Replies
    1. /gegulingan/
      satu selera sama fotografrer+blogger favorit! Uyeeeaaa xD
      pake Nikon D5300, samaan kan ya kak xD

      Delete
  7. gaya tulisannya keren mbak :D bikin gak bosen kalau baca, btw untuk mobil apa diperbolehkan masuk sampai pantai bama mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ehehehhe, alhamdulillah, terimakasih mas. Senang kalo tulisan saya bisa menghibur dan bermanfaat wkwk. Boleh-boleh, ada tempat parkirnya kok.

      Btw terimakasih dah mampir :)

      Delete

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya.

Bila berkenan sila meninggalkan komentar, supaya; 1) saya bisa tahu kamu, kita berkenalan, saya mampir ke blog kamu, kita menjadi teman! 2) beritahu saya apabila ada kritik dan saran.

Sekali lagi, terimakasih banyak :)

Instagram