Siang ini aku akan pergi ke Malang. Seperti biasa, megendarai sepeda Ninja-ku yang tak lekang oleh waktu, yang tahun perakitannya sama dengan tangisan pertamaku di dunia #tsaaaah. Setelah beberes dua tas dan beberapa kantong plastik besar, aku harus mampir ke beberapa tempat untuk menyelesaikan beberapa urusan.
Ketika akan masuk ke lajur lingkar timur di Sidoarjo, sebuah sepeda merah tiba-tiba merapat. Aku kaget 0.0~ eh ternyata abiku sayang. Kami berhenti di tepi jalan yang sekiranya aman.
"Sudah mau beragkat ke Malang ini?" tanya abi.
"Iya bi."
"Nggak ada yang ketinggalan? Hape? Laptop?"
"Nggak bi, udah semua insyaAllah."
"Yaudah hati-hati ya. Jangan balapan."
"Hehe iya iya," kataku sambil meringis. Gak bisa janji soalnya ._.
"Yaudah hati-hati ya, beneran jangan balapan, santai aja."
"Iya bi....yaudah bi ya, assalamualaikum." Kucium tangannya.
"Waalaikumussalam. Jangan lupa kabari kalau sudah sampai."
"Okeeeeee."
Abi manusia biasa, akupun sering sebel sama abi (abi pun juga begitu ke aku, hehe). Tapi aku saaaayaaaaaang abi
sekilas tadi bahkan aku merasa, aku tak butuh lelaki lain selain abi. Eh tapi abi kan punya umik. Biarin deh, yang penting aku sayang abi
sama umik juga
sama adik-adik juga
sama semuaaanya
.





(bi, tadi maceeettt banget mulai dari jembatan Porong. Aku gak balapan sih, tapi nyelip-nyelip di antara truk-truk gede xD hehe).
Kemudian aku memacu sepeda motor, menunggu jalanan sepi agar bisa menyebrang ke lajur satunya. Kulihat dari spion abi masih menungguku. Hingga kemudian aku menyebrang, aku masih melihat sosoknya dari spion.....hingga aku yang menghilang dalam kecepatan.
Apakah aku balapan? Tidak. Cuaca terlalu hangat. Aku berpotensi mengantuk parah. Dan kecepatan tinggi+ngantuk adalah perpaduan yang membahayakan.
Sepanjang perjalanan hatiku berdesir. Betapa aku sayang abi! Abi selalu menungguku untuk pergi, abi selalu melepasku dengan persiapan (mengganti oli sepeda, mengisi bensin, mencuci sepedaku, mereparasi bel, rem, rantai, dan lain-lain).
Selalu abi yang berdiri di depan pagar rumah ketika aku berangkat ke Malang. Abi yang menata barang bawaanku agar aku bisa berkendara dengan aman dan nyaman dengan si Ninja. Sedih aku tuh kalau dibegitukan sama abi. Makanya kenapa mungkin aku lebih milih untuk tidak dilepas kalau pergi....sediiiiihhhh. Padahal juga nanti balik lagi, tapi tetep aja sedih.
Ya Allah, ampunilah dan sayangilah abi umik sebagaimana mereka menyuapiku, mengajariku sepeda, mengajakku jalan-jalan, menjadikanku anak yang istimewa, mengajariku Al-Qur'an, mengajariku shalat, mengajariku ayat kursi, menceritakan kisah nabi-nabi, dan lain-lain. Sayangi mereka ya Allah.....amin.
Karena sungguh.....tak akan bisa aku membalas kebaikan mereka sama persis.
Status ini dibuat sekaligus sebagai pemberitahuan (kan hapenya rusak #kode) kepada abi tersayang
kalau aku sudah sampai dengan selamat di Malang, alhamdulillah.

PS : Jadi karena tulisan ini dikhususkan untuk abi, fotonya umik di atas ditempelin stiker. Aslinya foto di atas tuh, abi lagi pelukan sama umik, hehe.
abi selalu begitu, selalu perhatian bikin diriku makin sayang sama abi,
ReplyDeleteIya makanya semua laki-laki di dunia harus jadi kesayangan anaknya heheheh
Deletemakasih sudah mampir!
Bapak emang paling keren kalo ngurusin kendaraan. Sepedaku selalu dia benerin tiap kali pedalnya kendor.
ReplyDeleteMy bapak my montir. Ntah darimana bisanya, padahal S.Pd wkwkwkwkw yosh lah, ganbatte untuk smeua bapak di dunia.
DeleteMakasih sudah mampir dek [?]
Keren penuh inspirasi. Semoga bisajadi Abi impian buat anak anak dan buat separuh jiwaku hehe..... sebuah senyum kecil untuk Abi. Kadang jadi #caraku mbalas kebaikan Beliau. Trimakasih..
ReplyDeleteAlhamdulillah :)
Deleteiya, orang tua harus bisa jadi kawan yang asyik diajak ngobrol, juga jadi idola untuk anak-anaknya xD
senang bisa berbagi ^_^ terimakasih sudah mampir