Lombok #4 Bukit Nipah dan Kripik Apel untuk Niáng rě

Seri "Puasa di Tanah Saudara" bagian 4

bagian 1 Bukit Malimbu | bagian 2 Pantai Seger bagian 3 Tanjung Aan dan Bukit Meresebagian 4 Bukit Nipah | bagian 5 Gili Air 1 | bagian 6 Gili Air 2 | bagian 7 Pulau Kenawa 1 | bagian 8 Pulau Kenawa 2 | bagian 9 Desa Mantar | bagian 10 Pantai Sekotong dan Mekaki bagian 11 Taman Narmada |

Bukit Nipah Lombok

Hari itu kami berencana pergi ke Gili Air, mengunjungi salah satu teman saya, Memy namanya. Setelah chek out dari penginapan kami menuju ke pelabuhan Bangsal. Sekalian mampir ke bukit Nipah yang berada dalam satu jalur.

Jadi ceritanya ketika hari pertama touchdown di Lombok, kemudian sore harinya asyik berburu sunset di daerah Senggigi lanjut bukit Malimbu dan Nipah, lupa untuk menjelajahi satu titik keren--di bukit Nipah--yang sebelumnya mba Jule cari lewat internet. Sayang sekali ketika momen golden sunset di hari pertama kami tidak turun ke bukitnya. Akhirnya kami putuskan sebelum menyebrang ke Gili Air--juga karena masih satu jalur--, harus menikmati pagi meski sebentar di bukit Nipah.

Sepanjang perjalanan menuju bukit Nipah kami disuguhi oleh pemandangan pesisir pantai di pagi hari yang cerah. Meski dekat dengan pusat kota, airnya sangat jernih! 

Berhenti lagi sejenak di gardu pandang Makam Batu Layar
Ombaknya lumayan tenang
Pemandangan yang timbul tenggelam sepanjang perjalanan

Hari Senin di bulan Ramadhan yang sepi. Ketika parkir, mamas tukang parkir menyapa kami. Masih ingat ternyata. Jadi dua hari yang lalu ketika sore-sore kami ngelayap ke bukit Nipah, seperti ini ceritanya :

Hari sudah mulai gelap, kami berencana kembali ke penginapan, namun saya teringat suatu hal...

"Eh mba, bukit Nipah yang kaya di foto mana ya?"

"Katanya sih daerah sini."

"Itu bukan sih mba? Kaya ada jalan turunan masuk gitu di antara warung-warung."

"Iya kali, yuk kesana."

-jalan dengan enaknya--

"Eh mba mau kemana?" kami ditegur mamas tukang parkir.

"Kesitu ada jalan ke bukit Nipah ya mas?"

"Iya, tapi ini udah mau buka mba."

"Ohya pak, maaf, hehe."

Saking terlenanya sampai tidak sadar pengunjung sudah mulai sedikit.

Itulah sekelumit latar belakang kisah balas dendam. Pokoknya nanti waktu ke Gili Air, kudu mampir ke bukit Nipah!

"Wah mba, mau turun ke bukit Nipah nih sekarang?"

Kami cuma nyengir. Mamasnya yang baik hati mengantarkan kami ke bawah.




Saking baiknya sampai mengikuti ke bawah dan menawarkan diri untuk memotret kami. Makasih ya mas!
Dan, inilah dia, bukit Nipah. Epic.
Satu lajur,
dibentengi nyiur,
merangkai langkah menuju Gunung Agung.

Langit bagai menyatu dengan laut dan tepat di tengah di antara pohon kelapa yang melambai ringan, kita bisa melihat siluet Gunung Agung yang berada di daratan Bali. Indah sekali.




Mamang baik hati, buktikan sendiri *?*


Lihat air biru yang bening sampai geregetan pingin nyemplung. Heran, air sebening ini kok tidak ada yang berenang. Nyeletuk bertanya ke mamasnya,

"Ini ngga ada yang berenang? Airnya jernih banget padahal...."

"Ya, orang sini sudah biasa lihat pantai begitu."

Seandainya dekat rumah....mungkin tiap akhir pekan saya jabanin berendam disitu.

"Nid Nid, sana pose yang bener sama objeknya. Bagus tuh!"
"Iya mba, kaya photographer-nya National Geographic."


Nah, ceritanya nih, ketika saya dan mba Jule asyik foto sana sini, datang segerombolan wisatawan asing. Awalnya cuek saja. Kemudian mamas tadi menyapa dan mengobrol dengan mereka.

Saya salut dengan mamas tukang parkir ini. Beliau masih muda dan ramah pada siapa saja. Buktinya tidak membedakan mana yang produk lokal--saya dan mba Jule--dan interlokal--wisatawan asing--, haha. Dan lagi, beliau memiliki inisiatif untuk berinteraksi dengan wisatawan meski--bukannya merendahkan--, grammar dan pronunciationnya kadang kurang tepat. 

Namun untuk suatu interaksi non-formal yang akrab, saya rasa tidak perlu sepanjang kedua belah pihak saling mengerti maksudnya. Modal berani nyapa, modal SKSD!

Saya juga ingin numbrung ngobrol dengan wisatawan asing yang ternyata dari Cina tersebut, tapi malu. Sampai mamasnya nyeletuk sambil menunjuk saya yang kebetulan berada di dekat mereka.

"She is student...ya...ya"

Thanks God,
lewat mamas tadi akhirnya saya ujug-ujug nimbrung dalam bahasan mereka.

Saya memperkenalkan diri, saya jelaskan bahwa saya dari Jawa dan berkuliah di Malang. Eh ternyata ibu tersebut dan rombongannya juga sempat ke Malang walau sehari untuk mengunjungi Makchung University. Kami mengobrol tentang Malang dan beberapa hal lain. Beliau sangat ramah!

Saya juga menunjukkan kemampuan berbahasa Mandarin yang sangat terbatas. Hanya satu ungkapan, 'wo pu ce tau'. Entah bagaimana pengucapan dan intonasinya. Ini adalah satu kalimat yang paling saya ingat, haha. Artinya sungguh tidak relevan, 'aku tidak tahu'.


Ini bukan pencitraan, sungguh.
Take a picture together is a must!
Excuse me for the bad quality. Aslinya nge-blur parah, skill ngedit ga jago, begitu deh -_-v

Ketika akan meninggalkan bukit Nipah, saya ingat mba Jule membawa beberapa camilan khas Malang di jok motor. Akhirnya saya beri ibu tadi dua bungkus kripik Apel dari Malang. Saya senang sekali ternyata ibu tadi terlihat bahagiaaa *lol*, sampai-sampai kami dirumpik dengan teman-temannya yang lain menggunakan bahasa Cina, I had no idea at all.

Saat pamit pulang, saya dan mba Jule digeret untuk foto bareng. Awalnya bertiga, kemudian berlima, kemudian berberapa, kemudian bersepuluh!

Saya tersenyum keki, 'ini yang wisatawan asing siapa dah'.

Malah kami yang 'merasa' seperti turis asing, heheh.

Tak hanya dijepret dari depan oleh bapak itu, sebenarnya dari samping ada lagi bapak-bapak yang memfoto kami berkali-kali dari samping, wkwkwkw.
Indahnya berbagi. Lain kali kalau pergi jaaauh, bawa saja oleh-oleh ringan, kemudian dibagikan pada siapa saja yang terlihat menarik--what--, haha bercanda.

Lombok, [16.06.13]

1 comment:

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya.

Bila berkenan sila meninggalkan komentar, supaya; 1) saya bisa tahu kamu, kita berkenalan, saya mampir ke blog kamu, kita menjadi teman! 2) beritahu saya apabila ada kritik dan saran.

Sekali lagi, terimakasih banyak :)

Instagram